Thursday, April 5, 2018

Cerita Sex Ngentot Dengan Bispak Kuliah Sange - www.ceritasexnesia.blogspot.com


Aku mendapat sebuah empiris yang menarik dimana aku berkenalan lewat dunia maya, yah disini aku tidak jarang chat dan tidak sedikit menemukan rekan wanita , kadang yang aku temui terdapat ibu ibu yang kisah akan masalah pribadinya hingga ke masalah sex tak jarang pun aku pernah di suruh untuk mengerjakan hubungan dengan di antara wanita STW namun dalam kisah ini aku akan mengisahkan kisahku perkenalan dengan mahasiswi.

Aku masuk dalam grup dimana aku melihat potret profilnya paling cantik aku chat dia, sebut saja namanya Rita dia masih muda usianya 20 tahun dengar dengar dia pun anak tajir yang sedang kuliah di luar kota, lha dari sini cerita ini terjadi.

Singkat cerita, sebuah hari aku terdapat tugas dinas ke kota M dan iseng-iseng aku hubungi dia melewati nomor HP yang telah dia berikan sebelumnya. Dan dengan senang hati dia inginkan ketemuan, asal dengan kriteria dia bawa teman. Walhasil, aku ketemu dia di di antara cafe di wilayah kampus yang sedang di pinggir kota.

“Hey.. Kamu Rita” sapaku.

“Hey, Dodi ya.. ” sambil membalas Rita mengulurkan tangannya.

“Kenalin ini temanku Dony,” sambil memperkenalkan temanku.

“Oh ya, kenalin pun ini temanku Rida,” kata Rita memperkenalkan temannya.

Sepintas terlihat, Rita ialah sosok seorang gadis model. Karena format tubuhnya paling semampai dengan ciri 167/45. Sehingga tonjolan di dada maupun di pantatnya tidak begitu nampak sebagaimana gadis-gadis yang aku kenal. Lamunanku buyar ketika Rita menawarkan menu yang inginkan dipesan.


“Iz, anda mau santap apa?” tanya Rita.

“Mmm, anu.. Terserah deh” jawabku gugup.

“Kenapa say.. Kok nervous gitu?” tanyanya manja.

Wah dadaku berdetak keras ketika dia panggil aku dengan kata “say.. ” namun aku cepat menguasai suasana dan bersikap laksana nggak terdapat rasa GR dengan panggilan yang aku kira paling romantis banget.

“Tidak kok, tidak apa-apa, aku ngikut aja,” jawabku datar.

Dari kesatu anda ketemu di chatting, aku tersingkap saja dengan kedudukan aku yang telah married. Dan ternyata diluar dugaanku, Rita dapat menerima urusan tersebut karena memang dia menyenangi cowok yang lebih dewasa.

2 jam lamanya kami berempat, ngobrol apa aja yang dapat dibicarakan. Baik mengenai kuliahnya, masalahnya Sampai kesudahannya waktu mengindikasikan pukul 21 tidak cukup 1/4. Akhirnya aku menawarkan diri guna mengantar balik ke kost-kostan.

“Rita, telah malem nih, mari aku anter balik” ajakku.

“Oke dah Mas Dodi,” jawab Rita singkat seraya bangkit dari duduknya.

Setelah aku bayar di kasir, aku bergegas mengarah ke mobil starletku yang butut kedinginan diluar cafe.

“Dan, minggu depan aku inginkan ke Surabaya,” kata Rita.

“Oya, dalam rangka apa?” tanyaku.

“Mau ketemu kamu, anda ada masa-masa kan?” jawabnya tersenyum.

Deg! jantungku terasa berhenti saat Rita bilang laksana itu, aku langsung berjuang menguasai situasi.

“Ooo.. Pasti bisalah, asal anda kabarin sehari sebelum datang,” pintaku.

“Oke deh, ntar aku hubungi anda Mas” kata Rita.

“Terus, anda mau dateng sama Rida atau sendirian?” tanyaku.

“Sendirilah Mas, masa iya sama temanku.. Kan nggak romantis?” jelas Rita.

