ini Berjudul ” Cerita Sex Perawani, Tapi Jangan Hamili Win ” Kisah Sex ini berawal ketika tetangga di sekitar kostku, Tante Lela, yg berstatus janda beranak satu, memintaku untuk menyerahkan private Matematika untuk Wina, anak perempuannya yang waktu tersebut duduk di ruang belajar 3 SMP, sebab katanya, anaknya memiliki kekurangan di dalam mata latihan Matematika, diperbanyak lagi dengan kekhawatiran bakal tidak lulus dalam ujian nasional.
Permintaan itu aku tanggapi dengan baik, dan lebih pada kemauan untuk menutupi keperluan hidup keseharian sebagai seorang mahasiswa yang hidup jauh dari keluarga. Apalagi latihan yang diminta pun memang cocok dengan jurusan yang kuambil di kampus, jadi tidak jadi masalah bagiku.
Sesuai dengan jadwal private yang sudah disepakati, yakni jam 08.00 malam, dua kali seminggu, aku datang ke lokasi tinggal tetanggaku tersebut. Karena jaraknya yang melulu terhalang oleh sejumlah rumah saja dari kostku, maka aku melulu mendatanginya dengan jalan kaki, itung-itung ngirit bensin… Lumayan lah! dengan gaji 50ribu – per pertemuan, aku dapat menghitung berapa penghasilanku per bulan.
KLIK DI SINI UNTUK MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
Pada tadinya semua berlangsung lancar, laksana layaknya private pada umumnya. Sekitar pukul 09.30 atau kadang molor hingga jam 10.00 malam, barulah aku mohon izin pulang. Sampai pada sebuah malam, cocok dengan jadwal, aku datang ke lokasi tinggal tetanggaku tersebut, dengan maksud menyerahkan private pada anaknya, namun ternyata yang ada melulu Tante Lela. Katanya sih si Wina terbit dengan temannya sebab suatu keperluan. Kata tante Lela, barangkali sebentar lagi pun pulang. Sementara menunggu, Tante Lela menyuguhkan secangkir teh hangat dan tidak banyak makanan kering kepadaku. Dalam selang waktu tersebut terjadi pembicaraan kecil antara aku dan tante Lela.
“Silahkan diminum airnya, nak Rey!” kata tante Lela.
“Iya, Tante!” jawabku sambil memungut gelas mengandung teh hangat yang terdapat di depanku.
“Sudah semester berapa sekarang?” tanya Tante Lela mengawali percakapan.
“Sudah semester akhir sih, Tante! cuman… Skripsi saya belum selesai.” jawabku agak malu-malu sambil menempatkan kembali gelas teh ke atas meja.
“Wah… nyaris selesai dong! Kalau telah lulus, nggak terdapat lagi dong ngasih private bikin Wina…” kata Tante Lela
“Ah, masih lama pun sih, Tante! Mungkin duluan Wina lulus ketimbang saya…” jawabku merendah
“Hahaha… betah kuliah ya? nggak kepingin merit?” Tanya Tante Lela yg cukup mengagetkanku.
“Hehehe… pingin sih, Tante! Tapi kerja aja belum, masa dah mikir merit…!?” Jawabku.
“Kamu tersebut gimana sih? ntar nyesel nunda-nunda kawin…” kata Tante Lela menggodaku. “nyesel kenapa, Tante?” tanyaku.
“Dasar anak muda! Kawin tersebut enak lho…!!” kata tante Lela.
KLIK DI SINI UNTUK MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
“Hahaha… bila mikir gitu2nya aja sih memang enak, Tante! namun tanggung jawabnya kan besar kan, Tante!?” Jawabku.
Tiba-tiba Tante bangkit dari lokasi duduknya, kemudian ia duduk di sampingku. Aku terkejut dengan apa yang dilaksanakan oleh Tante Lela, namun tiba-tiba ia berbisik di telingaku…
“kalau anda mau, anda nggak butuh mikir masalah tanggung jawab, nak Rey!” begitu bisik Tante Lela di telingaku.
Seketika tersebut juga, tiba-tiba tangannya menyentuh kemaluanku yang istirahat di balik celana jeans yang ku kenakan.
