Sunday, December 10, 2017

Cerita Seks Ngentot Dengan Guruku Yang Ternyata Pelacur - BONUS VIDEO BOKEP.3gp - ceritasexnesia.blogspot.com



Aneh seorang guru yang mengajarkan norma dan aturan sosial untuk  murid-muridnya, bagaimana dapat  menjadi seorang pelacur yang jelas-jelas membangkang  semua norma yang ia ajarkan, apakah karena dalil  ekonomi atau masalah keperluan  akan seks yang mengakibatkan  ini terjadi ayo  kita ikuti cerita  berikut ini.

Juni Rosa permepuan berumur 31 tahun memiliki  pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah swasta ternama di Surabaya. Rosa sudah  menikah dengan pria mempunyai  nama  Suhendra yang pekerjaannya ialah  teknisi di pengeboran minyak lepas pantai kepunyaan  perusahaan asing yang hanya dapat  pulang 5-6 bulan sekali.


Rosa bertekad mengawali  profesinya sebagai High Class Call Girl ketika  ia tahu menyaksikan  bukti bahwa suaminya main belakang, sekitar  bekerja di lepas pantai Suhendra suka membawa   gadis-gadis nakal. Hal ini ia ketahui dari rekan  suaminya yang memiliki  dendam terhadapa suaminya, rekan  suaminya tersebut  menunjukan sejumlah  foto hasil jepretannya sendiri yang berisikan potret  suaminya sedang memluk dan menghirup  mesra gadis-gadis nakal.

Rosa mengawali  kariernya di bidang pelacuran ruang belajar  tinggi dengan memasang suatu  iklan di koran, begini bunyi iklannya “Massage Maria, cantik dan kawakan  menerima panggilan hub. 0812160700X “, dengan nama samaran Maria maka dimulailah petualangan terlarang Bu guru anda  ini.


SMS mulai mengalir ke handphone Rosa yang berisikan panggilan panggilan namun  ada pun  SMS yang berisikan kalimat-kalimat porno, Rosa tidak menanggapi seluruh  SMS tersebut  karena urusan  tersebut  akan melemparkan  waktu saja begitu pun  dengan pembicaraan  dengan calon-calon kliennya seluruh  gagal menjangkau  kata sepakat. Karena harga yang diputuskan  oleh Rosa paling  tinggi yakni  1,5 juta sekali datang, pasti  saja jarang yang berani memboking Rosa.

Sampai suatu ketika  ada panggilan HP yang masuk ketika  ia melatih  di kelasnya “Permisi anak-anak ibu inginkan  terima telpon dulu tidak boleh  ramai ya!”kemudian Rosa berlangsung  keluar ruang belajar  dan menerima panggilan itu. “Hallo Maria? ” tersiar  suara berat seorang lelaki0 “Ya dengan siapa Pak? ” “Berapa tarif anda  semalam? ” “1,5 juta bayar di muka, tidak tidak cukup  dari tersebut  ” “Ok done deal, anda  ketemu di Kafe Bon Ami, Darmo Selatan jam 18.30 nanti malam hingga  disana langsung miss call aku ya bye ..tut tut tut”
Dalam hati Rosa merasa berdebar dan mengherankan  karena ini ialah  kesatu  kalinya ia bakal  mendapatkan panggilan serius dan herannya  orang itu  tidak menawar harga yang ia ajukan, Rosa tercenung  memikirkan telepon yang baru saja ia terima hingga  seorang siswanya  menegur “Bu, Ibu sakit ya? ” tanya seorang siswanya  “Oh nggak apa-apa kok, mari  masuk lagi” seraya  memegang pundak muridnya

Setelah selesai melatih  Rosa segera kembali  dan mempersiapkan diri, ia mandi dan berhias  secantik barangkali  tapi tidak menor, dengan mengenakan gaun malam warna hitam yang anggun, Rosa berangkat ke Bon Ami memakai  taksi. Rasa berdebar semakin menjadi ketika  ia menginjak  kafe dan dengan tangan tidak banyak  gemetar ia memanggil no. HP pria  yang tadi siang menelponnya segera saja tersiar  bunyi handphone di pojok ruangan yang rupanya sengaja diletakan  di atas meja oleh pemiliknya.

Mata Rosa memandang   ke arah sumber bunyi itu  dan melihat pria  berumur 45 tahun keturunan cina dengan pakaian necis dan berkacamata minus yang melambaikan tangan seolah olah telah  mengenal dirinya “Hi Maria, silahkan duduk disini ” Ujar lelaki tersebut  sambil berdiri menjabat tangan Maria yang tak lain ialah  nama samaran Rosa.

