Saturday, November 4, 2017

CERITA SEX NGENTOT SAMA TETANGGAKU DI DESA 18+ - ceritasexnesia.blogspot.com


Hidup disebuah desa pelosok, membuat kehidupan rumah tangga kami sederhana dan apa adanya. Dimusim kekeringan seperti ini, membuat kami bekerja lebih keras, karena hasil dari persawahan kurang bisa diandalkan. Saya pria berusia 29 tahun dan istri 27 tahun. Anak kami berusia 7 tahun, ya, kami menikah muda dan memang hal yg wajar disini. Begitu istri lulus sekolah menengah atas, kami langsung menikah.

Panggil saja saya Eko dan istri saya Sari, anak saya bernama Bima. Penampilan keluarga kami biasa – biasa saja. Saya pria biasa dgn penampilan dan tampang biasa, tetapi berbeda dgn istri saya Sari. Pakaiannya yg biasa tdk bisa menyembunyikan kecantikan dan keseksian tubuhnya. Kulitnya putih dan bersih, dgn postur tubuh yg tinggi proporsional, rambut hitam lurus panjang sepinggang, wajah manis, dan yg paling menonjol adalah payudaranya yg sejak memiliki anak tambah membesar. Membuat mata para lelaki tak bisa berpaling dari pemandangan indah itu.

Malam itu seperti biasa setelah Bima tertidur, kami melakukan hubungan suami istri. Berawal dari ciuman dan cumbuan singkat, lalu kami bercinta seperti biasa…terlalu biasa. Gaya bercinta yg sama selama 8 tahun pernikahan kami. Tetapi Sari selalu mendapatkan kepuasannya, seperti gadis desa pada umumnya, mereka tdk berharap banyak dan macam – macam. Sedangkan aku ada sesuatu yg membuatku merasa aneh dan hambar. Seperti meminum air putih sewaktu kita haus, kita menginginkannya, sangat menginginkan untuk minum, menghilangkan dahaga kita, tetapi tdk merasakan apa – apa seperti rasa manis, asam, asin bahkan pahit. Aku menginginkan rasa itu, berbagai macam rasa yg membuat bercinta serasa berbeda setiap melakukannya.

Seminggu kemudian kami membicarakannya ditengah malam seusai kami bercinta. Kami sepakat untuk mencoba hal – hal baru dalam gaya bercinta kami, menggunakan tema, dan merubah penampilan kami jika akan bercinta. Tetapi kondisi ekonomi mengharuskanku meninggalkan desa menuju ibukota. Sari terlihat sangat sedih ketika mengantarkanku ke terminal.

“jangan bersedih Sari, kita masih bisa bercinta lewat sms ya…” bisikku lirih.

Tak terasa sebulan sdh aku di ibukota, belum sempat menikmati gaya – gaya baru bercinta yg aku dan Sari pernah bicarakan. Kusempatkan hari ini untuk mencoba menghubungi Sari melalui sms.


Aku: ”lagi ngapain sayang?”
Sari: ”baru selesai mandi.”
Aku: ”kemaren belum sempet nyoba yah…hee”
Sari: ”iya mas…jadi penasaran…xixii”
Aku: ”gimana…aku lagi pengen nih…”
Sari: ”lha gimana ya…eh mas tak ceritain mau…”
“pasti bikin kamu ‘tegang’….”

Seketika aku langsung penasaran dan bertanya – tanya ada apa ini..apa yg terjadi

Aku: ”cerita apa dek???” tak sabar aku menunggu balasannya
Sari: ”mas Jono gak jadi kejakarta lho mas…mas budi, mas tono, pak darto dan pak yono…” mereka semua adalah tetangga di sekitar rumahku.
Aku: ”pantesan aku tdk bertemu mereka disini??? Lha kenapa?” aku mencium gelagat yg kurang enak, mengapa mereka tdk jadi berangkat, kenapa seketika hatiku was – was memikirkan para lelaki itu disekitar istriku sedangkan aku sendiri berada disini jauh dari jangkauan istriku tercinta.

Ah…ada yg tdk beres ini..batinku.

Sari: ”aku ndak tau mas kenapa mereka ndak berangkat..”

