Kisahku ini terjadi ketika aku masih kuliah di suatu perguruan tinggi di wilayah kalimalang-Jaktim. Aku mencarter kamar kepunyaan seorang ibu mempunyai nama Lestari yg biasa di panggil Bu Tari. Kamar yg kusewa agak di belakang rumah berdampingan dengan kamar mandi. Di unsur belakang lokasi tinggal Bu Tari ini diberi batas dengan tembok tinggi tanpa atap, di dalamnya di pakai Bu Tari untuk merawat bunga-bungaan, disana pun tumbuh pohon jambu yg rindang. Kamarku berada tepat di depannya.
Rumah itu melulu tersedia dua kamar kost yg kusewa bareng seorang mahasiswa pun tapi telah skripsi jadi jarang di rumah. Bu Tari ini seorang Janda beranak dua, seluruh anak Bu Tari telah berkeluarga dan tdk serumah lagi dengan Bu Tari. Bu Tari ini sebetulnya usianya sudah lumayan tua selama 50 tahunan, namun menurutku, untuk wanita seusianya tubuh Bu Tari masih tampak bagus, walau agak gemuk tetapi terlihat montok dengan pantat yg semok dan toket yg besar.
Kalau pas di lokasi tinggal Bu Tari tidak jarang mengenakan baju daster tipis yg menerawang format tubuhnya membuatku selalu hendak mencuri-curi pandang kepadanya. Toketnya yg besar tersebut juga tidak jarang kulihat terkadang tanpa dibalut BH sampai-sampai nampak menggantung ketika badanya menunduk.
Suatu hari ketika tersebut aku masuk siang, jadi agak nyantai. Setelah terbit untuk melakukan pembelian koran aku pulang ke kamar lagi guna membacanya, pintu kamar aku biarkan terbuka supaya udara segar bisa masuk. Dari dalam kamar kulihat Bu Tari berlangsung sambil membawa handuk, rupanya inginkan mandi. Dia berhenti sejenak di depan pintu kamarku dan menyapaku.
“Kok masih di kamar, apa nggak kuliah?” sapa Bu Tari
“Iya bu, hari ini aku masuk siang” jawabku
“Wah enak dong dapat santai-santai dulu..” kata Bu Tari lagi seraya tersenyum meneruskan tahapannya menuju kamar mandi.
Di kamar mandi tersiar Bu Tari berdendang diiringi suara air. Otakku langsung jadi ngeres dengan menginginkan Bu Tari yg sedang bugil menciptakan kontolku tegang kemudian timbul keinginanku guna mengintipnya.
Kututup pintu kamarku pelan-pelan, kucari celah bolongan dipapan dan ternyata ada tidak banyak lubang kecil dari cat yg telah terkelupas, kutempelkan sebelah kelopak mataku pada lubang kecil itu, terlihat Bu Tari yg sedang telanjang bulat, badannya paling montok dengan dua bukit kembar yg menggelantung begitu besarnya, biarpun telah agak turun namun tetap menantang, sementara memeknya tertutup oleh bulu yg cukup lebat.
Bu Tari menyabuni toketnya agak lama, seraya memilin-milin putingnya, sedang tangan yg satunya lagi menyabuni memeknya, jari telunjuknya dimasukan berulang-ulang ke lubang memeknya, seraya matanya terpejam, barangkali dia sedang menikmatinya.
Tak lama lantas Bu Tari menghentikan aksinya kemudian dia berjongkok serupa menghadapku untuk membasuh BH dan CDnya sampai-sampai lubang memeknya dengan jelas bisa kulihat dan tersebut membuat gairahku menyala-nyala. Lantas akupun menerbitkan kontolku yg telah menegang, kukocok-kocok kontolku dengan terus menyaksikan memek Bu tari. Aku tak peduli bila seandainya Bu Tari tau bila aku sedang mengitipnya seraya mengocok kontolku sendiri. Nafsu sex ku telah tak dapat di bendung lagi yg terdapat dipikiranku hanya bagaimana caranya dapat ngentot dengan Bu Tari.
Akhirnya selesai pun mandinya Bu Tari, namun aku belum sempat menerbitkan isi kontolku. Setelah mengelap tubuhnya dengan handuk dan dililitkannya handuk tersebut menutupi tubuhnya, sementara pakaiannya di masukannya ke dalam ember yg terdapat di dalam kamar mandi.
Akupun kemudian masuk lagi ke dalam kamarku dan segera bersiap-siap dengan rencanaku. Ketika Bu Tari berkeinginan melewati kamarku cepat-cepat kubuka pintu kamarku dan tanpa sepatah katapun kemudian kupeluk tubuh Bu Tari dari belakang sambil unik handuk yg di gunakan Bu Tari sampai akhirnya Bu Tari telanjang, kemudian tanganku meremas-remas toket montoknya.