“Tante! bila Wina datang gimana?” tanyaku bakal gugup dengan aksi Tante Lela terhadapku. Mendengar pertanyaanku itu, Tante Lela mendorong tubuhku sampai terbaring di Sofa, dan menindih tubuhku kemudian kembali berbisik.
“Tenang saja! Semua telah tante rencanakan. Wina tidak akan kembali ke lokasi tinggal malam ini, sebab ia sedang ada pekerjaan Camping di sekolahnya. Tadi sore, Wina pesan sama tante, mohon tolong mengucapkan ke anda bahwa private malam ini ditiadakan dulu…” Penjelasan tante itu lumayan mengagetkanku. Dalam perasaan gugup bercampur birahi yang menggoda, tiba-tiba tante Lela yang duduk di atas tubuhku yang tergeletak di sofa ruang tamu itu, tante mencungkil bajunya sampai-sampai payudara putih besar yang tertampung dalam Bra putih menjadi pemandangan langka di hadapanku. Seterusnya tante Lela mencungkil rok panjang yang ia kenakan, sampai-sampai sesosok tubuh perempuan yang melulu tertutup oleh BH dan CD menjadi pemandangan nyata di depan mata.
Sejujurnya, aku tidak hendak menyia-nyiakan peluang langka ini, namun rasa gugup dan terkejut masih menyelimuti hatiku. Di ketika itulah, tiba-tiba tante Lela berjuang membuka kancing celanaku dan menurunkan reslitingku. Dia tersenyum padaku, kemudian berkata: “Burungmu tentu sulit bernafas bila tidak dikeluarkan….” katanya. Mendengar ucapan-ucapan itu, akupun berjuang melempar senyumku dan seketika tersebut juga ku turunkan celana jeansku dan ku biarkan tante Lela yang menerbitkan penis dari celana dalamku.
Batang penisku yang telah tegang, langsung menyembul terbit setelah tante Lela menurunkan CDku. Beberapa ketika tante memandangi dan meremas batang penisku, kemudian ia membungkuk dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya. sebuah kesenangan yang tak tertahan ketika lidah tante Lela mengelus kepala penisku. Sepertinya, aku tidak dapat menahan punjak birahi yang telah berada di ubun-ubun. Akibatnya, spermaku pun terbit dengan kencang memenuhi mulut tante yang sedang asyik memainkan lidahnya di kepala penisku.
Melihat cepatnya aku menjangkau puncak, tante Lela bukannya kecewa. Ia justeru tersenyum dengan lelehan sperma di bibirnya. Tante Lela menerbitkan sisa sperma yang masih sedang di mulutnya dan meludahkannya ke batang penisku. Kemudian ia pulang mengulum penisku yang mulai melemah selama sejumlah saat.
Dengan bibir yang masih berlumuran sperma, tante Lela pulang menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, lalu menghirup bibirku. ku jajaki untuk menjawab reaksinya dengan menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku. Ku rasakan suatu sensasi yang luar biasa saat tante Lela seakan menyuruh berbagi sperma di mulutku. Aku tidak perduli dengan bau sperma yang kecut mesti masuk ke tenggorokanku, yang ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya supaya penisku dapat kembali bangkit dari kematiannya.
KLIK DI SINI UNTUK MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
Ku ku jajaki meremas-remas payudara besar yang masih terbungkus BH, suatu hal yang spektakuler yang tidak pernah ku mimpikan sebelumnya. Ternyata menjadi guru private anak tetangga merupakan mula hilangnya keperjakaanku. Tante Lela sudah merencanakan ini secara sempurna tanpa ku ketahui sebelumnya. Mungkin sebagai seorang janda, ia pun merindukan nikmatnya saat mengerjakan hubungan dengan suaminya yang sudah meninggal dunia sekitar satu tahun yang lalu.
Setelah puas berciuman mesra di sofa, Tante Lela bangkit dari tubuhku. Ia lantas menarik celana Jeans dan CDku hingga terlepas dan memintaku untuk mencungkil baju juga. ku turuti saja keinginannya, sampai aku menjadi sesosok laki-laki bugil dengan penis yang mati tergantung.