“cuman mas Jono sekarang sering liatin aku kalau aku di sumur sedang mencuci atau mau mandi mas….”
“kan aku risih diliatin terus…aku kadang kan cuman pake handuk…”

Seketika cerita Sari melalui sms ini membuatku konak…adik kecil didalam celana mulai berontak.

Aku: ”lha terus gimana???”
“ceritain waktu itu kamu gimana dek?”
Sari: ”ya aku kan mau nyuci pagi itu di sumur, sekalian mau mandi dan keramas..”
“aku lepas baju didalam rumah, baju nya mau aku cuci sekalian. Dari rumah ke sumur cuman pake handuk mas. Ya paslah buat nutupin susu sama bawahku, handuknya lumayan besar kok. Rambutku aku gerai. Sambil bawa cucian satu ember aku kesumur mas..ee mas Jono sdh dideket sumur..bawa cangkul katanya mau bersih – bersih halaman belakang..yaa gimana ya..jadinya dia kan deket sumur pas aku nyuci sama mandi…”

Aku: ”lha terus??”
Sari: ”ya mas Jono liatin tubuhku mas..cuman pas mencuci kok..kan mandi nya di dalam kamar mandi..ya liatin terus belahan dadaku, pahaku sama rambut panjangku mas..”
“gimana? Boleh gak mas aku diliatin…” tanya Sari mulai genit
Aku: ”yaa….gimana ya…aku kan ga ada di situ…dek Sari jaga diri aja jangan kebablasan…”
“kalo liat aja sih masak gak boleh..hehehe..” balasku garing…
Sari: ”mas…Sari pengen nih…memek Sari gatel mas….”
Aku: ”pake aja timun dek..”
“dek, selama aku disini, kamu disana yg nakal yaa, terus ceritain ke mas gimana nakal nya…yaa…?’
Sari: ”iya mas…Sari mau bobok dulu sama timun…boleh ya?”
Aku: ”iya…” teeeeng…otakku bingung tdk bisa beristirahat membayangkan apa yg akan terjadi, betapa nakal nya Sari nanti, rudal juga sdh membesar dan terlanjur tegang…salah ini…salah….

2 hari kemudian Sari bercerita bagaimana dia mencoba bertingkah nakal ketika berbelanja di pasar. Pertama hanya bagian atas yg terbuka, memakai kaos yg berbelahan dada rendah sehingga menonjolkan belahan payudaranya tetapi bawah memakai jins 3/4. Rambut panjang nya diikat kebelakang.

Sari: ”wah mas…pada ngeliatin belahan susu ku yg putih ini mas…”
“jadi pengen dikenyot-kenyot…”
Aku: ”ya suruh ngenyot2 to dek…sapa gitu…?” pancingku…
Sari: ”boleh mas? Bener ya gak papa?”
Aku: ”asal nanti tetep cerita sama mas ya…gak boleh disembunyiin…”
Sari: ”memek ku gatel mas…rambut2nya mau aku cukur…”
Aku: ”gimana? Bisa nggak?” biasanya aku yg mencukurnya
Sari: ”tak coba dulu ya mas…kalo kurang bersih nunggu mas aja..”
Aku: ”lha nanti keburu panjang…minta tolong sama mas Jono…”
Sari: ”ah mas jangan gitu…ntar aku diapa2in gimana?”
Aku: ”yg penting bilang….YAAA…”
Sari: ”iya mas….”

2 hari kemudian Sari bercerita ketika dia membeli cukuran diwarung dan bertemu mas Jono. Jono bertanya buat apa cukuran itu

Sari: ”beli cukurannya mas…” kebetulan Jono ada disekitar warung juga
Pedagang: ”ini mbak…”sedikit tersenyum membayangkan buat nyukur apa…hee…
Jono: ”buat nyukur apa mbak Sari…?” tersenyum nakal
Sari: ”nyukur yg bisa dicukur mas…hehehe…” tersipu malu
Kemudian Sari bergegas pulang tetapi tak lama kemudian Jono menyusulnya
Jono: ”beneran mbak aku tanya…buat nyukur apa….?”
Sari: ”itu mas…eee…rambut bawah…biasa tak cukur…eeh yg nyukur mas Eko, biar bisa bersih..”
Jono: ”lhah kan mas Eko di Jakarta? Gimana mau tak bantu? Hehehe..”
Sari: ”maluu ah mas…”

Satu jam kemudian Sari sdh tidur mekangkang di dalam kamar, masih memakai kaos tetapi bagian bawahnya sdh tdk memakai apa – apa lagi. Meqi nya terpampang jelas, dgn clitoris kecoklatan dan kulit selangkangan yg putih, dinding meqi nya berwarna kemerahan, kulit paha yg putih dan sedikit berkeringat karena suhu kamar yg agak panas. Rambut kemaluan nya tercukur sebagian, masih kurang rapi dan agak berantakan. Lalu Sari mengangkat kedua pahanya dgn tangannya.

