Dimana saat tersebut aku masih duduk di ruang belajar satu SMA di di antara sekolah swasta di kota kecilku, aku paling senang guna kesatu kalinya masuk sekolah, dulunya aku memiliki badan yang gemuk mungkin sebab penyakit liverku aku menjadi kurus dan langsing, aku semakin pede ketika mengenakan baju putih abu abu, dan pipiki tidak setembem kayak dulu kini wajahku menawan.
Pertama masuk, aku telah mengenal nyaris setengah kelas sebab memang berasal dari SMP yang sama. Di belakang lokasi dudukku terdapat segerombolan cowok. Diantaranya terdapat seorang cowok Yang cukup tampan, putih dan menarik. Sering kali aku merasa dia tidak jarang memperhatikanku secara diam-diam.
Setiap hari aku berangkat dan kembali sekolah naik angkutan umum. Sampai sebuah hari, seusai latihan tiba-tiba Tom mendekatiku. Dia menawarkan guna mengantarku pulang. Kupikir dari pada naik kendaraan umum kesudahannya aku setuju saja dia mengantarku. Ternyata dia pun sudah membawakanku helm.
Hari tersebut sehabis mengantarku kembali tiba-tiba cuaca berubah jadi mendung dan hujan. Aku pun mengajak dia masuk ke lokasi tinggal sambil menantikan hujan reda. Sejak hari tersebut kamipun jadi dekat. Setiap hari dia mengantar jemput aku walaupun sebetulnya rumahnya paling jauh dari lokasi tinggalku.
Pada hari Valentine sebab kami sama-sama tidak memiliki pasangan, dia menawariku untuk terbit nanti malam. Aku juga setuju. Pulang sekolah aku siap-siap, aku cuci rambut dan blow layaknya orang yang inginkan pergi berkencan, kupilih baju yang kuanggap sangat oke. Kira-kira jam 16:00 dia datang menjemputku. Lalu anda berangkat ke bioskop.
Dan aku benar-benar tidak mengasumsikan ternyata di dalam bioskop dia mengaku perasaannya kepadaku. Bagaikan di sambar geledek, aku juga mengangguk. Karena memang sekitar ini diam-diam aku sudah merasa sayang padanya. Hubungan kami berlanjut terus hingga 2 bulan lantas kita cekcok hebat sekali. Lalu keesokan harinya dia meminta maaf padaku. Karena sekolah kami cuti selama semingu, kami juga merencanakan guna menginap di luar kota.
Kemudian aku mohon ijin untuk orang rumah sebab yang terdapat di rumah melulu nenekku, aku juga bilang padanya bakal ke luar kota sekitar 4 hari dengan teman-teman. Tentunya tersebut hanya dalil supaya aku dapat pergi. Sesuai masa-masa yang di janjikan aku menantikan Tom di lokasi tinggal sahabatku. Kemudian kami juga berangkat ke luar kota di wilayah pegunungan.
Sesampainya di sana kami menggali penginapan yang cocok lalu check in. Ruangan yang kami tempati tidak terlampau besar tetapi terlihat paling nyaman. Disana ada suatu ranjang berukuran king size yang di sisi kanan kirinya ada meja kecil dan lampu.
Lalu terdapat satu set sofa dan meja. Disisi yang beda ada televisi menyeluruh dengan VCD playernya. Sementara di kamar mandinya dilengkapi dengan bathtub dan shower. Walaupun tidak begitu bagus tetapi lumayan enak lokasi tersebut.
Karena kurasa semua tubuhku tidak fresh aku juga pergi mandi. Sementara Tom masih terbit untuk membelikan majalah dan cemilan. Aku Mandi dengan air hangat dan berendam sesaat. Setelah berlalu aku mengenakan lingerie warna merah menyala yang sengaja kubeli sebelumnya.
Warnanya yang merah paling kontras dengan kulitku yang kuning tentu akan menciptakan siapa saja yang melihatku terangsang. Kemudian kupakai Kimono kamar mandi dari hotel lokasi kami menginap. Dan aku berbaring di ranjang seraya nonton TV.
Tak lama lantas Tom kembali. Setelah menempatkan belanjaan dia juga pergi mandi. Sengaja kumatikan lampu kamar lantas lampu baca di meja kunyalakan remang-remang. Suasana ini benar-benar romantis, kimono juga kubuka dan kulempar begitu saja. Kemudian kutata bantal dan guling di ranjang sedemikian rupa sampai-sampai aku dapat bersandar dengan enak. Kuusap-usap tubuhku sambil menyimak lingerie yang baru kesatu kali kupakai.
Tak lama lantas Tom terbit dari kamar mandi seraya melilitkan handuk di pinggangnya. Dia pun terheran-heran melihatku, lantas sambil tersenyum dia berkata, “Kamu benar benar sexy sayang..” Diapun mendekatiku hingga di bibir ranjang, aku juga berdiri dengan bertumpu pada kedua lututku.