Tante Lela memegang tanganku dan menarikku mengarah ke sebuah kamar yang dapat dipastikan ialah kamar tidurnya. Setelah sedang di dalam kamar, tante Lela mencungkil BH dan CD putih yang ia kenakan. Kemudian ia berdiri di hadapanku dengan tubuh bugil. Dalam posisi berdiri, kami pulang berciuman. Lalu ia berbicara padaku:
“Rey! andai kamu telah siap, kerjakan saja yang hendak kau kerjakan dengan tante…. Tante bakal menunggu…” demikian perkataannya yang diisi dengan birahi indah. Ia lantas berjalan meninggalkanku dan mencampakkan tubuhnya di atas lokasi tidur lunak yang terdapat di kamarnya itu. Ajakan tersebut tak hendak ku sia-siakan dan hilang begitu saja. Sesosok tubuh perempuan yang siap guna dinikmati, mengapa tidak ku manfaatkan…!?
Tanpa pikir panjang, ku dekati tubuh tante Lela yang sudah terhidang siap saji guna disantap. Lalu ku mulai aksiku dari menaiki tubuh tante Lela dan menghirup bibirnya. Bibir dan lidah kami saling beradu dalam keadaan yang sarat birahi. Sambil terus berciuman, ku remas di antara payudara Tante Lela yang cukup besar dan lembek, dengan di antara tangan menopang berat tubuhku supaya tidak menindih sempurna tubuh tante Lela.
Aktivitas tersebut terus ku lakukan, sampai akhirnya batang penisku pulang terjaga dari tidurnya. Dalam suasana sarat nafsu yang tak tertahan, ku sentuh selangkangan tante Lela yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat. Ku coba guna merayap dan memasukkan jariku ke belahan di pangkal paha tante Lela. Tidak terlalu susah untuk mendapatkannya, sampai dalam sejumlah detik, aku telah sukses menenggelamkan jari tengahku di lobang vagina tante Lela. Sesaat kemudian, ku mainkan jariku di lobang yang basah itu, sehingga menciptakan tante Lela mendesah. Sepertinya dia mulai merasakan kesenangan bercinta denganku.
Sebagai seorang yang tidak pernah mengerjakan hubungan seks layaknya suami istri, aku tidak begitu memahami apa yang mesti ku kerjakan pada tubuh bugil yang saat tersebut telah siap guna ku nikmati. Yang terdapat dalam pikiranku hanyalah menikmati, dan bukan memberi kenikmatan.
Tanpa terlampau lama bermain dengan benda yang pun baru kesatu kali ku sentuh, aku mulai beranggapan untuk memasukkan penisku yang sudah lumayan keras ke dalam lobang vagina tante Lela yang kenyal dan dikelilingi oleh bulu yang lebat. Aku merubah posisi ku, lalu menunjukkan kepala penisku ke belahan di sela paha tante dengan tanganku. Mungkin sebab statusnya yang janda beranak satu, alias telah bukan perawan, batang penisku tidak terlalu susah untuk menerobos masuk ke vagina tante Lela.
Rasa yang ku dapatkan ketika menggenjot lobang vagina tante Lela yang lembat sungguh tidak dapat ku lukiskan dengan kata-kata. Batang penisku yang terjepit oleh dinding vagina yang kenyal benar-benar memaksaku untuk mengarah ke puncak birahi. Tidak seberapa lama aku mengerjakan hal tersebut, bisa ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul di pangkal penisku. Saat itulah, aku semakin menambah tempo permainanku, sampai akhirnya aku tidak tahan lagi. Ku hentakkan pantatku sekeras mungkin, sampai-sampai penisku terbenam sempurna di dalam lobang vagina tante Lela dan ku rasakan spermaku terbit dan memenuhi lobang vagina tante Lela.
Aku sama sekali tidak beranggapan akan dampak yang barangkali terjadi dengan tertanamnya sperma di rahim tante Lela, kecuali sesudah batang penisku pulang melemah dan ku jatuhkan tubuhku di samping tubuh tante Lela yang basah bermandikan keringat. Tante Lela tersenyum padaku, kemudian berkata:
“Nggak butuh belajar lama, ya?” kata tante seraya bangkit dari posisinya. Entah apa yang bakal dia lakukan, ia berdiri di atas lokasi tidur kemudian ia duduk di atas dadaku sambil menunjukkan vaginanya yang masih basah itu ke wilayah wajahku.