”iiihhh,,,,apa-apaan sih kamu” Pekik Bu Tari terkejut.
”Jangan Dit,,,” Bu Tari mengupayakan menghindar.
Aku tak memperdulikan ucapannya, tangan kanan kuarahkan ke memeknya, kuelus-elus dan kumasukan jariku ke lubang memeknya seraya kuciumi belakang telinga dan leher belakang Bu Tari. Bu Tari mengupayakan berontak supaya lepas namun aku tak memberikan peluang dengan semakin mempererat pelukanku.
“Lepaskan Radit…sadar Dit…Ibu telah tua Dit…” Kata Bu Tari memohon.
“Sssttt…tenang Bu, di mataku Ibu masih seksi kog, buktinya saya nafsu sama Ibu. Mendingan Ibu nikmatin aja lagian kan Ibu telah lama nggak ngentot..” Kataku memaksa.
“Tapikan Ibu malu Dit, entar bila ada yg lihat gimana?” ucapnya melas.
“Kenapa harus malu Bu, kini mending Ibu tenang dan nikmati aja, dengan demikian gak bakalan terdapat yg tahu…” Rayuku.
Akhirnya Bu Tari juga terdiam, dia tdk berjuang memberontak lagi, membuatku semakin leluasa menjelajahi seluruh bagian tubuh Bu Tari, kadang kuelus-elus, kuremas-remas pun kujilati di masing-masing bagian yg membuatnya terangsang.
“aaacchh…geli donk Dit…sstt…” desah pelan Bu tari pertanda dia telah menikmati.
Kuciumi bibirnya, dan lidahku kumasukan ke dalam mulutnya. Bu Tari mulai mengimbangiku, di balasnya ciumanku kami bergantian saling menghisap bibir dan lidah. Sambil kutuntun tangan Bu Tari guna masuk ke dalam celana pendek yg kupakai mengarah ke ke kontolku yg telah tegang dari tadi.
Tanpa kusuruh Bu Tari mencungkil celana dan Cd yg kupakai sampai kontolku bebas mengacung. Lalu digenggamnya kontoku, jempolnya mengelus-elus kepala kontolku lantas dikocoknya perlahan. Pelerku juga tak luput di jamahannya diremanya pelan, sesekali jarinya mencari belahan pantatku melalui anus, benarbenar sensasi sex yg luar biasa.
Leher Bu Tari kuciumi kemudian turun ke unsur toketnya. Kuremas-remas toketnya, kusedot dan kujilati putingnya yg ternyata menciptakan gairah Bu tari semakin membara. Tangannya meremas rambutku dan terkadang mengurangi kepalaku ke toketnya. Desahanannya semakin tidak jarang terdengar.
”Aaacchhh Dit,,nikmat sekali, teruskan diittt…”
Dengan posisi Bu Tari tang masih tetap berdiri, aku jongkok di depanya dan kuarahakan mulutuku keselangkanganya, Bu Tari ternyata telah tau apa yg bakal kulakukan, direnggangkan kedua kakinya sampai sedikit mengangkang yg membuatku lebih gampang menciumi kemaluanya. Ku singkapkan bulu di permukaan kemaluanya kemudian ku dekatkan bibirku ke permukaan kemaluanya.
Lidahku bermain di dekat kemaluan Bu Tari, klitroisnya terkadang kugigit pelan sebelum kuhisap-hisap. Tak ketinggalan jari tanganku ku tusukkan terbit masuk ke lubang kemaluan Bu Tari.
“Uchh… uawhh…yahh…uchhh… terus Dit,ahh..”
Begtiu liarnya aku dan Bu Tari bergumul, sampai kami berdua telah tak memperdulikan lagi bila saat tersebut kami bergumul di angkasa terbuka di belakang lokasi tinggal BU Tari. Tapi tiba-tiba kekhawatiranku hadir juga. Kuhentikan sejenak aktifitasku.
“Bu, sebentar ya, aku inginkan mengunci pintu dulu, fobia ada yg datang” kataku seraya berdiri
“Oh iya, untung anda ingat dit, namun cepat ya…, Ibu telah nggak powerful nih,” jawab Bu Tari binal
Cerita sex stw, Aku melulu tersenyum, smabil selesai ke remas tokEt Bu Tari
Setelah mengunci pintu aku pulang mendekati Bu Tari, batang penisku terayun-ayun masa-masa melangkah sebab aku telah tdk gunakan celana meskipun aku masih menggunakan kaos
“Pintu depan telah di kunci belum Bu?” tanyaku pada Bu Tari
“Udah Dit” jawab singkat Bu Tari seraya merengkuh tubuhku ke pelukanya.
