Tuesday, December 12, 2017

Cerita Sex Ngentot Dengan Tanteku Sendiri - Bonus Video BOKEP 3gp - ceritasexnesia.blogspot.com



Namaku Rano usiaku baru memasuki  17 tahun dan aku sebentar lagi bakal  duduk dibangku kuliah, aku akan mengisahkan  pengalamanku saat  kehilangan keperjakaanku masa-masa  masih duduk dibangku SMA ruang belajar  2. Wajahku biasa-biasa aja ngak terdapat  yang istimewa, tetapi  aku memiliki keunggulan  mungkin agak luar biasa dikomparasikan  dengan orang banyak sekali  yaitu memiliki  kontol yang cukup  besar lebih tidak cukup  18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu istirahat  adek kecil ku tersebut  Cuma 6 cm.

Cerita ini bermula  dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua family  dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan. Rumah nenekku tidak terlampau  besar sementara  keluarga dari ibuku seluruh  berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, seluruh  datang sekeluarga melulu  tanteku yang mempunyai  nama  Tante Lia datang sendiri sebab  suaminya sedang tugas terbit  kota dan belum memiliki  anak.


Tante Lia usianya selama  36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya tidak banyak  gemuk tetapi  padat terawat maklum orang kaya. Karena dirumah udah penuh, maka tante Lia inginkan  menginap di losmen dekat lokasi  tinggal  nenekku, aku mengantarnya naik motor, lantas  tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam tersebut  aku kembali  dan bermalam dirumah nenekku.

Pagi harinya aku diajak  mengantarkan makanan ke tante Lia, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.

“Masuk Rano..”katanya seraya  membukakan pintu kamar nya

“Baik tante”, jawabku seraya  masuk dan menempatkan  makanan diatas meja dalam kamarnya.

“Tante terlambat bangun nih… berakhir  semaleman tante ngak dapat  tidur… kayaknya losmen ini serem deh Rano, jadi tante agak fobia  jadinya..”, dia bercerita

“Eh… tunggu dulu ya… tante inginkan  mandi dulu trus inginkan  bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males inginkan  naik becak”, sambungnya.

“baik tante..”, jawabku. Tante Lia masuk kek amar mandi sementara  aku duduk di kursi yang terdapat  di dalam kamar losmennya.

Suara air menyiram  badannya kudengar, dan tiba-tiba benak  kotorku berjalan saat  kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berlangsung  pelan- pelan mengarah ke  kamar mandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni semua  tubuhnya dan aku terpana menyaksikan  tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, barangkali  tante Lia rajin mengasuh  dan memotong  bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.

Agak lama aku mengintip tante Lia mandi seraya  nafasku ngos-ngosan ngak tahu mengapa  sampai kesudahannya  tante Lia berlalu  aku cepat-cepat duduk pulang  dikursi seraya  pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa. “Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba- tiba tersiar  suara tante Lia didepan ku


“eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang melakukan  salah tentu  pikirannya kalut

“Rano… anda  keluar dulu ya… tante inginkan  ganti baju trus anda  berangkat, biar tante mau santap  dirumah ibu aja”, kata tanteku.

Aku terbit  dari kamarnya dan menantikan  diruang loby hingga  akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek. Malam harinya selama  jam 9 malam tante lia minta dikirimkan  ke losmen lagi, dan tante Lia kisah  sama ibuku bahwa tante Lia agak ketakutan istirahat  sendiri di losmen. Dia meminta aku guna  menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam tersebut  menginap di losmen mendampingi  tante Lia. Berhubung lokasi  tidurnya single bed maka aku istirahat  dibawah. Tante lia tiduran seraya  menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Lia kisah  lagi ditemani aku sebab  takut suasana  losmen yang angker  ini menurutnya.

Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis berakhir  hawa AC menciptakan  ku inginkan  pipis, aku pergi kekamar mandi dan mulai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang terdapat  digantungan di kamar mandi.

Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu sebab  penasaran kucium celana dalam tersebut  pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny ketika  itu, kuulang ulang menghirup  CD tersebut  dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya. Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Lia ketika  ini istirahat  ngak pake CD dan ketika terbit  dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat tersebut  terlentang



dengan dengkuran yang halus, tetapi  tidak bisa  kulihat dengan jelas sebab  lampu kamar yang redup. Malam tersebut  aku ngak dapat  tidur, terbayang tubuh tante Lia yang lagi mandi pun  terbayang Cdnya pun  terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur- tidur… sialan… umpatku dalam hati. Kulirik jam sudah mengindikasikan  pukul 2 dini hari, tetapi  mataku ngak dapat  terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:

“Ranoo… Rano.”

Aku pura-pura ngak mendengar.

“Ran…ranoo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.

“Iya tante Lia terdapat  apa?”, tanyaku seraya  pura-pura lemas.

“Tolong Rano tante pinjam selimutnya,

ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.

Aku bangun dan berlangsung  menghampirinya sambil memberikan  selimut yang aku jadikan alas”, anda  tidur diatas aja rano disamping tante…”

“Iya tante…”, jawabku, namun  dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.

“Sini selimutnya berduain biar anda  ngak kedinginan”, katanya, laksana  kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi guna  berdua me sti mepet.

Tante Lia oleng  membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya tertata  dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, terdapat  desiran mengherankan  didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat tersebut  kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku kian  merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali fobia  tante Lia terbangun aku menyingkapkan daster unsur  belakang tante Lia keatas, oww… tampak  jelas buah pinggulnya yang kembar paling  mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada suatu  gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya.

