Om saya sudah menikah dan mempunyai 2 anak pria yang lucu usia 3 dan 5 tahun, serta mempunyai istri yang lumayan cantik (menurut keterangan dari saya) umurnya selama 27 tahun. saya sendiri bermukim disurabaya tidak cukup lebih jarak lokasi tinggalku dengan tante ialah 19 Km…
Awal kejadiannya ialah pada hari sabtu malam saya mendengar pertengkaran di lokasi tinggal tersebut, yang tidak lain ialah om saya dengan tante saya. Ternyata penyakit ‘gatel’ om saya kambuh lagi yaitu tidak jarang pergi ke diskotik bareng temannya. Hal tersebut paling menyakitkan tante saya, sebab di sana om saya bakal mabuk-mabukan dan terkadang pulangnya dapat pada hari Minggu malam.
Dari dalam kamar tersiar tante saya berteriak, “Nggak usah kembali sekalian, cepet ceraikan aku.” Dalam hatiku berkata, “Wah bentrok lagi.” Om Pram langsung berjalan terbit rumah, menstarter mobilnya dan pergi entah ke mana. Di dalam kamar, aku mendengar Tante Sis menangis. Aku inginkan masuk ke dalam tapi fobia kena damprat olehnya (kesalahan Om Pram dicurahkan kepadaku).
Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apa-apa terhadap Tante Sis. Maksudku dampak kecewa sama Om Pram dia langsung bunuh diri. Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis membungkuk di depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan seraya menghindari pecahan gelas yang tadi sempat dibuang oleh Tante Sis. Kuhampiri dia dan dengan pelan.
Aku bertanya, “Kenapa Tan? Om kambuh lagi?” Dia tidak menjawab, melulu diam saja dan sesekali tersiar isak tangisnya. Cukup lama aku berdiri di belakangnya. Pada waktu tersebut aku melulu memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Sis mengenakan baju istirahat yang lumayan menggiurkan. Pada saat tersebut aku belum berpikiran macam-macam.
Aku melulu berkesimpulan barangkali Tante Sis menyuruh Om Pram, berdua saja di rumah, sebab anak-anak mereka sedang pergi menginap di lokasi tinggal adik Tante Sis. Dan mungkin pun Tante Sis menyuruh Om bercinta (karena baju yang dikenakan lumayan menggiurkan, daster tipis, dengan warna pink dan panjang selama 15 cm di atas lutut). Tetapi Om Pram tidak mau, dia lebih mementingkan teman-temannya dari pada Tante Sis. Tiba-tiba Tante Sis berkata, “To, Om anda kayaknya udah nggak sayang lagi sama Tante.
Sekarang dia pergi bareng teman-temannya ke Surabaya, ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi.” Ketika Tante Sis berbicara demikian dia berbalik menatapku. Aku separuh kaget, saat mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira berukuran 34). Di situ tampak puting susunya yang tercetak dari daster yang dikenakannya. Aku cukup kaget pun menyaksikan tubuh tanteku itu.
Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Sis menanyakan sesuatu, aku langsung mendekatinya (dengan asa dapat menyaksikan payudaranya lebih dekat lagi). “Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah cemas Tan!” “Iya namun temennya tersebut brengsek semua, mereka tentu mabuk-mabukan lagi dan main wanita di sana.”
Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan berkata, “Tenang aja Tan, Om nggak akan macem-macem kok.” (tapi pikiranku telah mulai macam-macam). “Tapi Tante denger dia punya pacar di surabaya, malahan Tante kemarin pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Sella.” “Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin tersebut temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok.”
Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku telah di atas paha Tante Sis sebab tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya kuusap secara halus, urusan ini kulakukan sebab aku berkesimpulan bahwa tanteku telah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki. Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan berdiri dari duduknya.
“To, saya tantemu saya harap kamu tidak boleh kurang ajar sama Tante, kini Tante harap anda keluar dari kamar tante kini juga!” Dengan nada marah Tante Sis mengusirku. Cukup kaget pun aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri dan meminta maaf, untuk Tante Sis sebab kekurangajaranku. Aku berlangsung pelan untuk terbit dari kamar tanteku.
Sambil berlangsung aku berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak hendak menyia-nyiakan peluang ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang keperluan biologisku kusalurkan lewat tanganku. Setelah hingga di depan pintu aku menoleh untuk Tante Sis lagi. Dia melulu berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah bercampur kecil hati menjadi satu).
Aku mengembalikan badan lagi dan di pikiranku aku mesti mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bebal aku memblokir pintu kamar dari dalam dan menguncinya, kemudian langsung berbalik menatap tanteku. Tante Sis lumayan kaget menyaksikan apa yang aku perbuat. Otakku sudah diisi oleh nafsu binatang. “Mau apa anda To?” tanyanya dengan gugup bercampur kaget. “Tante barangkali sekarang Om sedang bersenang-senang bareng pacar barunya, lebih baik anda juga berfoya-foya di sini, saya bakal memuaskan Tante”.
Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia meronta-ronta, tetapi sebab postur tubuhku lebih banyak (tinggiku 182 cm dan beratku 75 kg, sementara Tante Sis mempunyai tinggi tubuh selama 165 cm dan berat tidak cukup lebih 50 kg) aku bisa mendorongnya ke ranjang, kemudian menindihnya. “Lepasin Tante, Dito,” suara terbit dari mulutnya namun aku telah tidak peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas.