“Dit anda pindah ke kamar aja yuk” pinta Bu Tari
“Enakkan disini Bu, cari keadaan lain, tentu Bu Tari belum pernah kan ngentot sama bapak dulu di lokasi terbuka laksana ini”
“Ihh, anda ini ada-ada aja” elak Bu Tari seraya melepas kaosku.
Kami berdua pulang berpagutan di atas kursi yg ku ambil dari depan kamarku, Kupangku tubuh Bu Tari di atas pahaku, Bu Tari semakin aktif menciumiku, puting susuku juga di jilatina dan di hisap-hisap sementara tanganku merayapi kemaluanya yg semakin basan oleh lendir kenikmatanya.
Bu Tari lantas bangkit dan berjongkok di hadapanku, dihadapaknya wajahnya kearah batang kemaluanku kemudian lidahnya menjulur menjilati kepala kemaluanku. Tak lama lantas dimasukannya batang kemaluanku ke dalam mulutnya, di kulum-kulum dengan menggerkakkan kepalanya maju mundur, lantas biji pelerku di kulumnya juga. Gerakan lidah Bu Tari benar-benar buat aku kelojotan kenikmatan.
Ochh, nikmat sekali Bu..” erangku sarat nafsu
Tanganku meremas-remas toketnya yg menggantung, sesekali keremas rambutnya dan kutekan kepalanya supaya semakin dalam mulutnya melahap batang kemaluanku.
Bu Tari kemudian menghentikan seponganya pada batang kemaluanku
“Dit, masukin kini ya.., ibu telah kepengen banget di entot” pintanya seraya merebahkan tubuhnya di atas tikar dengan mengangkangkan lebar ke dua kakinya.
Tanpa ba bi bu aku menyusul Bu Tari dan kukangkangi tubuh Bu Tari dari atas. Bu Tari meraih batang kemaluanku kemudian di arahkanya ke lubang kemaluannya. Setelah pas kemudian aku mengurangi pelan sampai batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubang kemaluan Bu Tari kemudian ku tarik terbit dan ku masukkan lagi dengan gerakan semakin cepat. Mulut Bu Tari terus mendesah-desah keenakan. Tubuh Bu Tati terhentak-hentak oleh sodokkanku, toketnya yg bergerak-gerak estetis kuremas-remas.
Dengan sarat nafsu, seraya terus bergerak kami berdua berdekapan erat, mulut kami berdua pun saling menghisap
Bu Tari kemudian memintaku guna berganti posisi, aku berbaring dan bu limah duduk di atas selangkanganku sesudah batang kemaluanku di masukkanya ke dalam lubang kemaluanya. Bu Tari menggoyangkan pantatnya, terasa laksana di remas-remas batang kemluanku di dalam lubang kemaluannya.
Kami berdua pulang ke posisi semula, gerakan kami berdua semakin menjadi-jadi. Tusukkan batang kemaluanku semakin kencang yg diimbangi dengan gerakan pantat Bu Tari yg bergoyang kekanan kekiri kadang keatas dan kebawah meningkatkan semakin panasnya pergumulan kami. Hingga kesudahannya kurasakan lendir kenikmatanku bakal segera keluar
“Bu aku ma keluar…” erangku
“Ibu pun mau kelua, Dit..” desah Bu Tari
Kami berdua saling berdekapan erat, bibir kami saling menghisap dan lendir kenikmatanku juga menyembur di dalam kemaluan Bu Tari
Beberapa ketika kami berdua saling diam merasakan sisa-sisa kenikmatan..
Sambil rebahan di tikar di bawah pohon jambu yg rindang dengan tubuh sama-sama bugil kami berdua melepas lelah seraya ngobrol dan bercanda. Tanganku memainkan Toket Bu Tari entah kenapa aku suka sekali dengan toket Bu Tari itu.
Kami berdua kemudian ke kamar mandi untuk mencuci badan, saling gosok dan seraya remas sampai gairah kami berdua pulang bangkit, kami berdua pulang ngesex di kamar mandi hingga puas.
Perempuan seusia Bu Tari sangat kawakan dalam memuaskan pasanganya, mereka tdk egois dalam mengalirkan gairah sex nya, bahkan yg kurasakan Bu Tari ingin memanjakanku supaya mendapatkan kepuasan yg setinggi-tingginya. Maka sebab itulah akupun merasa di tunutu untuk dapat mengimbanginya.