“Ok kita santap  dulu atau langsung pergi nih? ” tanya pria  itu. “Kita dapat  langsung pergi sesudah  pembayaran di kerjakan  ” ujar Rosa ketus “Wow santai saja non tidak boleh  takut ini aku bayar kini  ” Sebuah amplop coklat disodorkan dan langsung dimulai  dan dihitung oleh Rosa “Ok 1,5 juta anda  berangkat, omong omong nama bapak siapa ” tanya Rosa “Teman-teman memanggil aku A Cun, yuk berangkat ” A Cun menggandeng tangan Rosa dengan mesra laksana  istrinya sendiri.

Dengan memakai  mercy new eyes, A Cun membawa   Rosa meninggalkan kafe dengan santai tapi tentu  mobil dibawa mengarah ke  ke arah wilayah  perumahan elit di wilayah  Dharmahusada. Ketika hingga  di depan sebuah lokasi  tinggal  mewah dengan pagar tinggi A Cun membunyikan klaksonnya, pagar besi tersebut  terbuka secara otomatis meskipun tidak terlihat  orang di halaman lokasi  tinggal  mewah itu, sesudah  mobil masuk hingga  di teras lokasi  tinggal  seseorang dengan seragam batik berlari kecil mendekat  mobil. “Selamat datang Koh A Cun “sambil membukakan pintu mobil. “Yang lainnya telah  pada kumpul toh, Yok? ” tanya Koh A Cun pada pria  berseragam tersebut  “Sudah Pak, silahkan Pak ” kata petugas yang mempunyai  nama  Yoyok ini



Mobil A Cun segera dibawa guna  di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas sebagai valet service. Acun dan Rosa langsung masuk ke dalam lokasi  tinggal  mewah tersebut  “Ini lokasi  tinggal  Koh A Cun ” tanya Rosa kagum menyaksikan  ruang tamu yang besar dan diisi  barang mewah “Oh bukan, ini lokasi  tinggal  perkumpulan semacam klub untuk  kami guna  melepas kepenatan” ucap Koh Acun sambil  membuka pintu ruang tengah yang di dalamnya mengandung  3 orang pria  dan 3 perempuan.


Di ruangan tersebut  tersedia 5 kasur king size, 2 meja biliard, 3 set sofa mewah dan suatu  mini bar yang tertata rapi  serasi dengan ruang yang relatif besar itu, dari keadaan  ruangan telah  dapat diduga  bahwa ruangan ini tidak jarang  di gunakan  sebagai ajang maksiat . “Hoi Cun, lama sekali kamu, dapet barang baru ya?” tanya seorang pria  cina berumur 56 tahun yang di panggil Koh A Liong. “Ah nggak enak ah ngomong gitu di depan orang ” elak A Cun “Koh A Cun, mending anda  kasih Mbak ini bikin  aku saja, anda  pake saja di antara  SPG yang aku bawa” ucap pria  berbadan gemuk besar dan berkulit sawo matang yang dipanggil dengan panggilan Pak Angkoro.

A Cun meneliti  SPG yang ditawarkan padanya, diantara tiga SPG tersebut  ada satu yang paling unik  hatinya yakni  Lyvia Go. SPG berumur 21 tahun berdarah cina dengan tinggi 168 cm dan berat 48 kg berwajah serupa  Ineke, dengan penampilannya yang mengenakan rok super mini dengan atasan kemeja ketat nan tipis menciptakan  A Cun tak dapat  menolak tawaran Pak Angkoro “Ok deh, Pak Angkoro boleh ambil Maria, saya pinjam Lyvia ” sahut acun seraya  langsung unik  pinggang Lyvia dan mereka berdua mengerjakan  deep kissing yang paling  panas sampai tersiar  lenguhan lenguhan nafas mereka.

Lyvia yang diciumi dengan buas  segera menjawab  ciuman tersebut  sambil membuka kancing kemejanya yang seakan tak muat menampung payudaranya yang montok. Dengan rakus Koh A Cun memelorotkan BH Lyvia dan menghisap puting berwarna coklat muda itu, seraya  bercumbu tangan Koh Acun bergerak melingkar pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan meloloskan rok tersebut  turun sehingga sekarang  Lyvia Go melulu  mengenakan BH yang telah  tidak menutupi payudaranya dan suatu  celana dalam berwana putih berenda tipis yang paling  seksi sekali melekat di tubuhnya yang putih bak mutiara.