Tanpa terasa sampailah di depan lokasi kost Rita.

“Selamat malam,” kataku.

“Terima kasih ya Mas, hingga ketemu minggu depan,” Rita mengingatkan.

“Ok” jawabku singkat, dan setelah tersebut aku langsung tancap gas balik mengarah ke ke Surabaya dengan perasaan yang masih bertanya-tanya dengan perkataan Rita yang tidak banyak romantis. Tetapi sebandel apapun aku, aku tetap memegang prinsip aku mengenai virginitas seorang cewek. Buat aku andai seorang gadis tersebut masih virgin, aku tidak bakal pernah inginkan Making Love sebab sudah menjadi prinsip aku guna tidak merusak masa mendatang seseorang.

6 hari telah berselang sesudah pertemuan kesatu dengan Rita dan cocok janji dia, Kamis siang Rita menelphone HP-ku. Ringtone dengan lagu dilema cellulerku berbunyi dan ketika aku liat layarnya ternyata 081252xx (nomor Rita).

“Mas Dodi kelak aku berangkat sepulang kuliah, dapat jemput nggak?” tanya Rita.

“Oke bisa, jam berapa?” balas aku bertanya.

“Mmungkin dari Surabaya jam 18.00″ jawab Rita.

“Lho emang anda mau langsung balik?” selidik aku.

“Tidaklah Mas, aku kan hendak ditemanin Mas Dodi semalaman” jelasnya.

Alamak si Rita ini, buat aku beranggapan yang nggak-nggak.

“Oo gitu, oke sapa takut” tantang ku.

“Oke deh Mas, hingga besok” seiring kata tersebut HPnya langsung dimatikan.

Setelah telphone off, aku langsung hubungi di antara hotel di Surabaya yang menjadi lokasi favorite aku dan kebeetulan aku di antara members di hotel tersebut. Sehingga setiap ketika aku dapat booking room dengan posisi open.

Hari jum’at jam 18.00 tepat aku telah nongkrong di jok mobilku. Diparkiran terminal Bungur Asih dan selang 5 menit cellulerku berbunyi, “Mas anda dimana?” suara Rita.

“Aku telah di parkiran terminal nih,” jelasku.

“Oke deh aku ke situ” jawab Rita.

Dengan perasaan deg-degan aku menantikan Rita nongol dari pintu terbit terminal, dan dari jauh aku lihat tubuh semampai yang agak kurusan berlenggak-lenggok laksana di catwalk. Setan bertanduk, mengembus pikiranku sepanjang Rita mengarah ke mobilku.

“Hey Mas Dodi, gimana khabarnya?” tanya Rita.

“Baik Rita” jawabku singkat.

“Sudah lama ya Mas Dodi tunggunya,” ia membuka percakapan.

“Belum kok Rita” jawabku singkat.

Tanpa panjang lebar, aku langsung mengarah ke hotel yang sehari sebelumnya aku telah booking. Dan parfum dengan wewangian melati paling megganggu birahi kelaki-lakianku. Setan bertanduk semakin aktif mengetuk benak kotorku guna langsung bercinta dengannya.

Sesampai di hotel aku langsung mohon kunci dan mengarah ke kamar lantai 2 nomor 222.

“Lho Mas mengapa kok booking yang 2 bed?” tanya Rita.

“Lho memangnya kenapa?” aku berlagak bengong.

“Rita pengennya yang satu bed, supaya dapat berduaan,” jawab Rita polos.

Walaupun setan telah pada meringis diatas kepalaku dan bilang, yes! namun aku berjuang cool di depan Rita dan sedikit berbicara bijak laksana orang tua.

“Rita, anda tidak untuk macam-macamkan di kamar ini?” balasku bertanya.

“Ya telah deh Mas, aku inginkan mandi dulu ya” jawab Rita kesal.