Gairahku untuk Bu Tari entah mengapa selalu menyala, pengenya masing-masing hari aku dapat menggumulinya, dan ternyata Bu Tari juga demikian. Hal ini kudengar sendiri saat aku mengajakanya guna bercinta sebenarnya ketika tersebut teman kostku sedanag terdapat dikamarnya. Saat Bu Tari sedang membasuh pakainya dari belakang kedekap, namun dengan halus menolaknya.
KLIK DI SINI MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
“Jangan kini Dit, nanti bila ketahuan temanmu gimana?” kata Bu Tari
“Tapi Bu, Aku dah nggak tahan” bantahku.
“Ibu pun sama, malahan ibu pengennya tiap hari bercinta sama kamu”
Akhirnya aku mengalah dan pulang ke kamarku.
Sudah tiga hari ini hsratku tak tersalurkan, aku dan Bu Tari hanya dapat saling bertukar kode tanpa bisa melakukan lebih, sampai ketika senja itu, seketika teman kostku kembali ke kampungnya sesudah mendapat kabar bila ibunya sakit. Setelah temanku pergi ku kunci pintu kemudian aku segera menggali Bu Tari. Di dalam lokasi tinggal tampak Bu Tari terbit dari kamarnya. Bu Tari saat tersebut mengenakan baju kurung berkerudung kelihatannya Bu Tari inginkan pergi.
“Mau pergi kemana Bu” tanayaku seraya menedekatinya.
“Oh, inginkan pengajian dulu Dit..” jawab Bu Tari
“Bu, mari dong, dah lama nih..,” rujukku
“Nanti aja Dit, ibu hanya sebentar kok”
“Ayolah Bu bentar aja…” paksaku seraya ku peluk Bu Tati.
Tanganku segera merayap ke balik baju Bu Tari yg longgar. Toket Bu Tari yg besar yg sejumlah hari ini ku rindukan, jadi mainanku
“Dasar anda Dit, nggak sabaran banget sih…, namun sebentar aja ya…” rangek Bu Tari kesudahannya pasrah
Ternyata Bu Taripun telah panas, ciuman bibirku segera di balasnya. Meskipun saat tersebut Bu Tari mengenakan kerudung tak merintangi aku dan Bu Tari guna saling berbagi kesenangan malahan aku merasa terdapat nuansa yg beda yg kian menciptakan gairah sex ku menjdai-jadi dan permintaan Bu Tari melepas kerudungnya kularang.
“Dit, kerudungnya ibu lepas dulu ya” pinta Bu Tari
“Jangan Bu, biarin aja, aku semakin nafsu menyaksikan ibu berkerudung” larangku.
“Ihh anda ini ada-ada aja”
Sambil terus bibir kami saling perpagutan Bu Tari melucuti BH nya, kemudian bajunya kusingkapkan ke atas dan ku sorongkan wajahku menjamah toketnya. Ku lahap toketnya sepuas-puasnya.
“Och… engghh…yahh…emmmhhh… ochh..” desah pelan Bu Tari
Tangan Bu Tari melorotkan celanaku sampai batang kemaluanku yg telah tegang mengeras tersebut mengacung bebas, kemudian Bu Tari memainkan batang kemlaunaku dengan meremas-remasnya
Kain bawahan yg di gunakan Bu Tari ku singkapkan dan ku gelungkan di pinggangnya, kemudian pantat indahnya ku remas-remas sesudah kutarik CD nya.
“Dit.. Ayo Dit cepet masukin..” pinta Bu Tari.
“Iya Bu, disini aja ya Bu” jawabku seraya ,membimbing tubuh Bu Tari ke kursi panjang yg terdapat di ruang tamu.
“Tapi nanti bila ada orang gimana Dit” tanya cemas Bu Tari.
“Tenang Bu, anda kan nggak bugil” aku meyakinkan Bu Tari
“Dit, Ibu yg di atas ya..” pinta Bu Tari
Aku mengiyakanya, aku juga langsung duduk di kursi panjang tersebut dengan posisi agak berbaring, kemudian Bu Tari naik ke atasku, dengan kedua kaki melipat sejajar pahaku, kemudian Bu Tari menurunkan tubuhnya dan mengarahakan lubang kemaluanya ke batang kemaluanku.
Kemaluanku di pegangnya supaya pas dengan lubang kemaluanya. Setelah tersebut Bu Tari mengurangi tubuhnya sampai batang kemlauanku masuk ke dalam lubang kemaluanya hingga dasar kemudian di goyang-goyangkan pantatnya, lalu diusung dan di tekan lagi seraya menggoyang-goyang dengan gerakan semakin cepat.
Toket besar Bu Tari ikut bergoyang-goyang kencang mengekor gerakan tubuh Bu Tari yg semakin hot tersebut segera ku sosor dengan mulutku, ku jilati dan kuhisap-hisap sampai meninggalkan tanda merah, sedangkan tanganku meremas-remas pantatnya.