Pikiranku kian  tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya menerbitkan  cairan jernih  yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku. Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu kepunyaan  tante Lia, “ohh…”, aku mengerang  perlahan menikmati  sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Lia, kugerakkan tidak banyak  pantatku untuk mengurangi  vagina tante Lia, tetapi  aku tidak tahan menyangga  sesuatu yang berkeinginan  meledak terbit  dari dalam penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku guna  menikmatinya,

Kulihat spermaku tidak sedikit  tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, sebab  takut tante Lia terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum sarat  kepuasan. “Rano…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar terdapat  orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan menyaksikan  tante Lia sudah berlalu  mandi. Tante Lia menggunakan  handuk yang dililitkan didadanya seraya  tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:


“Rano tadi malam anda  mimpi ya..?”

“Eng…”, belum sempat aku membalas  tante lia meneruskan bicaranya.

“Berarti sekarang anda  sudah aqil balig, anda  harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante tidak sedikit  kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.

“Maaf tante… Rano ngak sengaja”, jawabku spontan sebab  terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.

“Nah lihat ku… burung anda  bangun mulai tadi…”, kata tante lia seraya  matanya menyaksikan  kebawah perutuku.

Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku tak sempat  memasukkan burungku kedalam

sangkarnya dan mulai pagi tadi disaksikan  sama tante Lia.

“Maaf tante…”, kataku dengan malu- malu sambil unik  celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.



“Jangan dimasukkan dulu rano…! rano kan telah  dewasa sekarang… tetapi  rano belum diketahui rano tersebut  sempurna apa tidak…”, kata tante Lia.

“Sempurna gimana tante..??”, tanyaku seraya  menggeruntukan dahiku, guna  yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.

“Kadang terdapat  orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus terdapat  yang impoten kesudahannya  ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Rano sempurna apa tidak, anda  keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Lia, Akupun spontan menerbitkan  lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.

Kulihat Tante Lia menelan ludah tidak banyak  melirik kepenisku, dan tante lia berbicara  “Rano diam aja ya nanti, Rano pejamkan mata aja bila   takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”

“Baik tante.” Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sampai-sampai  aku merasa tidak banyak  geli dan terkejut .

“Emm..”, aku berguman seraya  terpejam.

“Kenapa rano…sakit..??”, agak berbisik suara tante lia dengan nafas tidak banyak bernafsu.

“Enggak tante…ngak apa-apa.”

Ada tidak banyak  gerakan yang dilaksanakan  tante Lia sampai-sampai  vaginanya mengurangi  penisku kearah atas trus kebawah dan tersebut  berlangsung sejumlah  saat, aku menikmati  geli yang spektakuler  dan aku menggigit bibir bawahku agar  tidak bersuara, aku membuka tidak banyak  mataku hendak  melihat wajah tante Lia, ternyata tante Lia memejamkan matanya pun  sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku kian  licin sampai-sampai  berbunyi “tet… pret… pret… pret…” masing-masing  tante Lia memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.


Kemudian tante Lia berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak tertata  bilang:

“Rano… kini  tes terakhir ya…”

“iya tante… Rano siap”. Aku menikmati  jari tante Lia memegang penisku unsur  tengahnya, sesaat lantas  aku menikmati  kepala penisku menyeruak sebuah  lubang yang agak lebar sehingga mudah  masuknya, aku merasakannya seraya  memejamkan mata dan menikmatinya.

Ketika baru sepertiga masuk aku menikmati  ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang tersebut  kayaknya laksana  cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang tersebut  yaitu tante Lia berjuang  untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya tetapi  agak kesulitan.

Kurasakan desakan  tante Lia kian  kuat terhadap penisku dan kelihatannya  kulit kepala penisku terkupas oleh cincin tersebut  rasanya nyilu nyilu enak sampai-sampai  aku terbit  suara.

“aakh…” Nikmatnya Ngentot Dengan Tante Lia

Tante Lia menghentikan gerakannya .

“Gimana rano… Sakit..??”

“Enggak tante ngak apa apa…”

Tiba-tiba kurasakan lobang cincin tersebut  berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan

batangnya, tadi barangkali  kepalanya sudah melalui  cincin itu, dan kelihatannya  kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia.

“Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.

Kembali kurasakan jepitan cincin tersebut  makin powerful  dan penisku kelihatannya  tersiram air hangat didalam vagina tante Lia, akupun kehilangan kendali menikmati  jepitan tersebut  dan tidak dapat menyangga  sesuatu yang akan terbit  dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan tersebut  menyemprot kedalam vagina tante Lia.

Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia sejumlah  saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…

“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.

“Emm udah… Rano, ternyata anda  laki-laki yang normal”, jawabnya seraya  mengusung  pantatnya mencungkil  penisku divaginanya, trus tante lia berlangsung  ke kamar mandi. Aku menyaksikan  kearah penisku, disana ternyata tidak sedikit  berlepotan cairan berwarna putih, terdapat  yang kental terdapat  yang jernih  sebagian lagi terdapat  di bulu-buluku yang masih halus, aku beranggapan  dalam hati. Seandainya tes ini dilaksanakan  setiap hari, barangkali  aku tidak adak menolaknya.

No comments:

Post a Comment