Sari: ”nih mas….sdh siap…pelan – pelan yaa….aaaah…” ternyata diruangan itu ada Jono.

Lalu dgn cukuran ditangannya Jono mulai mencukur sisa – sisa rambut kemaluan Sari. Desahan – desahan Sari mulai terdengar ketika Jono dgn sengaja memegang dan mempermainkan clitoris dgn tangan kiri, sedangkan tangan kanan tetap mencukur rambut kemaluan Sari. Srreeek…sreeek…suara cukuran itu memotongi rambut meqi Sari…krrriiik…kriiik…menuntaskan yg sdh pendek…

Ketika sdh bersih, Jono mendekatkan muka nya ke meqi Sari

Sari: ”kenapa mas…kok diliatin dari dekat…”
Jono: ”aku pengen dek Sari…memek mu indah betul….”

Seketika Jono mulai menjilati meqi dan clitoris Sari….memegang bokong Sari seperti mau membelah bongkahan pantat putih itu, menikmati setiap jilatan di sela – sela selangkangan Sari. Sari mulai menggelinjang dan mendesah.
Sari: ”aaaaach….aaaaach….”

Jono mengeluarkan k0ntolnya yg sdh sekitar satu jam tegang, memelorotkan celananya dan berjongkok bersiap memasukkan k0ntolnya kedalam meqi Sari.

Ketika k0ntolnya berhasil masuk keduanya mendesah.

“aaaach…”

Bleeees…k0ntol Jono mulai masuk penuh ke meqi Sari. Tusukan pertama perlahan disusul tusukan kedua…ketiga dan makin lama makin kencang ritmenya. Tubuh Sari tergoncang – goncang oleh sodokan k0ntol Jono. Gaya percintaan biasa orang desa. Tdk banyak yg bisa diceritakan.

Percintaan pun dimulai…mulai dari genjotan perlahan sampai dgn pukulan keras k0ntol Jono ke meqi Sari. Peluh dan desahan bercampur dikamar itu. Disebuah rumah kayu sederhana di desa yg jauh dari ibukota….

Sari menahan sodokan Jono dgn kedua tangannya, menghalangi penetrasi yg masuk lebih dalam lagi. Sari tak ingin Jono keluar di dalam. Masih dalam keadaan setengah sadar karena dilanda birahi tingkat tinggi, Jono mencoba meraih payudara Sari, tetapi ditepisnya.

Tak ada perbincangan, yga ada hanya suara “aaaach….aaaach…” dan bunyi kecipak – kecipak tumbukan antara daging Jono dgn selangkangan Sari. Semuanya dalam bahasa isyarat dan bahasa birahi. Sari segera akan mencapai orgasme nya, begitu pula Jono, permainan konak ini sdh berlangsung sekitar 1 jam, peluh keduanya pun bercucuran karena siang yg terik dan panas didalam kamar kayu beratap rendah. Jono sdh telanjang bulat, tetapi Sari masih memakai atasan kaos dan BH nya pun masih terpasang.

Tiba – tiba….braaaaak….pintu kamar didobrak seseorang…habislah…pikir keduanya…terlalu silau untuk melihat sosok yg memakai jaket hitam dan celana panjang hitam juga karena sinar siang hari langsung masuk ke muka Sari dan Jono.

Eko: ”bangsaaaaat kalian….busuk!” seketika Eko mencengkram leher Jono dan memukulinya membabi buta…braaak…braaak…Jono hanya diam saja pasrah akan nasibnya.

Sedangkan Sari merintih menangis berusaha menutupi bagian bawahnya, mengambil selimut seadanya dan mengikatkan ke panggulnya. Eko memutar tangan kanan Jono dan menyeretnya ke dapur belakang rumah, mengambil sebilah golok dan akan menghujamkannya ke leher Jono. Tetapi kemudian Eko berpikir sejenak…
Dalam batin Eko..