15 menit lamanya Rita mandi, kesudahannya pintu kamar mandi tersingkap dan begitu kagetnya aku, saat Rita melulu mengenakan daster yang tipis tanpa memakai BH dan CD, sampai-sampai nampak jelas sekali puting yang kecil menonjol di balik daster tipisnya. Tanpa menyaksikan gelagat Rita yang semakin menciptakan detak jantungku semakin cepat, aku langsung ambil handuk dan mandi.

Malam semakin larut dan nyaris 3 jam aku di dalam kamar berdua dengan Rita, detak jantungku semakin kencang tatkala Rita sesekali sengaja menyentuhkan tangannya di pundakku. Adik kecilku berontak dengan keras hendak keluar dari celanaku.

“Mas, malam ini anda manis banget sih,” kata Rita memuji.

“Ah kamu dapat aja” jawabku agak gugup.

Karena pertanyaan itu dikatakan hanya dengan jarak 20 centi dari mukaku sampai-sampai bau harum di wajahnya begitu menggelitik syaraf kelaki-lakianku.

“Mmm bagaimana.. ” belum berlalu aku tanyakan sesuatu tiba-tiba tubuh kecil Rita telah berada dipangkuanku. Sehingga mempermudah dia untuk menghirup bibirku. Sedangkan posisiku sendiri paling tidak menguntungkan untuk menjawab ciuman Rita, sebab posisi tanganku menopang tubuhku.

“Mmm.. Mas.. Aku suka kamu,” kata Rita seraya melanjutkan ciuman mautnya.

Aku tidak dapat menjawab sepatah kata apapun sebab memang serang bibir tipis Rita menggelontor bibirku bertubi-tubi. Perlahan namun pasti, aku mulai merubah posisiku guna terlentang di ranjang sampai-sampai tubuh mungil Rita dengan gampang naik diatas tubuhku.

Aku rasakan perutku mulai basah dengan cairan yang mulai menetes dari memek Rita. Karena dari tadi dia telah tidak menggunakan celana dalam sehingga ketika duduk diperutku, aku menikmati betapa halus bulu-bulu di selangkangan gadis ini. Tanganku mulai mengelus punggung dan tengkuk Rita, sehingga urusan tersebut membuat birahi Rita mulai terkoyak.

Dari mulutku Rita mulai merambat kebawah, menjilati puntingku sampai membuat darah aku berdesir dengan kencang.

“Rita.. Geli sayang.. ” aku merintih.

Rita kelihatannya semakin bernafsu mendengar rintihan aku, dan semakin berani saja gadis ini memainkan lidahnya disekitar perutku. Tubuhnya semakin kebawah dan sampailah wajah nya di atas selangkanganku, dengan satu gerakan saja, celana adidas yang aku kenakan langsung tertanggal.

“Mas.. Aku suka kontol kamu.. Gila besar sekali” puji Rita dan setelah tersebut langsung saja mulutnya yang tipis mulai tiba di batang kemaluanku.

“Oohh.. ” aku mengerang dan mnggelinjang ketika mulut Rita mulai melahap kontolku yang telah mulai mengencang. Sesekali tangan yang lentik mengocok batang kemaluanku.

“Aaow.. Sakit sayang” jeritku ketika giginya tentang kepala kontolku.

Aku melulu menikmati jilatan, hisapan dan kuluman bibir Rita yang tipis sembari aku menengok kebawah menyaksikan Rita yang lagi asyik mengoral kontolku. Duh alamak, ini gadis kok jago banget oral sex nya. Awas ya aku balas nanti kalo gadis tersebut sudah puas menghisap kontolku. Disaat aku menginginkan apa saja yang akan aku kerjakan dengan gadis kecil ini, tiba-tiba Rita bangkit dari selangkanganku dan berdiri.

“Mas. Rita telah nggak tahan.. Aku masukin ya?” tanya Rita seraya melepas kontolku dari mulutnya.

“Rita, Mas tidak mau, andai kamu masih virgin,” aku berjuang jelaskan masalah prinsipku mengenai keperawanan seseorang.

“Mas, Rita hendak banget.. Rita telah pernah kerjakan kok sama pacarku” jelas Rita tidak inginkan kalah.

“Kamu serius..?’” tanyaku bingung.