Dengan sekali angkat tubuh Lyvia Go diangkut  Koh ACun mengarah ke  ranjang terdekat, kemudian  menelentangkannya seraya  meloloskan celana dalam seksi tersebut  dari tempatnya sampai-sampai  tampaklah kemaluan Lyvia yang sudah dipotong  bersih, tanpa melemparkan  waktu A Cun segera menjilat dan menusuk nusukkan lidahnya ke dalam vagina Lyvia yang dibuntuti  dengan erangan nikmat dari Lyvia.

“Ahh, aduh enak Koh, dasyat aargh ” “Enak ya Go? Kamu telah  berapa kali ngeseks sekitar  jadi SPG ” tanya A Cun seraya  mengocok vagina Lyvia dengan dua jari seraya  terkadang menggosok kelentit mungil tersebut  dengan jempolnya. “Ini yang ke tu..juh aah hi hi hi aduh geli Koh ” “Yang kesatu  ama siapa ” selidik A Cun menggali  cari wilayah  g-spot dengan ujung jarinya “Yang kesatu a, aduh yah yah aauh disitu Koh enak, yang kesatu  sama Pak Angkoro di WC showroom aah”

Untuk menyelesaikan  pemanasan ini maka A Cun menempelkan lidahnya di kelentit Lyvia, lantas  menggeleng-gelengkan dan memutar-mutar kepalanya dengan lidah tetap menempel di kelentit. Menerima rangsangan dasyat tersebut  tubuh Lyvia melengkung laksana  busur panah yang siap melesatkan anak panahnya. “Aduh Koh A Cun, aargh masukin kini  Koh tidak boleh  siksa aku lebih lama lagi hm? “.


Melihat Lyvia telah  terangsang berat maka Koh A Cun segera menghentikan permainan oralnya dan melepas bajunya sendiri dengan cepat, Lyvia yang menyaksikan  Koh A Cun melepas bajunya kagum menyaksikan  badan Koh Acun yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang terbagi 8 kotak paling  seksi di mata Lyvia yang seringkali  melayani Pak Angkoro yang gendut. Semakin bernafsu guna  segera bersetubuh maka Lyvia Go menolong  melepas celana Koh A Cun dan alangkah  kagetnya Lyvia Go saat  celana tersebut  merosot langsung nongol benda sepanjang 16.5 cm (wah ternyata Koh A Cun tidak gunakan  celana dalam loh, namun  dengan tidak menggunakan  celana dalam pun  sangat baik untuk  kesuburan lelaki  kata Pak dokter).

Dengan posisi kaki yang dimulai  lebar lebar, Lyvia menanti Koh Acun seraya  tangan kanannya menggosok gosok klitorisnya sendiri, Koh Acun memungut  posisi di tengah tengah kaki Lyvia yang tersingkap  lebar dan menunjukkan  penisnya di muka pintu gerbang kewanitaan Lyvia “Aku masukin ya Lyv?” “Sini kubantu Koh ” Lyvia memegang penis A Cun dan mengarahkannya ke liang senggamanya “Seret banget ya Lyv, jadi sulit  masuk nih” “Koh jangan berkelakar  melulu ah, kapan masuknya?” “Ya udah nih rasain Lyv” “Aauh aah aah pelan dikit Koh ” Akhirnya pelan namun  selamat, penis Koh A Cun amblas ke dalam vagina Lyvia dan permainan kuda kudaan eksklusif  dewasapun dimulai, Koh A Cun memaju mundurkan pantatnya dengan tempo sedang seraya  memegang kedua betis Lyvia sebagai andalan  tangannya .

Beralih ke ibu guru kita yakni  Rosa Maria yang cuma takjub  melihat permainan permainan binal  di sekelilingnya. “Wah suasananya panas ya? ” Pak Angkoro menegur Rosa Maria yang takjub  “Ah nggak pun  Pak, kan terdapat  AC” balas Rosa risih “Nggak panas gimana, coba anda  lihat orang orang tersebut  pada telanjang ngapain coba?” “Eeng eeng gimana ya Pak ” “Eng eng eng apa, mari  lepas bajumu, kamukan sudah di tunaikan  toh? ” Rosa merasa harga dirinya diinjak-injak, di dalam hati Rosa Maria berbicara  “Aku ialah  seorang guru yang dihormati dan disegani oleh anak didik dan teman  sekerjaku mengapa  demi dendam pada suami aku me sti mencelakakan  diriku ke dalam lembah nista tapi telah  terlambat”, air mata mulai menetes di pipi Rosa.