Biarpun Bu Tari tdk mencungkil pakaian dan kerudungnya kami berdua tetap dahsyat justeru semakin membuatku bernafsu.
Kuimbangi gerakan Bu Tari dengan menghentakkan pantatku ke atas bilamana Bu Tari mengurangi ke bawah sampai-sampai aku menikmati batang kemaluanku laksana menghujam ke dalam lubang kemaluan Bu Tari, membuatnya semakin terhempas-hempas keenakan.
“Occhhh… emmmhhh…emmhhh…yahhh…” mulut Bu tari tak berhenti mendesah.
“Ayo Dit, terus sodok yg dalem… iyaahhhhh…ooocchhhhh” katanya di sela-sela desahanya.
Setelah sejumlah menit ketika kami berdua saling menyodok dengan posisi Bu Tari tetap di atas, kurasakan pejuhku inginkan keluar.
KLIK DI SINI MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
“Bu aku inginkan keluar…., Bu..” erangku
“Ibu pun mau terbit Dit… occhhhh…” balas Bu Tari
Gerakan kami berdua telah tak beraturan lagi, kami berdua semakin binal menjelang orgasme. bibir kami saling bertautan erat saling hisap, sampai akhirnya tubuh kami sama-sama mengejang, pejuhku juga akhirnya meyembur di dalam lubang kemaluan Bu Tari. Kami berdua bersama-sama merasakan puncak pergumulan yg bergelora walaupun melulu sebentar.
Beberapa ketika aku dan Bu Tari sama-sama terdiam dengan masih berdekapan menikmati sisa-sisa kenikmatan. Setelah suasana dirasa normal Bu Tari bangkit berdiri, baru terlihat olehku bila pakaian dan kerudung yg dikenakan Bu Tari begitu acak-acakkan dampak pergumulan tadi.
“Udah dulu ya Dit, ibu inginkan berangkat pengajian” kata Bu Tari seraya melangkah mengarah ke kamar mandi.
Aku kemudian mengikutinya. Kami berdua sama-sama masuk ke kamar mandi untuk mencuci cairan saldo pergumulan. Sambil saling berkelakar aku dan Bu Tari saling basuh.
KLIK DI SINI MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
“Gara-gara ini nih ibu jadi terlambat” kata bu Tari seraya meremas batang kemaluanku yg mulai melemas
Aku melulu nyengir mendengar gurauan Bu Tari. Setelah dirasa bersih kami berdua terbit dari kamar mandi, aku masuk ke dalam kamr sementara Bu Tari melangkah ke dalam rumah.
Ku ganti celana dan kaosku kemudian aku duduk nyantai sambil mengisap rokok di depan kamarku. Dari dalam tampak Bu Tari berlangsung ke arahku dia kini sudah apik kembali
“Dit, ibu berangkat dulu ya… bila mau tidur tidak boleh lupa kunci pintu depan dulu” kata Bu Tari.
“Siap Bu” jawabku seraya bangkit dan mengekor Bu Tari, iseng aku meremas pantat Bu Tari, Bu Tari melulu mendelik manja.
“Nakal banget sih anda Dit, belum puas ya..?”
“Nggak tau nih Bu, bila ngeliat Ibu bawaanya jadi nafsu”
Setelah memblokir dan mengunci pintu depan aku pulang ke kamar untuk istirahat siang.
Malam harinya aku dan Bu Tari nonton TV berdua di rumahnya, kami membual dan bercanda, rasanya hendak mengajak Bu Tari guna ngentot lagi namun aku tak tega sebab kulihat Bu tari kelihatannya kecapekan. Ketika aku inginkan masuk ke kamar kudengar telepon Bu Tari berdering, ternyata telpon dari cucunya Bu Tari yg menuliskan bahwa kelak siang inginkan datang berkunjung. Waduh alamat nafsuku tdk dapat tersalurkan donk, kataku dalam hati.
Paginya, aku bangun pagi dan langsung mandi, kira-kira jam separuh tujuh. Saat aku berlangsung ke kamar mandi kulihat Bu Tari sedang sedang di dapur, dia melulu memakai daster tipis yg menciptakan gairahku naik. Ketika aku mandi, yg terdapat di pikiranku hanya Bu Tari. Kalau nggak kini aku ngentot Bu Tari bisa-bisa hasrat sex ku tak dapat tersalurkan nih, pikirku. Soalnya cucu Bu Tari kalau berangjangsana bisa berhari-hari, kemudian mandiku kupercepat.