”jika aku membunuhnya sekarang, hanya akan rugi..aku masuk penjara dan tdk bisa menikmati tubuh Sari…hhhhm…bisa ku manfaatkan si Jono ini….hehehe…” sementara Jono sampai terkencing – kencing membungkuk di meja dapur. Entah mau ngomong apa juga percuma.

Eko: ”mau ku bunuh kau bajingan…!”
Jono: ”jangaaan bang…jangaaan…ampuuun…”

Melihat Jono terkencing – kencing semakin membuat Eko merasa diatas angin…

”kecil juga nyalinya…tapi lumayan besar kontolnya…tdk lebih besar dariku tapi…hee…” batin Eko.

Sementara Sari membersihkan dirinya sambil menangis, mengelap cairan – cairan pergumulan di selangkanya dan juga peluhnya yg bercucuran tdk peduli apa yg terjadi antara Jono dan suaminya. Dalam keadaan masih telanjang Eko membawa Jono keruang tamu dan mendudukanya di kursi lalu berteriak memanggil Sari.

Eko: ”Raaaatttiiiih….kesini kau pelacur!” teriakan Eko membuat Sari semakin shock dan tambah menangis tetapi seketika membuatnya bergegas mendatangi ruang tamu.
Eko: ”kau pelacur murahan…! Ditinggal suami kerja keras malah enak-enakkan di rumah…! begini caramu haaah!…” Sari hanya bisa menangis sesenggukan…

Sari: ”maaf bang…maaf…hiks…hiks…hiks…”
Eko: ”kau juga Jono….aku seperti abangmu…kok kamu tega kaya gini…bangsat kau!”

Plaaaak…tamparan Eko mendarat dikepala Jono…

Jono: ”ampun bang….maaaf….aduh bang….”
Eko: ”sekarang gini…akan kulaporkan kalian ke pak RT, RW, pak kades…biar semua orang tau, lalu ku teruskan ke polsek…biar dihukum kalian!” tampak emosi Eko memuncak.
Jono: ”jangaaan bang…jangaaan…ampuun…” Sari hanya bisa menangis…
“saya lakukan apa saja bang…apa saja…”

Dalam batin Eko…”yeees…kata kuncinya sdh kudapat…hahahaha…”

10 menit kemudian Jono sdh dalam keadaan terikat dgn posisi berlutut.

Eko: ”aku dijakarta sdh 3 bulan belum dapat jatah…gimana ya enaknya…hehe…” melirik Sari dan Jono untuk melihat respon mereka.
Sari: ”ayuk mas…masuk kamar….hiks…” masih sesenggukan..
Eko: ”enggak…aku mau ngentot kamu dimana aja aku mau, gimana kamu mau gak?” ancam Eko…
Sari: ”iyah mas…mau..boleh…”
Eko: ”kalian ngentot seenaknya aja…padahal kan gak boleh…Mati hukumannya…kalo aku kan boleh…” Eko mencoba mengungkit senjatanya kepada Sari.

“Sari! Kamu harus nurut apa aja yg aku katakan..jangan banyak tanya..!”
Sari: ”iyah mas…Sari nurut kata mas…”
Eko: ”Jono! Kamu juga harus nurut sama aku…paham!”
Jono: ”iyaa bang…apa aja saya lakukan…suruh jilatin kaki abang..nyembah abang…”
Eko: ”aaah! Diam kamu!…sekarang gini…aku belum dapat kepuasan batin 3 bulan, Sari! Cepat buka bajumu! Jono awas kalo kontolmu ngaceng! Tak potong ntar!…”

Sari dgn agak canggung mulai membuka bajunya satu persatu….

Eko: ”gausah malu – malu dek!…udah ngentot juga…malu buat apaan…bahkan kalo aku mau Jono boleh ikutan…asal nuruti peraturanku! Paham?!” gleeek….sontak membuat kaget keduanya…
Eko: ”begini kesepakatanya…sekarang kita bertiga adalah ngeseks bareng…bahasa kota nya seks partner tetapi aku yg buat peraturannya…sdh terlanjur juga Jono menyetubuhimu dek Sari…semua yg aku katakan adalah perintah bagi kalian…paham??!” Sari dan Jono mengangguk..
Sari: ” iyaah mas…”
Jono: ”iya bang..”