“Wah, kok justeru  nangis iki piye? Waduh!!” Pak Angkoro mengelus-elus perutnya yang besar sebab  bingung. “Nggak Pak, mari  kita mulai aja permainan ini ” Rosa mengelus  air matanya. “Ya gitu dong, tersebut  baru motivasi  profesional tidak boleh  nangis lagi ya ” Rosa membuka gaun malamnya dengan pedih dan rasa hampa, demikian pun  Pak Angkoro beliau membuka semua  pakaiannya menunjukkan  tubuhnya yang gemuk dan hitam.

“Sini Ros, bapak bakal  membuat anda  melayang layang ” pangil Pak Angkoro Rosa yang masih malu dan canggung memblokir  tubuhnya yang bugil dengan tangannya sedapat barangkali  sambil melangkah ke arah Pak Angkoro “Wah kok malu malu gitu, tidak boleh  kuatir Ros bapak nggak bakal  kasar kasar sama anda  “, Pak Angkoro memandang   tubuh Rosa dari atas ke bawah. Jakunnya naik turun memandang   tubuh Rosa yang menggiurkan, kulitnya yang kuning langsat laksana  kulit putri kraton meskipun tidak seputih Lyvia tapi bersitan  erotik dari mata Rosa laksana  sinar pancasona pusaka tanah jawa. Dan teknik  gerak Rosa Maria sungguh membangunkan  gairah, kecantikan  khas gadis jawa terpancar dari masing-masing  lekuk tubuhnya dan khususnya  payudaranya yang berwarna kuning gading sungguh mengundang birahi pria  manapun yang melihatnya.

Dengan lembut Pak Angkoro meletakan kedua telapak tangannya di atas payudara Rosa dan mulai memijat lembut seraya  perlahan ia melekatkan bibirnya ke bibir Rosa yang sensual di lumatnya bibir Rosa, semakin lama semakin panas hingga  kedua tubuh tersebut  seolah menjadi satu, Pak Angkoro melingkarkan tangannya ke pinggang Rosa dan menariknya hingga  lekat pada tubuhnya dan mencumbu Rosa dengan sarat  nafsu. Dihisap dan dimasukannya lidahnya kedalam relung relung mulut Rosa sampai-sampai  mau enggan  Rosa menjawab  pagutan-pagutan binal  itu.

Hasrat kewanitan Rosa benar-benar dibangunkan  oleh Pak Angkoro yang berlaku laksana  kuda jantan dan mendominasi seriap permainan ini. Rosa mulai menikmati  hawa panas naik dari dadanya ke ubun-ubun yang menciptakan  Rosa semakin tak berdaya melawan hawa maksiat yang begitu kental dalam ruangan ini sampai-sampai  akhirnya Rosapun terlarut dalam hawa maksiat itu.

“Ros aku mohon  dioral dong ” seraya  menyodorkan penis hitamnya yang berdiameter 5 cm dengan panjang 14 cm. “Nggak ah Pak, jijik saya! ih! ” “Wah anda  kudu profesional Ros, bila   kerja tidak boleh  setengah-setengah gitu dong, gini aja anda  tak oral bila   sampai anda  orgasme berarti anda  kudu ngoral aku yah? ” Belum sempat Rosa membalas  Pak Angkoro sudah  menyelusupkan kepala diselangkangan Rosa dan mulai melancarkan segala teknik  simpanannya mulai dari jilat, tusuk sampai teknik  blender yang memnyapu rata semua  dinding permukaan vagina Rosa sampai-sampai  dalam masa-masa  7 menit Rosa sudah dibikin  kejang-kejang. “Oooh Pak oouh oh pa..ak” Rosa meregangkan ototnya sebatas  maksimal. “Tuh anda  udah orgasme, nggak dapat  bohong kini  giliranmu” ucap Pak Angkoro senang

Pak Angkoro unik  kepala Rosa dengan tangan kirinya sedangkan  tangan kanannya memegang penisnya sendiri seraya  mengocok ringan, sesudah  mulut Rosa dalam cakupan  tembak Pak Angkoro segera menjejalkan penisnya ke dalam mulut Rosa “Ayo dong Rosa” Pak Angkoro menyuapkan penisnya laksana  menyuapkan makanan pada anak kecil, sesudah  penisnya berada dalam mulut Rosa maka dengan menjambak rambut Rosa Pak Angkoro memaju mundurkan kepala Rosa “Ehm ehm Pak Angko.. ehm ehm” Rosa berusaha berkata  tapi justeru  tersenggal senggal “Udah diam aja deh Ros jangan tidak sedikit  bicara emut!”