Setelah berlalu mandi, aku segera masuk ke dalam kamarku, menggunakan kaos dan celana pendek biar gampang. Kemudian aku berlangsung mengendap-edap mengarah ke dapur, begitu dekat dengan Bu Tari langsung kususupkan kepalaku ke pantat Bu Tari, ternyata Bu Tari tak menggunakan CD, langsung aja kuciumi pantat Bu Tari dengan sarat nafsu.
”Iiiih… anda ngapain sih ngagetin ibu aja, untung ibu gak punya penyakit jantung.” Teriak Bu Tari kaget menikmati sesuatu pada pantatnya, sambil tidak mempedulikan saja apa yg aku kerjakan terhadapnya.
Kuciumi pantat Bu Tari yg berbau wangi sebab Bu tari juga berakhir mandi. Dari balik dasternya, tanganku kujulurkan ke atas guna meraih toketnya yg menggantung tanpa BH, kuremas-remas dan kupintir-pintir putingnya. Bu Tari sekitar ini masih cuek saja dengan terus memilih-milih sayuran.
”Kamu mau mohon jatah ya Dit?” Tebak Bu Tari.
”Ibu tau aja..” Jawabku seraya terus memainkan toketnya.
”Kamu tentu semalam denger bila cucu Ibu inginkan datang. Kasihan anda ya Dit, akan gak dapet jatah sejumlah hari…hahahha…” Jawab Bu Tari seraya tertawa sambil menginginkan penderitaanku nanti.
”Iya Bu, nasib deh… ” Sesalku.
Bu Tari pulang tertawa mendengar ratapanku itu.
Sambil terus menciumi pantat Bu Tari, kuminta dia guna mengangkangkan kedua kakinya supaya wajahku dapat menghadap keatas serupa di bawah lubang kemaluan Bu Tari. Lalu kuciumi dan kujilati lubang kemaluannya, kumasukan jariku dan kuputar-putar di dalam kemaluannya. Bu Tari juga mengimbangi dengan menggoyang-goyangkan dan menekan-nekankan pantatnya, kelihatannya Bu tari telah bernafsu.
”Tunggu Dit, berhenti sebentar..” Pintanya.
Setelah aku menghentikan aksiku, dia dengan posisi masih berdiri unik kursi santap yg terdapat di sebelahnya kemudian kaki satunya diusung dan ditaruh di atas kursi, barangkali maksud dia dengan posisi seperti tersebut aku dapat lebih bebas menjelajahi lubang kemaluannya. Akupun memahami dengan yg dia maksud kemudian ku jelajahi kemaluannya dengan rakusnya.
Tak lama berselang, Bu Tari menundukan kepalanya di meja, tubuh Bu Tari mengejang disertai lenguhan panjang, tangan satunya mengurangi kepalaku sehingga menciptakan kian menghampiri ke kemaluannya. Gerakan Bu Tari jadi melemah dan lantas berhenti melulu dengus nafasnya saja yg tersiar masih cepat.
Aku juga lalu menghentikan permainanku pada kemaluan Bu tari. Permainanku pindah ke Toket Bu Tari yg menggantung dan bergoyang-goyang sebab kepala Bu Tarimasih terbaring di atas meja dan tubuhnya menjadi doyong ke depan. Mulutku pun enggan ketinggalan, dengan rakus kusedot puting Bu Tari.
Setelah merasa pulih, lantas Bu Tari bangkit, akupun menempatakan diriku duduk di atas kursi. Lalu Bu Tari memelukku dari arah depan sampai kedua toketnya yg montok menutupi wajahku. Lalu Bu Tari menciumi kepalaku dan turun ke mulut, saling berpagutan dan bertukar lidah.
Bu Tari Lalu jongkok, di lepasnya celana pendekku sampai batang kemaluanku yg telah mengeras mengacung keluar. Batang kemaluanku juga langsung dikocoknya, dijilat dan dihisapnya.
KLIK DI SINI MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
Kemudian kami mengarah ke tujuan utama, Bu Tari menyingkapkan dasternya, Bu Tari kemudian merebahkan tubuhnya di atas meja dengan satu kaki tetap memasuki lanta sedangka kaki satunya diusung melintang sejajar di tepian meja, menampakkan pemandangan yg paling erotis pada kemaluanya. Terlihat kemluanya tidak banyak mendongak. Segerea kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Bu Tari, lantas ku tekan sampai masuk kedalam dan kutarik lagi dengan lebih cepat.