“Percaya sama Rita Mas, aku telah tidak virgin kok,” sambil berbicara seperti itu, Rita langsung berdiri diatas tubuhku. Tangannya yang lentik memegang kontolku yang berdiri kencang untuk ditunjukkan ke lubang memeknya

Bless.., suara kontolku mengoyak memek Rita.

“Ughh, Mas..” kepala kontolku langsung membuka lubang sempit di selangkangan Rita.

“Gila, enak sekali punya Mas.. aakkh” Rita menggerinjang sembari mulai berjuang memasukkan semua batang kemaluanku.

Aku menikmati lubang surgawi kepunyaan Rita paling sempit sekali, sampai-sampai aku menikmati sesuatu yang mengapit batang kemaluanku.

“Mas.. mentok nih, tak waras banget.. sebenarnya belum masuk semua..” rintih Rita.

“Gila Mas punya anda panjang.. Eenaak Mas” rintih Rita.

Beberapa kali Rita menggerakkan tubuhnya naik turun, tiba-tiba Rita mulai mempercepat pergerakkannya diatas tubuhku yang naik turun.

“Mass.. Ritaa.. Mau.. Daapett.. Maass..” rintih Rita.

Karena memang kontolku tidak dapat masuk seluruhnya (hanya menyisakan 2 cm saja), seraya bergerak naik turun tangan Rita berjuang menahan tubuhnya dia tas dadaku.

“Mas.. Aaampunn.. Akuu nggak tahan lagi..” rintih Rita.

“Mas.. Dodi.. Rita kee.. luuaarr..” bersamaan dengan rintihan panjang Rita sesuatu aku rasakan mengguyur batang kemaluanku.

Sssurr.., cairan yang terasa tidak sedikit membasahi selangkan aku.

Tubuh Rita langsung terkulai lemas dengan permainan tadi sampai-sampai dia terlentang sambil memblokir mata, menikmati sisa-sisa kesenangan yang telah diraihnya. Tanpa memberi nafas sedikitpun, aku mulai menunduk di atas dada gadis yang masih belia ini.

Dengan sentuhan yang sarat perasaan, lidahku mulai memainkan puntingnya yang masih mengencang besar. Aku berjuang membangkitkan gairah Rita yang telah mulai terkulai lemas.

“Mas.. Kamu hebat.. Ughh,” pujian Rita tidak hingga selesai sebab gigiku yang badung mulai menggigit punting Rita dengan mesra.

Aku tidak mempedulikan kedua tangannya menggapai kepalaku yang sedang asyik merasakan puntingnya yang kencang. Maklum, Rita termasuk cewek yang tidak memiliki payudara sampai-sampai puntingnya lebih dominan.

Semakin lama, mulutku yang binal mulai menjawab perlakukan Rita ketika mencumbui aku sebelumnya. Sesekali tubuhnya yang kurus menggelinjang hebat ketika aku mainkan pusar perutnya dengan lidahku, urusan ini menciptakan kedua pahanya tersingkap lebar.

Kesempatan tersebut tidak aku sia-siakan, wajahku langsung menciduk bongkahan daging dengan rambut yang begitu halus. Dengan satu kali gerakan, kedua tanganku sudah dapat mengunci kedua pahanya diatas pundakku.

“Mmas.. Gelii.. Ampun.. Ooohh,” Rita hanya dapat merintih ketika klitorisnya aku mainkan dengan lidahku. Sesekali aku menghirup bau wangi bekas cairan Rita yang sudah terbit saat permainan kesatu.


Dan urusan tersebut menambah birahiku guna melumat berakhir seluruh cairan yang mulai meleleh pulang dari lubang kewanitaanya. Sesekali pinggul Rita yang mungil ikut terangkat keatas, mengekor hisapan mulutku di selangkangannya. Beberapa ketika kemudian..