Kubelai rambut Tom yang baru separuh kering, kuciumi wangi rambutnya. Kemudian ciumanku juga turun, hidungnya kukecup, bibirnya kukecup dan kulumat dengan mesra. Dia melingkarkan tangannya di pinggangku seraya sesekali mengelus punggungku.
Kurasakan ciuman Tom kian hebat, lidah kami saling berpagutan, kurasakan bibirnya perlahan tetapi pasti turun menjelajahi leherku yang menciptakan jantungku kian keras berdetak. Sementara tangannya yang beda mengusap-usap buah dadaku yang kelihatan nyaris tidak muat di dalam lingerie yang kupakai sebab ukurannya memang besar, 36C.
Kurasakan lidah Tom turun dari leher menyusuri dadaku lantas tangannya menurunkan lingerie-ku di unsur dada yang mengakibatkan tersembullah dua bukit indahku. Matanya tak pernah lepas dari dadaku seraya dia berkata, “Oh buah dadamu memang estetis sayang.. aku tak pernah sanggup menyangga diriku bila melihatnya..” Aku pun melulu tersenyum seraya mataku mengerling nakal, yang membuatnya kian tidak tahan.
Dia meremas-remas dengan mesra buah dadaku seraya dipilin-pilin putingnya. Kemudian dia jilati bergantian seraya dikulumnya. Kulihat benar-benar tidak muat buah dadaku dalam genggamannya. Ya berikut salah satu kehormatan hati diriku, keindahan yang kumiliki.
Aku juga mengerang, “Aaacchh.. Tom.. kau pandai sekali menghisapnya.. aacchh..” tanpa kusadari tanganku telah membuka handuk yang digunakan Tom yang kubiarkan jatuh begitu saja. Dan bisa kulihat jelas kejantanannya yang panjang dan besar sudah berdiri dengan tegak seakan-akan menantangku. Memang kuakui batang kejantanan Tom paling besar, panjangnya mungkin nyaris 15 cm, dan urusan inilah yang barangkali membuatku tidak jarang kali ketagihan guna bermain seks dengannya.
Kuusap-usap kepala kemaluannya, kurasakan terdapat lendir kesenangan telah mengairi kepala kejantanannya yang membuatku kian terangsang. Kutundukkan kepalaku kemudian kujilat-jilat kepala kemaluannya lalu semua batangnya kujilat seraya kuusap-usap.
Kemudian kudorong tubuh Tom hingga dia terduduk di sofa, kemudian aku berjongkok di depannya, kujilati terus batang kejantanannya lantas kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku seraya lidahku berputar-putar di dalamnya. Kontan saja Tom mengerang, “Aahcchh.. sayaangg.. nikmatt sekalii..” Aku menikmati batang kejantanannya semakin tegang, urat-uratnya mulai menonjol terbit tentu saja aku semakin bergairah melihatnya.
Aku mulai mengeluar-masukkan batang kejantanan Tom, kian lama gerakanku kian cepat seraya kugenggam dan kuputar-putar. Dia merintih lagi, “Sayaang.. kamuu benar-benar hebat.. aacchh..” Aku tak menghiraukannya, kukocok batang kejantanannya kian lama kian cepat lantas kuhisap-hisap, kurasakan tubuh Tom menegang,
“Aku inginkan keluaarr saayy.. akuu nggaak tahann..” Makin kupercepat kocokan tanganku, lantas kuhisap kuat-kuat batang kejantanannya dan.., “Creett.. ccrereett..” Kurasakan air mani Tom mengisi mulutku, langsung kutelan seraya tetap kujilat batang kejantanannya lantas kujilati semua permukaan bibirku seraya kuremas-remas buah dadaku, kulihat Tom lemas sesaat.. Saat aku sedang asyik meremas-remas buah dadaku sendiri, seraya kulirik dia dengan pandangn sayu dan sexy. Tiba-tiba Tom mengusung tubuhku dan membaringkannya di ranjang.
Dia mengulum buah dadaku seraya dihisapnya lantas perlahan ciumannya turun menghirup lingerie di unsur perutku seraya tangannya merambat ke unsur kemaluanku dan mengusap-usap klitorisku yang rasanya telah membesar. Aku menggeliat seraya engerang, “Aacchh.. Tom.. nikmat..”
Kemudian dia berdiri dengan berlutut di ranjang, dia lepaskan celana dalam merahku yang paling sexy itu. Dia usap-usap klitorisku yang memang bersih dari rambut-rambut. Kemudian pelan tetapi pasti dia jilat klitorisku seraya jari tengahnya dia masukkan ke liang kewanitaanku. Benar-benar nikmat kurasakan, kugigit bibirku seraya tanganku tak henti-hentinya memilin putingku seraya sesekali kujilati buah dadaku sendiri.
Karena buah dadaku besar, aku tidak kendala untuk menjilatinya. Sementara Tom sedang sibuk di bawah sana, membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan. Aku juga tak sabar lagi, aku berbicara pada Tom, “Ayo.. Tomm.. masukkan pelermu.. aku.. akuu..” rupanya Tom sudah paham maksudku, sebelum aku menuntaskan kalimatku.. tiba-tiba.., “Slepp..” aku memekik,
“Aaacchh.. yeeahh..” sambil menyangga nikmat yang spektakuler kudapat.