Tubuh Bu Tari menggelepar-glepar terdorong oleh hentakanku, untung saja meja santap yg dijadikan andalan tubuh Bu Tari paling kuat. Aku dan Bu Tari kemudian berganti posisi dengan berbaring di lantai dapur. Bu Tari memiringkan tubuhnya, aku yg berjongkok di depanya segera mengusung dan menahanya dengan pandak satu kaki Bu Tari sampai terpentang, kemudian kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Bu Tari yg terlihat merekah dan ku tusukkan sampai dasar kemaluan Bu Tari.
Ketika kurasakan saat-saat orgasme telah dekat, ku entot Bu Tari dengan menindihnya dari atas, aku menciumi toketnya dan kedua kaki Bu Tari di pinggulku. Setelah kali tusukan keras, kesudahannya aku orgasme, pejuhku nyembur di dalam kemaluan Bu Tari. Kami berdua berdekapan erat dengan bibir yg saling berpagutan, kami berdua menyelesaikan pergumulan dengan rasa puas.
Setelah tersebut kami berdua segera bangkit sebab khawatir kalau-kalau cucu Bu Tari datang, dan benar saja sesudah aku tiduran di kamarku tersiar cucu Bu Tari datang.
Ternyata cucu Bu Tari akan bermukim lama sebab sekolahnya sedang cuti panjang, bermukim aku yg menderita menyangga birahi sama Bu Tari yg mustahil di salurkan. Akhirnya aku tak tahan lagi untuk menyangga birahiku, sebuah sore, saat Bu Tari berkeinginan mandi dan cucunya sedang bermain di depan, kuhentikan tahapan Bu Tari di depan pintu kamarku dengan berpura-pura ngobrol aku utarakan hasratku ke pada Bu Tari.
KLIK DI SINI MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
“Bu, aku telah nggak tahan lagi nih.” rengekku untuk Bu Tari
“Sabar dong Dit, anda tau sendiri kan baru terdapat cucuku, ibu pun sama, telah kepengen, tapi inginkan gimana lagi” jawab Bu Tari
“Tuh kan ibu sendiri pun juga telah kepengen, ayolah Bu, bentar aja” desakku
“Iya sih, namun gimana, cucu ibu tersebut lho, maunya sama ibu terus..”
“Bu, gimana bila nanti malam, bila cucu ibu telah tidur pura-pura aja sakit perut, atau setelah seluruh tidur ibu nanti ke sini.”
“Terus nanti gimana bila pas anda ngentot terdapat yg inginkan ke kamar mandi?” kata Bu Tari khawatir.
“Kita kan ngentotnya nggak di kamar mandi”
“Terus di mana?, di kamarmu?” tanya Bu Tari lagi.
“Ya nggak lah Bu, di situ aja tuh, lokasinya kan gelap, orang nggak akan menyaksikan kita, lagian bila ada orang lokasi tinggal yg terbit kita dapat tau” kataku seraya menujuk lokasi dekat pohon jambu di depan gudang yg bila malam paling gelap”
“Y udah deh bila begitu, nanti malam ibu jajaki ke sini, udah dulu ya nanti terdapat yg melihat” jawab Bu Tari setuju.
Untuk mematangkan rencanaku, dari sehabis isya aku berpura-pura istirahat dan lampu kamarku juga ku matikan. Menjelang tengah malam selama jam 11 ku dengar pintu belakang lokasi tinggal Bu Tari di buka, segera ku intip dari celah jendela, laksana yg kuharapkan, tampak memang Bu Tari yg keluar. Segera aku terbit dari kamarku.
Tanpa kata-kata, setelah memblokir pintu rumahnya dan melihatku terbit dari kamar, Bu Tari langsung mengarah ke tempat yg sudah di rencanakan, aku juga segera menyusulnya dengan tahapan pelan dan hati-hati.
Setelah berdekatan, kami berdua langsung berpulukan seraya berciuman dengan hot. Bibir kami saling berpagutan dengan binal dan sarat gairah guna melepaskanya yg sekitar ini sama-sama di tahan. Tangan kami berdua sama-sama sibuk saling meraba.
Kusisipkan tanganku di balik daster Bu Tari sampai bagian daster Bu Tari ikut menyingkap saat tanganku mulai menjamah pantatnya lalu beralih ke depan mengusap-usap kemaluanya yg ternyata telah tdk menggunakan CD. Bulu kemaluanya yg lebat ku mainkan dulu dengan menarik-nariknya dengan pelan sebelum menjamah kemaluanya.
Kemaluan Bu Tari yg tembem tersebut lalu kumainkan, klitorisnya kupilin-pilin lembut, jariku kemudian masuk ke belahan kemaluan Bu Tari dan ku putar-putar di dalamnya. Sedangkan tangan Bu Tari segera menggenggam batang kemaluanku yg telah keras dan di kocok-kocoknya., kemudian beralih meremas-remas buah zakarku.