“Mainkan lidahmu, Rey!” Kata tante kemudian.
KLIK DI SINI UNTUK MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
Tanpa pikir panjang dan tidak sedikit tanya, ku turuti saja keinginannya, ku jilati belahan vagina tante Lela yang duduk di atas wajahku. Dengan pertolongan jariku, ku buka belahan vagina tante yang kenyal tersebut lalu ku masukkan lidahku sedalam mungkin ke lobang vagina tante Lela. Tiba-tiba ku rasakan cairan putih kental yang tidak lain ialah spermaku terbit dari lobang vagina tante Lela dan masuk ke mulutku. Meskipun agak jijik, namun aku tidak berani memuntahkannya dari mulutku. Aku melulu menahannya di mulutku seraya terus memainkan lidahku di lobang vagina yang tersingkap lebar itu.
Beberapa ketika setelah kegiatan menjilat tersebut ku kerjakan untuk tante Lela, ku coba guna kembali menjatuhkan tubuh tante Lela ke lokasi tidur. Saat itulah, pulang ku cium bibir tante Lela sambil menerbitkan sperma yang terdapat di mulutku dan memasukkannya ke mulut tante Lela. Tante Lela bukannya menolak, ia justeru menerima dan bahkan menelat sperma yang ku keluarkan di mulutnya.
Malam itu, aku tidak kembali ke kostku. Aku tidak dapat meninggalkan indahnya bercinta dengan tante Lela, Ibu dari murid privateku, sebab ia ialah wanita yang sudah merampas keperjakaanku, sekaligus orang yang kesatu memberiku kesenangan bercinta. Malam itu, aku tidak bisa tertidur. Meskipun aku tahu tante begitu lelah dan mengantuk, namun aku terus mengulangi hubungan seks dengan tante. Beberapa kali ku paksakan guna memasukkan penisku ke vagina tante Lela ketika ia tertidur, namun gesekan batang penisku di dinding vaginanya tidak jarang kali membuatnya terbangun dan kembali menyerahkan respon guna aksi ajakanku.
Seingatku, malam tersebut aku mengerjakan hubungan seks dengan tante Lela lebih dari 10 kali. Karena masing-masing kali penisku bangun, aku langsung memasukkan ke lobang vagina tante. Dari latihan malam itu, yang terdapat di pikiranku hanyalah kemauan untuk terus dapat merasakan vagina, sampai akhirnya aku sukses merenggut keperawanan Wina, putri tante Lela sendiri.
Karena seringnya bercinta dengan Tante Lela, Ibu dari murid privateku, Wina, hubungan gelap tanpa komitmen yang sekitar ini terjalin antara kami, terhirup oleh Wina. Hal ini terjadi saat suatu malam, sesudah aku menyerahkan private di lokasi tinggal Wina, hujan turun dengan lebatnya. Tante Lela menyarankan, supaya aku tidak usah kembali dulu sebelum hujan reda. Tetapi ternyata hujan tidak berhenti sampai lewat jam 11 malam. Tante Lela menganjurkan untuk bermalam saja.
Meskipun dengan tidak banyak basa-basi penolakan, namun tawaran tersebut ku terima dengan senang hati, dan memang tersebut harapanku, bercita-cita dinginnya malam dengan keadaan hujan lebat, bakal menambah estetis nuansa pencapaian puncak birahi dalam bercinta dengan janda beranak satu itu.
KLIK DI SINI UNTUK MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
Malam itu, aku melulu tidur di sofa ruang tamu, sebab memang melulu ada 2 kamar di lokasi tinggal tante Lela. Mungkin melulu sekedar mengelabui Wina yang belum tahu hubungan gelap yang ku jalin dengan Ibunya. Di sofa itu, aku terus memainkan jariku di HPku yang melulu bergetar andai ada SMS atau panggilan masuk, sebab memang aku sedang SMSan dengan tante Lela yang terdapat di kamarnya. Saling merayu di angkasa dengan bahasa yang mengoda birahi.