“Mas.. Ammpun.. Aku mau terbit laagi.. Mmass” kedua tangan Rita menenggelamkan wajahku dalam-dalam diantara kedua pahanya. Bersamaan dengan tersebut pula cairan putih meleleh dengan deras dari ujung lubang kewanitaanya. Dengan tidak banyak liar, aku minum seluruh cairan yang terbit dan aku jilatin hingga bersih pulang tanpa terdapat cairan sedikitpun.

“Capek sayang.. ” tanyaku.

“Kamu benar-benar tak waras Mas.. Hebat banget kamu,” puji Rita.

Belum berlalu dia memeujiku, aku langsung mengusung tubuhnya yang langsing dan tidak banyak kurus. Sekali angkat tubuhnya langsung berhadapan dengan tubuhku, dengan tangkas kontolku aku tancapkan ke lubang memek Rita,

“Mmas.. Aduh.. Kamuu benar-benar nakal..,” kata Rita manja.

Kedua tangan Rita menggelayut dileherku sementara kedua kakinya mengunci pinggulku, sampai-sampai hal ini mempermudah kontolku menerobos masuk di lubang memeknya.

“Slep.. Slep.. Slep.. ” tersiar kontolku bergerak terbit masuk lubang Rita. Kedua tanganku menyangga bongkahan pantat Rita yang tidak begitu besar, untuk mempermudah pergerakan terbit masuk kontolku. Karena tubuh Rita yang ringan mempermudah aku untuk bersangkutan sambil menggendong Rita.

Posisi ini aku pertahankan sampai, Rita orgasme yang ketiga kalinya.

“Mass.. Aku.. Keluar lagi.. ” sambil berbicara demikian Rita berjuang mendekap tubuhku erat-erat sementara tubuhnya tidak dapat mendekat tubuhku sebab memang terganjal kontolku yang panjang.

Disaat tubuh Rita turun dari gendonganku, aku tidak banyak mendorong tubuhnya guna menghadap ke dinding. Sambil aku bisikan kata yang mesra di telinganya

“Akan kuberikan semua kesenangan malam ini” rayuku.

“Mass..” desah Rita.

Kaki Rita aku buka lebar, sehingga mempermudah aku guna penetrasi melewati belakang.

Bless.., batang kemaluanku pulang menghunjam lubang Rita yang masih terengah-engah. Kedua tanganku memegang pinggul Rita dari balakang, sehingga mempermudah aku guna bergerak maju mundur. Kedua tangan Rita menyangga tubuhnya di dinding kamar.

“Mas.. Eennakk sekali.. ” rintih Rita.

“Kamu memang.. Jagonya Mas.. Uuuhh,” berkali-kali Rita merintah tetapi urusan tersebut tidak menghentikan permainan aku yang semakin tak waras saja.

Setelah puas dengan posisi laksana itu, dengan memeringkan tubuh Rita yang masih berdiri, aku angkat kakinya satu sampai-sampai aku dapat memasukkan kontolku dengan leluasa.

Crek.. Crek.. Crekk.., suara kontolku yang telah mulai diairi oleh cairan Rita yang begitu tidak sedikit meleleh, hingga menetes di pahaku.

“Mas.. Kamu.. Pandai sekali membuatku melayang.. Aaahh.. Uuuhh”

“Sayaang.. Aku.. Nggaa.. Tahann..” guna yang kesekian kalinya lubang kewanitaan Rita mengucurkan cairan putih pekat dibatang kemaluanku.

Setelah aku puas, kesudahannya aku membopong tubuh Rita dan menempatkan di pinggir ranjang. Kali ini aku melakuakn doggie style, aku semakin bergairah guna bermain dengan sejumlah variasi dalam bersetubuh.

“Hekk..” muka Rita dimasukan dalam-dalam diatas bantal saat kontolku menghujam kesekian kalinya.

“Oohh.. Rita.. Punya anda asyik banget..” puji aku.

Sambil menggerakkan maju mundur tubuhku dibelakang tubuh Rita, aku menyaksikan jelas kucuran keringat dari tubuh kami berdua. Sampai kesudahannya Rita menjerit panjang dibarengi kedua tanganya meremas sprey hotel dengan kencang.