Ternyata Tante Sis tidak mengenakan celana dalam sampai-sampai terpampang gundukan bukit kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya unsur atas sampai payudaranya terpampang di depanku. Dengan bernafsu aku langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati semua tubuhnya khususnya payudaranya, lumayan harum tubuh tanteku.
kemaluanku sudah berdiri tegak dan kokoh nafsu sudah menyelimuti seluruh kesadaranku bahwa yang kugeluti ini ialah isteri pamanku sendiri….yaitu tanteku…. Dengan tidak sabar aku langsung berjuang membenamkan kejantananku ke liang TANTEKU……….. , Aku agak kendala menemukan celah kewanitaan tanteku,kadang kemaluanku meleset keatas dan bahkan kadang meleset kearah lubang anus tanteku . ini diakibatkan tanteku bergerak kesana kemari berjuang menghindar dan merintangi kemaluanku yang telah siap tempur ini……………………………………..
“To, tidak boleh To, aku Tantemu bantu lepasin To, ampun, Tante mohon ampun”. Aku telah tidak peduli lagi Rengekannya. …….usahaku kepalang tanggung dan mesti berhasil……karena gagalpun barangkali akibatnya bakal sama bahkan barangkali lebih fatal akibatnya……. Ketika lubang senggamanya kurasa telah pas dengan ditolong cairan yang terbit dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.
“Auuhh, sakit To, aduh.. Tante mohon ampun.. bantu To tidak boleh lakukan …..lepasin Tante To..” Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan, namun senjataku telah di dalam, “Maaf Tante, saya telah tidak tahan dan punyaku telah terlanjur masuk nih…..,” bisikku ke telinganya. Tante Sis melulu diam saja. Dan tidak berbicara apa-apa.
Dengan pelan dan tentu aku mulai memompa kemaluanku naik turun, ……..tanteku menggelinjang hebat…..seakan bakal masih terdapat sedikit penentangan dalam dirinya…. ssshhhhhhhhh….tanteku melulu mendesis lirih seraya menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan enggan menatap wajahku…….kemudian Dia melulu diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar.
Kucium keningnya dan bibirnya, seraya membisikkan, “Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om telah tidak sayang lagi, biar Dito yang menyayangi Tante.” Tante Sis melulu diam saja, dan kurasakan pinggulnya juga ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.
kemaluanku kudorong perlahan …seakan hendak menikmati kenyamanan ini dengan masa-masa yang lama…….. cllkk….clllkkkk.cclkkkk bunyi badanku beradu dengan badan tanteku…….seirama terbit masuknya kemaluanku kedalam liang senggamanya yangbetul betul enak…… …
Kira-kira 10 menit aku menikmati liang kewanitaan tanteku semakin basah dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan mengurangi kuat-kuat barangkali tanteku sedang orgasme……………………………………. …………… kudiamkan sejenak …..kubiarkan tanteku merasakan orgasmenya………kubenamkan lebih dalam kemaluanku ,sambil mendekap erat tubuhnya iapun membalasnya erat…..kurasakan tubuh tanteku bergetar…. kesenangan yang dahsyat sudah didapatkannya…….
kubalik badan tanteku dan kini dia dalam posisi diatas……kemaluanku masih tenggelam dalam kewanitaan tanteku……tapi dia melulu diam saja seraya merebahkan tubuhnya diatas tubuhku,….lalu kuangkat pinggul tanteku perlahan…..dan menurunkannya lagi….kuangkat lagi……dan kuturunkan lagi…….
kemaluanku yang berdiri tegak menyodok deras keatas …kelubang nikmatnya…… ahirnya tanpa kubantu ….tanteku menggoyangkan sendiri pantatnya naik turun….. oooooooccchhhhhhhh…….aku yang blingsatan kenikmatan… rupanya tanteku mahir dengan goyangannya diposisi atas…. kesenangan maximum kudapatkan dalam posisi ini…. rupanya tanteku mengetahui suasana ini …
ia tambah menggoyang goyangkan pantatnya meliuk liuk serupa pantat Anisa bahar biduan dangdut dengan goyang patah patahnya……. oooooochhhhhh,…………sshhh……kali ini aku yang serupa orang kepedasan aku mengusung kepalaku…kuhisap puting susu tanteku….. ia mengerang……..goyangannya tambah dipercepat…. dan 5 menit berlangsung …….
tanteku bergetar lagi……ia sudah mendapatkan orgasmenya yang kedua…… pundakku dicengkeramnya erat…… ssshhhhhhh………bibir bawahnya digigit…sambil kepalanya menengadah keatas….. “to….bangsat kamu…….tante kok dapat jadi gini…..ssssshhhh ….tante udah 2 kali kluarrrrrrrr…”….. aku melulu tersenyum….. “tulangku rasa lepas seluruh to….” aku pulang tersenyum…
“tante gak pernah klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu..” kubalik pulang badan tanteku dengan posisi konvensional.. kugenjot dengan deras kewanitaannya….. oooohhh oohhh….ssshhhhh tanteku pulang menggeliat pinggulnya mulai bergoyang pula mengimbangi genjotanku………….. aku pun telah kepengen nyampe……. dan tidak lama lantas akupun menerbitkan spermaku di dalam liang senggamanya.
ssshhhhhh……aaachhhhhhh……………….. spermaku tumpah dengan derasnya kedalam liang senggama tanteku…….. mata tanteku sayu menatapku klimaks……… permainan panjang yang paling melelahkan……yang dimulai dengan pemaksaan dan perkosaaan yang ahirnya berkesudahan dengan kesenangan puncak yang sama sama diraih……. kulihat terpancar kepuasaan yang amat paling diwajah tanteku..
“kamu mesti mengawal rahasia ini to…..” aku melulu mengangguk…. dan kini tanteku tak perduli lagi bila om ku mau kembali atau tidak……. karena bila om ku terbit malam maka tanteku bakal menghubungiku via HP guna segera kerumahnya.
No comments:
Post a Comment