Sekarang Sari sdh dalam posisi telanjang duduk di kursi, payudaranya yg besar dan putih dgn puting kemerahan menggoda untuk siapa saja menjamahnya. Kulitnya yg bersih, bahunya yg juga putih merangsang Eko untuk mencumbuinya. Wajahnya yg nampak pasrah membuat Sari semakin manis. Sebagian rambut panjangnya berada di depan, Eko menyingkirkannya, lalu memulai memegang payudara kanan…kiri..memilin – milin putingnya..Sari mendesah “aaaach…” perlahan mulai percumbuan antara mereka. Sementara Jono masih terikat tangan dan kakinya dalam keadaan telanjang. Eko berdiri dan memelorotkan celana nya, melepaskan rudalnya yg sdh mengacung, sejajar dgn muka Sari, yg masih duduk di kursi ruang tamu.

Eko: ”awas ya kalo ngaceng kamu…!”ancamnya kepada Jono

“sdh kamu giniin belum?” sambil mempraktekkan menyodok-nyodok mulut Sari dgn k0ntolnya.


Memegang tengkuk Sari dgn tangan kanan dan memaju mundurkan kepala Sari sehingga k0ntolnya keluar masuk mulut mungil Sari. Terkadang Sari tersedak… ”hhhoookk…” lalu mulai memainkan rambut panjang Sari, mencengkramnya, menggenggamnya, menjambak, mengacak – acaknya, mengumpulkannya keatas dan sebagainya sementara k0ntolnya semakin membesar mengoyak mulut Sari, air liur bercampur pelumas dari k0ntol Eko mulai merembes keluar mulut manis Sari, menetes dan mengalir dari sela – sela pompaan k0ntol Eko.

Payudara Sari bergoncang – goncang keatas dan kebawah, sekarang posisi Sari agak membungkuk, seperti hendak merangkak dgn kedua tangannya menahan tubuhnya pada pegangan kursi disebelahnya. Bunyi ploook…ploook…tumbukan kantong zakar Eko ke bibir Sari. Kemudian dgn kasar Eko menjambak rambut Sari dan menariknya untuk naik keatas meja, tepat dihadapan Jono. Dgn pemandangan seperti itu tak mungkin Jono bisa menahan k0ntolnya untuk tdk tegang. Melihat itu Eko tersenyum puas mengerjai mereka berdua.

Eko: ”bagaimana?! Haaah..! sdh pada begini belum…haa…aaach…” sambil menahan kenikmatan, Eko berusaha menginterogasi Jono dan Sari. Kesannya malah mengejek mereka berdua. Umpatan – umpatan meluncur dari mulut Eko…

“asuuuu…bajingan….lonte….” sambil menampar kecil pipi Sari..menerima itu Sari hanya kaget sebentar, berkedip – kedip karena tamparan demi tamparan mendarat di pipi dan mukanya. Hal ini membuat Sari semakin horny..meqinya sdh basah.

Eko: ”sekarang kalian panggil aku tuan…!”
Jono: ”iya tuan..”
Sari: ”tuan…hoooek…hoooock…” sambil mengulum dalam-dalam k0ntol Eko.
Eko: ”kamu ngaceng Jono!..pengen kamu? Hah?!..” mendengar itu Jono hanya salah tingkah.
Eko: ”kalo pengen makanya ngomong…! Sapa tau boleh…goblok kamu!…”
“kalian sdh ngapain aja…jawab!…” sambil menengadahkan dagu Sari keatas.

Tak terasa sdh 2 jam berlalu…pelecehan demi pelecehan terus terjadi kepada Jono dan Sari, baik secara fisik maupun verbal. Eko nampaknya menikmati setiap momentnya…

Terakhir nampak Sari mengikat k0ntol Jono dan menariknya keatas lalu mengikatnya dgn leher Jono, sementara dileher Jono sdh terpasang rantai anjing, kedua tangan Jono terikat kebelakang. Eko nampak memperhatikan kedua nya dan duduk di kursi ruang tamu, tersenyum puas..