Setelah meyakinkan Wina tertidur di kamarnya, selama pukul 12.30 malam, tante Lela mengirinkan SMS yang berbunyi:
“Rey! kKmr Tante dong skrg, Tante dah pngin bgt nch!”
Menerima SMS itu, dengan sarat semangat, aku terbit dari selimutku dan bangkit dari sofa kemudian melangkah perlahan ke kamar tante Lela. Suasana hujan yang masih paling lebat menyerahkan keleluasaan bagiku, sebab suara langkahku tidak bakal memecah heningnya malam.
Saat aku membuka pintu kamar tante Lela, tiba-tiba Wina terbit dari kamarnya. Hal tersebut pasti saja paling mengejutkanku. Apalagi menyaksikan ekspresi keterkejutan Wina menyaksikan gelagatku.
“Kaka! tersebut kamar Mama! Kaka inginkan apa?” begitulah kata yang terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, utri tunggal tante Wina. Aku yang terkejut sebab nyaris tertangkap basah dengan desakan birahiku, langsung berjuang mencari dalil yang tepat guna jawaban guna pertanyaannya tersebut.
“Eeee….” jawabku sambil tanganku melepas gagang pintu kamar tante Lela yang kebetulan sudah terlanjur terbuka, seraya terus beranggapan keras untuk menggali alasan.
“Begini Win! tadi Kaka kira ini kamar kamu… Kata Mama kamu, Kaka diajak membangunkan kamu. Kamu diajak Mama anda tidur dengan Mama, Kaka di ajak tidur di kamar kamu… Gitu, Win! Jawabku dengan bahasa yang supaya berbelit-belit. Wina mengerutkan keningnya sejumlah saat, lalu lantas melempar senyumnya.
“Oo Iya, Kak! Kamar Wina di sini… Kakak istirahat aja di sini…. biar Wina istirahat di kamar Mama” begitu jawab Wina seraya masuk pulang ke kamarnya dengan maksud barangkali mengambil kebutuhan tidurnya.
Ku tutup pulang pintu kamar tante Lela dengan segudang kekecewaan, sebab hasrat yang memuncak tidak dapat terlampiaskan di malam yang begitu menyokong ini. Dengan tahapan lemas, ku beranjak ke kamar Wina, dan ku lihat Wina sudah siap meninggalkan kamarnya mengarah ke kamar Mamanya.
KLIK DI SINI UNTUK MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
“Silahkan, Ka!” sapa Wina mempersilahkan aku untuk istirahat di kamarnya.
“Makasih, ya Win!” sapaku ketika ia ke luar dari kamarnya. Wina melulu melempar senyum saat selesai dari hadapanku. Ku lihat dengan selimut di tangannya, ia membuka kamar Mamanya, lantas masuk dan memblokir pintu kamar Mamanya tersebut. Dengan tertutupnya pintu kamar tante Lela, maka pupuslah asa untuk dapat kembali bercinta dengan tante Lela.
Malam terus berlalu, namun aku tetap tidak dapat tertidur sebab gagalnya menculik kesempatan estetis untuk bercinta. jam 1 malam, hujan sudah berhenti, tiba-tiba HPku bergetar, dan ku lihat terdapat SMS masuk. ku buka dan ku baca, ternyata tante Lela yg mengirimnya.
“Rey! kmu psti blm tdur kn?” itulah bunyi SMSnya. dengan masuknya SMS itu, aku merasa terdapat secercah asa baru guna kembali dapat melepas hasrat yang tertunda. langsung ku balas SMS tante Lela:
“blm, tnte? gimana nih? sy udah gak tahan mo nancepin lgi.” jawabku via SMS. tak seberapa lama, masuk lagi balasan dari tante Lela. “iya, tnte jg nch” begitu jawab tante Lela singkat. Dengan gesit ku mainkan jariku menyusun SMS balasan, dengan maksud merangkai strategi untuk dapat memadu hasrat tanpa diketahui Wina, anak perempuannya. “Wina dah bobo ya tante?” bgitu isi SMSku. “Iya!” jawab tante Lela dengan singkat.