Belum sampai berlalu kurasakan nikmat bulan madu ini, Tom telah menggoyangkan batang kejantanannya terbit masuk dari liang senggamaku dengan paling cepat, rupanya dia masih ingat laksana itulah favoritku. Aku memang suka digoyang paling cepat dari kesatu sampai-sampai rasanya spektakuler nikmatnya. Goyangan Tom pun kian cepat. Kurasakan batang kejantanannya sa ngat keras menghujam di dalam liang kewanitaanku. Aku juga hanya dapat memekik,
“Tomm.. aachh.. nikmat sekali sayangg.. pelermu emang nikmat..” Tom juga tak bereaksi meminimalisir goyangannya, kian lama kian cepat dia bergoyang hingga aku berkata,
“Tomm.. aku inginkan keluarr sayaangg.. akuu nggak tahann..” dia juga berkata,
“Kita sama-sama sayaang..” batang kejantanan Tom kian cepat ritmenya. Kemudian kurasakan nikmat yang luar biasa, tubuhku menegang, melengkung sampai bagian dadaku terbusungkan,
“Aaacchh.. Tomm.. aku keluarr..” Kurasakan liang kewanitaanku paling hangat. Tiba-tiba Tom menghentikan goyangannya dan tubuhnya menegang juga, “Aachh.. akuu pun sayang..” dan,
“Creett.. crett..” Air mani Tom kurasakan memancar dinding rahimku, terasa paling hangat, mengalir perlahan di dalam liang kewanitaanku. Kemudian kami berdua tergeletak seraya dia terus menciumiku dan membisikkan ucapan-ucapan cinta bulan madu, diusap-usapnya rambutku yang membuatku ketiduran sejenak.
Ketika aku terbangun, aku langsung mengarah ke kamar mandi guna berbilas. Kuisi bath tub dengan air panas hingga penuh lantas kumasukkan wewangian parfume kesukaanku dengan tidak banyak minyak kemudian aku berendam di dalamnya, benar-benar nikmat sesudah tadi ber-bulan madu.
Aku nyaris ketiduran saat kurasakan terdapat jari-jari halus mengelus dan mengelus rambutku. Kubuka mataku, kulihat Tom sedang berjongkok di sana, masih dalam suasana telanjang bulat. Kulihat senyumannya yang mesra. Kemudian dia menghirup keningku, terus menyusur hidungku sampai akhirnya kami berciuman lagi.
Tangannya mengusap-usap buah dadaku, menciptakan birahiku bangkit kembali. Kemudian kuusap-usap batang kejantanannya yang memang semenjak dia berjongkok sudah tegak berdiri. Dia masuk ke bath tub, aku juga menggeser badanku sampai aku terduduk di ambang bath tub.
Kemudian dia naikkan pahaku hingga posisiku mengangkang, kutarik batang kejantanannya hingga menyentuh kemaluanku kemudian kuusap-usapkan di klitorisku. Aku menggelinjang kenikmatan. Perlahan aku masukkan kepala kejantanannya di depan liang senggamaku dan Tom mendorong pantatnya yang otomatis menyodokkan batang kejantanannya ke liang kewanitaanku.
“Aaachh.. anda nakal Tomm..” erangku. Kemudian bibir kami saling berciuman dengan ganasnya, saling lumat dan saling memagut. Sementara tersebut kurasakan gerakan Tom sudah kian cepat dan cepat, dia naikkan kaki kiriku ke bahunya seraya setengah melingkar ke lehernya. Dia gerakkan memutar pantatnya, kuremas-remas buah dada ku seraya kami terus berciuman.
Tiba-tiba dia melepas ciumannya dan.., “Aaacchh.. sayaang..” dia memekik sambil mendekap erat tubuhku. Kurasakan kebali air maninya mengairi dinding rahimku. Kemudian kucium dia dengan mesra seraya kubelai-belai. Setelah tidur sebentar, kami mandi bersama. Aku menyabuni dia dan dia menyabuniku bergantian. Kemudian kami memesan sate yang biasa mangkal di depan hotel tersebut.
Selesai santap kami nonton VCD yang memang telah disediakan di sana. Waktu kami nonton blue film, pulang nafsu kami bangkit dan kami pun mengerjakan seperti yang terdapat di film. Seharian kami dapat bermain hingga Tom menjangkau 7 kali orgasme dan aku telah tak terkira lagi berapa kali orgasme. Ini kami kerjakan selama 4 hari 3 malam. Benar-benar laksana orang yang sedang ber-bulan madu. Sampai pada kesudahannya kami mesti pulang ke kota kami.
Aku dan Tom begitu bahagia ketika bulan madu itu. Meskipun kami kini sudah tidak bareng lagi
No comments:
Post a Comment