Karena situsainya tdk begitu kondusif kami berdua tdk berlama-lama mengerjakan cumbuan, segera saja kami berdua bersetubuh. Dengan tetap wasapada kalau-kalau terdapat orang lokasi tinggal yg keluar. Bu Tari berdiri menyender di dinding denga ujung daster unsur bawah disingkapkan ke atas, satu kakinya di naikkan ke atas dan kutahan dengan tangankum tubuhku menghimpit tubuh Bu Tari ke dinding dan sesudah dirasa posisinya pas mulai ku tusukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Bu Tari.
Biarpun dalam suasana yg tdk kondusif, kami berdua saling bergumul dengan liar. Aku dan Bu Tari sama-sama sarat nafsu dalam pergumulan yg kami lakukan. Nafasku dan nafas Bu Tari saling memburu. Dengan tetap menggenjot tubuh Bu Tari tidak banyak ku angkat dengan tanganku yg sebelumnya meremas-remas pantat Bu Tari. Kami berdua terus bergerak guna saling berbagi kesenangan yg tiada tara dengan mulut yg tanpa menerbitkan suara.
Dengan teknik spserti tersebut aku menikmati sensasi bercinta yg lain, yg tak kalah nikmatnya dengan pergumulan biasa. Aku dan Bu Tari menjadi lebih hot dan sarat nafsu guna segera permainan sarat gairah ini.
Wajahku ku benamkan di tengah-tengah toket Bu Tari sesudah Bu Tari membuka kancing dasternya, kemudian ku mainkan toket Bu Tari dengan mulutku dan lidahku yg menciptakan Bu Tari menglinjang-glinjang sarat nikmat.
Dan kesudahannya dengan posisi yg masih berdiri aku dan Bu Tari menacapai klimaks, tubuh kami berdua bergelut makin rapat., pantat Bu Tari menggeol-geol binal dan semakin binal dan kuhujamkan batang kemaluanku semakin keras sementara bibirku dan bibir Bu Tari terus saling berciuman denagn hot nya, sampai pada kesudahannya tubuhku dan tubuh Bu Tari sama-sama bergetar kenikmatan, pejuhku nyembur di dalam rongga-rongga kemaluan Bu Tari. Tubuh Bu Tari separuh ku gendong saat tersebut dengan kedua tanganku mencengkram powerful pantat Bu Tari sekaligus menyangga tubuh Bu Tari.
Kami berdua sama-sama terdiam dengan tubuh tetap berdekapan menikmati sisa-sisa gairah dan nafas yg saling memburu.
“Ternyata nikmat pun ya ngentot begini” bisik pelan Bu Tari.
“Iya Bu, sungguh nikmat luar biasa” jawabku singkat
Batang penisku yg mulai loyo juga terlepas dengan sendirinya saat kurenggangkan tubuhku guna memberi ruang untuk Bu Tari.
“Besok malem gimana Bu” tanyaku
“Gimana kelak aja deh Dit, anda cari teknik lain, udah dulu ya ibu inginkan masuk dulu” jawab Bu Tari
“Bentar Bu..” cegahku seraya membuka daster Bu Tari bagia toketnya yg belum sempat di kancingkan kemudian ku ciumi lagi toketnya yg besar tersebut seperti tak terdapat bosannya.
KLIK DI SINI MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
“Ihhh… anda ini nggak puas-puas ya” sahut Bu Tari manja
Tak berapa lama ciuman ke toketnya ku sudahi, dan Bu Tari kemudian melangkah mengarah ke pintu aku mengikutinya dengan memeluknya dari belakang, seraya melangkah ku ciumi tengkuk Bu Tari dan tanganku meremas-remas toketnya. Setelah meremas batang kemaluanku Bu Tari juga masuk ke dalam
Hubunganku dengan Bu Tari terus terjadi dan makin lama kurasakan makin hot saja sampai kalau tdk halangan hampis masing-masing hari aku dan Bu Tari bercinta dengan gaya-gaya yg liar. Pergumulanku dengan Bu Tari tersebut terus berlanjut dengan aman hingga aku lulus kuliah dan berlanjut ketika aku mulai kerja sebab aku tetap tinggal/kost di lokasi tinggal Bu tari.
KLIK DI SINI MENONTON / MENDOWNLOAD VIDEONYA
Bahkan sampai aku menikah dan pindah lokasi tinggal pun sesekali aku tetap menyambangi Bu Tari untuk sebatas bercinta dengan Bu Tari, entah mengapa aku nggak pernah jenuh untuk ngentot Bu Tari, dan kebalikannya Bu Tari juga dengan menggebu-gebu tetap malayaniku.
No comments:
Post a Comment