“Tnte, kontolku dah bngun nch, tnte! udh ga thn mo ngntot memek tnte!” bgitu rayuanku dalam SMS berjuang mengajak tante Lela guna kembali mengerjakan hubungan seks denganku. “Rey! kmu tljg dlu, ya! nnti tnte ksana” bgitulah balasan tante. dengan girang ku balas SMS tante Lela dengan dua kata “OK!” Dengan motivasi menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan tubuhku di atas lokasi tidur di kamar Wina, putri semata wayangnya. Dengan rasa tidak sabar, pulang ku berniat guna mengirim SMS ke tante Lela, namun tiba-tiba ku dengar pintu kamar dimulai dengan hati-hati, dan ku dengan suara pintu tersebut kembali di blokir dengan hati-hati. Dalam senyapnya malam yang di hiasi suara titik-titik air saldo hujan lebat, tak ku dengar adanya tahapan yang datang mengarah ke kamar dimana aku terbaring menantikan saat-saat estetis menikmati vagina tante Lela yang lembek dan basah.
Tiba-tiba gagang pintu kamar mulai bergerak dan pintupun mulai tersingkap perlahan. Tetapi aku paling terkejut, sebab yang datang bukan tante Lela, tetapi Wina, putrinya yang baru ruang belajar 3 SMP. Wina menempatkan jari telunjuknya di bibir sebagai isyarat supaya aku tidak bicara. Aku yang telah terlanjur telanjang, tidak mampu melakukan apa-apa kecuali menutupi batang penisku yang telah keras dengan guling yang terdapat di sampingku.
KLIK DI SINI UNTUK MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
Setelah kembali memblokir pintu kamar dengan hati-hati, Wina melangkah ke arahku, dan duduk di sampingku lalu unik guling yang memblokir kemaluanku. Ia lantas menggenggam batang penisku dengan kencang, sehingga nyaris membuatku berteriak. Wina mendekatkan wajahnya ke hadapanku dan dengan nada berbisik, Wina berkata:
“Jadi sekitar ini, Kaka dibayar tidak saja untuk ngasih private aku ya?”“Maaf, Win! Kaka… bukan begitu! anda tidak mengerti…” “Kaka nggak usah bohong! Wina telah baca seluruh SMS Kaka di HP Mama…”
“Apa? jadi yang…..”
“Iya! yang balas SMS Kaka tersebut Wina, Ka!”
“Maafkan Kaka, Win! Kaka nggak terdapat maksud begitu…”
“Udah deh! Kaka nggak usah bohong… Kenapa Kaka mengerjakan ini dengan
Mamaku!?”
“Win! bukan keinginan Kaka, Win! Kaka pun nggak tahu mengapa ini hingga terjadi…!!” “Kak! Mulai hri ini, Wina nggak inginkan private lagi sama Kaka… Wina kecewa sama Kaka!”
Mendengar kekecewaan Wina itu, ku peluk tubuh Wina dan ku ciumi bibirnya, namun Wina tidak bereaksi melawan, lagipula berteriak. Ku jatuhkan tubuhnya ke lokasi tidur seraya terus ku ciumi bibirnya. Ku tahan gerakan kedua tangannya dengan kedua tanganku, dan ku tindih tubuhnya supaya dia tidak lagi dapat bergerak.
Merasakan Wina yang tidak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan ingin pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Wina. Tetapi yang tampak dari wajahnya bukan kekecewaan. Wina malah melemparkan senyumannya kepadaku. “Ada apa ini?” pikirku dalam hati…
“Perawani Wina, Ka! tapi tidak boleh hamili Wina!” itulah kalimat yang terucap dibalik senyumnya. Aku juga senang mendengar kalimat itu. Tanpa pikir panjang, ku lepaskan semua pakaian yang memblokir tubuhnya, mulai dari babydol yang dikenakannya, sampai BH dan CDnya. Tampak dihadapanku sesosok tubuh kecil yang cukup langsung dengan buah dada kecil yang montok. Selangkangan Wina yang cembung dengan rambut ikal tipis yang tumbuh dipermukaannya, adalahsebuah pemadangan baru yang sangat estetis bagiku.