Setelah lima menit berlangsung  Rosa kesudahannya  secara berdikari  mengulum ujung penis Pak Angkoro, sedangkan  tangannya mengocok dengan kasar pangkal penis Pak Angkoro. “Yes gitu Ros, wah anda  lebih hebat dari istriku loh, inginkan  gak anda  jadi gundikku?” Pak Angkoro berkata  ngawur sebab  keenakan dioral Rosa. Merasa bosan  dengan permainan oral kesudahannya  Rosa meminta guna  bercinta. “Udahan dong Pak, anda  ngesks yang bener aja ya?” tanya Rosa dengan halus “Ok, anda  yang mohon  loh”

Pak Angkoro unik  Rosa yang awalnya  mengoral dia dalam posisi jongkok mengarah ke  meja biliard dan mengajak  Rosa menumpukan kedua tangannya menghadap meja bilirad sedangkan  Pak Angkoro yang sedang di  belakang Rosa menata  posisi sodokan perdananya. “Ros nungging dikit dong, ya gitu sip!” Pak Angkoro membelai  pantat Rosa yang bahenol lantas  mengarahkan senjatanya ke vagina Rosa. “Aaouh Pak Angkoro, pelan Pak sakit penisnya bapak sih kegedean ” ucap Rosa separuh  meledek. “Wah kamu tersebut  muji apa menghina Ros? barangkali  vaginamu yang kekecilan Ros” Pak Angkoro membalas cibiran  rosa dengan unik  pinggul Rosa ke belakang secara cepat maka amblaslah semua  penis Pak Angkoro. “Auuw gede banget, aauw aah ” Rosa mulai menggoyang pinggulnya berjuang  menyeimbangi goyangan Pak Angkoro


Pak Angkoro menenggelamkan  penisnya dalam-dalam dengan unik  pinggul Rosa kebelakang, dengan penis masih tertancap di vagina Rosa lantas  Pak Angkoro memutar pinggulnya menyusun  lingkaran sampai-sampai  penis yang didalam vagina Rosa menggencet dan menggesek masing-masing  syaraf syaraf nikmat di dinding vagina . “Aauh, Rosa terbit  ahh” Rosa merasakan  orgasme yang mengakibatkan  setiap otot di tubuh Rosa mengencang sampai-sampai  tubuhnya kelojotan tidak terkendali. “Loh Ros, kok telah  KO, belum 10 menit kok udah orgasme wah ini bila   cowok namanya edi, ejakulasi dini bila   kamu berarti menderita odi orgasme dini, mari  terusin hingga  aku keluar pun  ” Pak Angkoro mengubah  posisi bersenggama dengan mengusung  tubuh Rosa dan menidurkannya di meja biliard. Kemudian kaki rosa dibentangkan oleh Pak angkoro lebar-lebar dan dengan kekuatan sarat  penis besar tersebut  menerjang mendobrak pintu kewanitaan Rosa, sehingga  klitorisnya ikut tertarik masuk, Rosa yang masih dalam suasana  orgasme kian  menggila menerima sodokan tersebut  sehingga secara refleks rosa mencakar bahu Pak angkoro.

“Oouchh Rosa anda  ini apa-apaan sih, kok main cakar-cakaran segala?” “Oouh aash sorry, abis rosa nggak tahan sih ama sodokannya Mas yang begitu perkasa” bujuk rosa supaya  Pak angkoro tidak marah. “Jangan cakar lagi ya, kalo tidak rasain ini” Pak Angkoro menggigit puting Rosa dengan lembut tapi tidak banyak  menyakitkan. “Aauw badung  deh” ucap rosa seraya  menggoyangkan pinggulnya sendiri supaya  penis Pak Angkoro tetap menggesek dinding vaginanya.

Dalam masa-masa  singkat Rosa yang terdahulu  seorang guru sudah  berevolusi menjadi pelacur ruang belajar  tinggi yang benar benar profesional baik dari kebinalan maupun ucapannya, seluruh  sudah berubah Rosa sekarang  benar benar seorang pelacur sejati.



No comments:

Post a Comment