Penampilan Sari juga tak kalah miris, dgn rambut panjang sepantat yg sdh awut – awutan, sebagian ada yg diikat, kedua pantat memerah bekas tamparan tangan dan cambukan sabuk, kedua pentil susu nya dikareti dgn karet rambut kecil sehingga memancung menonjol sekali dan berwarna merah kecoklatan, tampak bekas tali memerah di sekitaran payudara Sari, gag ball terpasang di mulutnya. Sepertinya Eko membawa pulang alat2 seks kerumahnya. Lelehan cairan kemaluan mengalir dari selangkangan Sari. Lalu Eko beranjak dari kursi dan menghampiri Sari.
Eko: ”sini kamu pelacur…!” tangan kanan Eko menjambak ranbut Sari.

Sari: ”iyaaah tuan…”

Lalu Eko memakaikan rantai anjing dileher Sari, sehingga kini Eko seperti mempunyai 2 anjing jantan dan betina. Sari patuh merangkak, dibimbingnya anjing betinanya itu ke sebuah tiang rumah di ruang tamu. Hari sdh beranjak sore. Bima anak mereka berada di rumah kakek neneknya di desa sebelah. Semuanya sdh dikondisikan oleh Eko.

Sari kini diikatkan pada salah satu tiang rumah di ruang tamu. Dinaikan di meja, dgn posisi tetap merangkak seperti anjing. Eko lalu melebarkan bokong Sari..kemudian mulai menjilati selangkangan Sari dari belakang, lidahnya kadang memasuki lubang meqi dan dubur Sari, hal ini membuat Sari kelojotan menahan rasa geli sekaligus nikmat.

Sari: ”aaaaacch…. Aaach…! Enak mas…eh..tuan…”

“teruuus tuan…Sari pelacur….Sari murahan….” Sari mulai meracau tak karuan, mungkin sdh diajari oleh Eko.

Setelah jilatan demi jilatan Eko menyiapkan kontolnya untuk memasuki lubang meqi istri binalnya itu.

Bleeeees…masukan pertama…”aaaach…” erang Eko, hangat terasa di sekujur batang k0ntol Eko. Bleeees…tusukan kedua…dilanjutan genjotan – genjotan lembut mentok menatap bongkahan bokong Sari yg kecang dan besar. Kedua tangan Eko bergantian meremas payudara Sari kanan dan kiri, memilin puting nya bergantian, menjumput karet yg ada di pentil istrinya kemudian melepasnya lagi, membuat Sari agak kesakitan tetapi menambah stimulan terhadap birahinya. Jjjepreett…jeeeepreeet…suara jepretan karet dikedua putting Sari.

Sari: ”…..aaaaaauu…..aaaaaw….aaauch…..” mendesahan kesakitan.

Ploooook…..plooook….plooook…tumbukan maju mundur gerakan Eko mengguncang – guncang tubuh istrinya yg sdh penuh peluh dan pejuh.

Eko melirik kepada Jono..

”mau?…..kamu boleh setelah aku ijinkan dan sesuai yg aku instruksikan…” Jono hanya mengangguk..batinnya
“gak papa deh yg penting gak dimasalahkan lagi, malahan dapat juga nyicipi tubuhnya Sari…hehe..”

Eko: ”sini Jon…kamu boleh jilatin susunya Sari…empeng sampe puas tapi awas jangan sampe mbekas…jangan di cupang.

Ciumi juga bibirnya…!” perlahan Jono mendekat, membungkuk dan berposisi dibawah Sari, mencoba menciumi pentil dan payudara wanita ayu itu. Jono berusaha bersusah payah. Akhirnya mendapatkan juga payudara dan pentil Sari sebelah kanan dan langsung dilumatnya….”sssllluuuurp….”

Rasa geli sdh tdk dirasakan Sari…yg ada hanya nikmat dan nikmat nya birahi.

Flashback tentang Jono. Jono adalah pria seumuran dgn Eko tetapi belum menikah, tinggal di sebelah rumah Eko.

Dgn bekerja sebagai buruh di penggilingan padi milik orang terkaya di desa, Pak Dirjo.

Target selanjutnya adalah kekayaan pak Dirjo melalui Sari. Dirjo keturunan belanda jawa berusia setengah abad yg doyan main perempuan tetapi setelah menderita diabetes Darjo hanya sebatas menggoda saja.



No comments:

Post a Comment