Aku tidak inginkan melewatkan peluang untuk menikmati bagaimana nikmatnya vagina seorang perawan berusia 15 tahun. Tanpa menantikan lebih lama, langsung ku angkat kedua kakinya, sampai-sampai selangkangannya tersingkap lebar. Terlihat jelas belahan vagina Wina yang melulu seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus. Tidak tampak disana terdapat lobang guna masuknya penisku yang telah siap tempur.
Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala penisku ke belahan yang masih paling rapat itu. Dengan kedua tangannya, Wina memegang kakinya yang tersingkap lebar ke atas. Dengan bantuannya itu, aku dapat menggunakan jariku guna membuka belahan vagina Wina. Bisa ku lihat di dalamnya daging yang agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala penisku di sela belahan yang tersingkap itu. Dengan tidak banyak memaksa, kepala penisku sukses menerobos lobang vaginanya yang terasa paling sempit.
KLIK DI SINI UNTUK MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
Aku terus menekan supaya penisku dapat masuk sempurna ke dalam vagina Wina, tetapi usaha tersebut harus ku kerjakan dengan perlahan. Aku mesti tarik ulur supaya cairan vaginanya mengairi seluruh batang penisku. Tanpa teknik itu, Penisku tidak dapat dipaksa masuk.
Sedikit demi sedikit, batang penisku semakin dalam masuk ke lobang vagina Wina yang paling sempit, hingga akhirnya separuh batang penisku telah sukses masuk. Dalam posisi penis yang separuh menancap di selangkangannya, ku jatuhkan tubuhku di dadanya. Ku raih bibirnya dan mengupayakan menciuminya, ku remas payudara montok yang masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke payudaranya.
Wina terpejam dan sesekali berdesis, kelihatannya ia merasakan sentuhan yang lidahku di leher dan payudaranya.
Bahkan barangkali ia melupakan bahwa penisku baru separuh masuk ke lobang vaginanya. Melihat suasana itu, ku tumpukan tubuhku di atas siku yang sedang di kedua sisi tubuhnya dan ku pegang erat bahunya. Dengan terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, pulang ku genjot lobang vaginanya yang paling rapat dan kesat. Terus ku jajaki dan ku coba, walau kedua bahunya sudah ku pegang erat, namun tetap saja genjotan yang ku kerjakan untuk menerobos lobang vaginanya hanya dapat masuk dengan perlahan.
Akhirnya ku putuskan untuk konsentrasi pada usaha guna memasukkan penis ke lobang vaginanya. Aku turun dari lokasi tidur, dan unik tubuh Wina ke sisi lokasi tidur itu. Dengan posisi berdiri di sisi lokasi tidur, pulang ku arahkan penisku yang tidak banyak ku basahi dengan air liurku ke lobang vaginanya. Penisku pulang hanya dapat masuk separuh ke dalam lobang vagina Wina, tetapi dengan posisi berdiri, aku dapat menahan kedua pahanya supaya tubuhnya tidak bergerak mengekor tiap genjotanku. Usahaku kesudahannya tidak sia-sia, sebab dengan posisi itu, aku dapat lebih cepat menerobos lobang vagina Wina dengan sempurna.
Dalam posisi terbenam sempurna, aku mjatuhkan tubuhku ke dada Wina dan berguling supaya posisi Wina di atas. Ku peluk tubuh Wina dan ku jajaki menarik terbit penisku dari lobang sempit yang basah itu, kemudian mendorongnya masuk kembali. Beberapa kali ku kerjakan itu, aku mebali berguling, sampai-sampai posisiku mebali di atas. Saat itulah permainan bahwasannya di mulai. Vagina Wina kelihatannya telah dapat beradaptasi dengan benda tumpul yang menerobos lobang vaginanya.
Kenikmatan tersebut pulalah yang barangkali membuatku tidak bertahan lebih lama untuk menyangga muncratnya sperma. Karena pertimbangan tidak guna menghamili, tetapi melulu memerawai, maka penisku ku cabut dan spermaku pun melulu membuahi bulu-bulu lembut yang tumbuh di atas permukaan vagina Wina.
No comments:
Post a Comment