“Mass.. Aaammppunn..” gigi Rita menggigit bantal dengan kencang.

“Aku pun mau terbit sayang.. Rita..?” aku mendesah kenikmatan

“Ooo Rita.. Mau dikeluarin dimana.. aakhh,” aku bergerak semakin cepat memasukkan kontolku.

“Di dalam aja sayang.. ” pinta Rita.

“Jangan aku nggak mau.. Cepet sayang aku telah mau terbit nih..” desahku.

“Ritaa.. Aaakhh” aku segera melepas kontolku dari lubang memek Rita dan dengan seketika mengembalikan badannya sampai mulutnya pas didepan kontolku.

Bagaikan di film-film BF yang pernah aku lihat, Rita langssung melumat berakhir kontolku.

Crutt.. Crut.. Crut.., entah berapa kali semburan spermaku dalam mulut Rita, aku melulu merasakan kesenangan yang luar biasa.

Semburan demi semburan, Rita laksana tidak mempedulikan lagi. Gadis tersebut tetap mengocok, mengulum dan menghisap dalam-dalam kontolku. Terlihat jelas spermamu menetes kelaur dicelah bibirnya yang mungil dan belum hingga jatuh, lidahnya berjuang menjilat kembali.

“Mmm.. Aku suka sekali sperma anda Mas..” kata Rita seraya menelan semua spermaku yang telah keluar.

Sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di batang kemaluanku,

“Ma kasih Mas.. Kamu menyerahkan apa yang sekitar ini aku impikan” kata Rita.

“Selama ini pacarku tidak pernah menyerahkan ini semua, asal dia sudah terbit ya telah tanpa mesti mikirin aku” jelas Rita.

Malam tersebut kami istirahat berpelukkan hingga pagi dengan suasana telanjang bulat, aku telah tidak ingat lagi berapa kali menyerahkan kepuasan terhadap Rita. Akan namun yang menciptakan diriku bangga merupakan, aku dapat memberikan kepuasan untuk pasanganku. Karena bikin aku sex bukan milik lelaki seorang namun milik kedua pasangan yang melakukkannya.

Paginya Rita membangkitkan aku tepat pukul 06.00

“Mas.. anter aku ke terminal ya, aku mesti balik nih,” pinta Rita.

“Oke, yuk anda segera bersiap-siap” ajakku.

“Mas, anda janji ya berikan aku laksana ini masing-masing aku mau,” kata Rita.

“Iya sayang, selama anda mau.. Aku bakal berikan” jawabku sarat harap.

Sambil berbicara demikian anda berdua mengarah ke kamar mandi guna mandi bersama. Dan di kamar mandi, guna sekali lagi kita mengerjakan hubungan sex yang sangat luar biasa di bawah guyuran shower. Dan entah berapa kali Rita mereguk kesenangan saat itu. Yang tentu hari tersebut begitu hebat permainan yang aku kerjakan denagn Rita.

Setelah siap, aku check out dan meluncur kearah terminal Bungurasih.

“Kamu hati-hati Rita” seraya aku kecup keningnya.

“Terima kasih Mas bikin permainan semalam dan tadi pagi” kata Rita berterima kasih.

“Kamu memang spektakuler Mas” puji Rita.

Akhirnya tubuh Rita yang semampai bergegas meninggalkan mobilku untuk mengarah ke ke antrean bus mengarah ke kota K. Lambaian tangannya berkali-kjali melambai seiring dengan tubuhnya yang hilang ditelan keramaian terminal.

Hari ini menyisakan kisah yang maha dahsyat sebab permainan sex aku yang dapat diterima oleh pasangan aku. Setelah hari itu, anda berdua tidak jarang saling calling, saling perhatian, saling share dan sering pun janjian untuk sebatas melepas kangen dan diselesaikan dengan permainan sex.

Rita, di antara teman chating aku yang kini entah kemana perginya. Semoga kamu dapat mengenang masa-masa estetis kita ketika berdua. Dan aku masih bercita-cita kamu pulang datang di hari-hariku guna mereguk kesenangan bersama.

No comments:

Post a Comment