Namaku hendri, aku berkerja di suatu kantor BUMN. aku telah menikah sekitar 3 tahun dengan istriku. meski kami belum di karuniai anak, kami paling bahagia sebab istriku ialah orang yang pandai sekali mengasyikkan suami. laksana tidak terdapat habisnya sensasi, gaya, dan kiat yang istriku peragakan masing-masing kali kami bergumul di r anjang. aku 7 tahun lebih tua dengan istriku yang sekarang berusia 28 tahun.
Beberapa masa-masa lalu, lokasi tinggal kami semakin berwarna saat adik bungsu istriku yang kuliah kedokteran di di antara perguruan tinggi negeri tengah menjalankan Coass di di antara Rumah Sakit negeri yang kebetulan berada dekat dengan lokasi tinggal kami. Umurnya masih paling muda selama 22 tahun, dia tergolong mahasiswi yang cerdas sebab dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.
Jika disaksikan dari wajahnya, dia lebih cantik dari istriku, diperbanyak wajahnya yang teduh dan keibuan. Walaupun tubuhnya aku taksir tidak sebagus tubuh istriku namun masih diatas ratarata perempuan pada umumnya. Perbedaan lainnya, jka istriku senang berpakaian seksi dan unik lawan jenisnya, lagipula ditunjang dengan tubuh yang paling aduhai. Adik dari istriku ini justeru sebaliknya, dia menutupi kecantikannya dengan pakaian yang paling longgar dan jilbab yang lebar. DItambah manset dan kaus kaki sampai-sampai aku hanya dapat melihat wajahnya yang putih bersih dan telapak tangannya. Bahkn masing-masing aku terdapat di lokasi tinggal dia tidak mencungkil jilbab dan kaoskakinya meski barang sebentar. Namanya Nurul Annisa gadis cantik itu
Kami lalui hari dengan wajar, aku dapat berangkat terlebih dahulu dengan mengirimkan istriku ke kantornya. Sedangkan Annisa terbiasa berangkat terakhir sebab letak Rumah Sakit yang tidak terlampau jauh dari lokasi tinggal kami. Walau dalam hati aku menyimpan ketertarikan pada Annisa. Aku semakin bergairah saat melihat tingkahnya yang sopan, murah senyum, dan lenggok pinggulnya saat berjalan meski aku yakin bukan maksud dia untuk mengerjakan itu. Inner beauty yang terpancar diperbanyak bakat keelokan den kemolekan tubuhnya tidak jarang kali ia jaga dengan baik. Katanya melulu untuk suaminya saja, bahkan dia tidak inginkan pacaran meski saya yakin pasti tidak sedikit lakilaki yang menginginkannya. Jilbabnya yang lebar tersebut tidak bisa menutupi lekukan dadanya yang membusung. Jika istriku berukuran 38 B aku taksir besar tetek adik istriku tersebut sekitar 36 B. Tingginya yang semampai nyaris mencapai 165 cm ditunjang tubuh yang tidak kurus pun tidak gemuk menciptakan mata lakilaki manapun tentu akan terkesima. Apalagi andai dirumah aku tidak jarang melihatnya melulu menggunakan daster saja meski wajah dan kakinya tidak bisa aku lihat, namun aku dapat menginginkan bagaimana tubuhnya.
Terkadang saat aku bergumul dengan istriku aku menginginkan sedang mengerjakan dengan Annisa, sikapnya yang tertutup pada lakilaki dan selalu memblokir tubuhnya semakin membuatku penasaran. Hanya saja aku masih menghargainya sebagai adik dari istriku, dan sikapnya yang mengawal diri. Gayanya dan sikapnya yang renyah menciptakan siapapun jadi tidak sungkan guna mengenalnya lebih dekat denganna meski ia tetap mengawal jarak.
Suatu hari, sepulang kantor aku membuka DVD Blue Film yang baru aku pinjam dari rekan kantorku, Blue Film yang aku tonton degan memakai komputer lumayan bagus dimana Film itu tidak terlampau vulgar dan seronok yang menciptakan orang jijik. Itu membangunkan gairahku, kudekati istriku yang sedang menyaksikan tivi di ruang tengah, aku mulai mencumbunya dan dia pun menjawab cumbuanku, tibatiba ku dengar pindu depan terbuka, tentu Annisa gumamku.
Tumben jam 9 baru datang Nis? Tanya istriku,
Iya mbak, tadi praktik bedah dulu. O ya mas, boleh kan aku gunakan ruang kerjanya, aku inginkan buat laporan lanjut Nisa.
Silahkan aja, gunakan sebabasnya dan tidak boleh canggung disini ujarku sambil menyangga birahi yang baru saja naik.
Terima kasih ya mas ucapnya.
Setelah Nisa masuk kamar kamipun segera melanjutkan pekerjaan kami dan pindah ke dalam kamar kami. Pergumulanpun semain seru sebab istriku mulai menerbitkan jurusjurus barunya. Tapi tidak butuh ku ceritakan sebab bukan ini inti kisah yang bakal aku ceritakan. Setelah kami puas kamipun tertidur.
Aku terbangun selama pukul 1 dini hari, ku lihat istrku masih terlelap keletihan tanpa seheli benangpun disebelahku. Aku terbit kamar untuk memungut air minum dan memeriksa situasi rumah. Kulihat sekilas Annisa masih di ruang kerjaku dan masih didepan komputer, sesudah kupastikan seluruh pintu terkunci dan aku memungut segelas air. AKu mulai simaklah Annisa yang tampaknya tidak mengetahuoi keberadaanku. Aku puji kecantikanya dalm hati. matanya yang lentik, bibirnya yang tipis dan menawan. Namuntibatiba aku menyaksikan sesuatu yang ganjil. Mata Annisa masih memandangi layar komputer ketika itu, namun tangannya mulai menyusup dibalik jilbabnya. Dari pergerakan tangan yang tertutup jilbabnya tersebut aku tahu apa yang dia lakukan. Dia meremasremas teteknya sendiri, ku lihat matanya separuh terpejam bibirnya terbuka. barangkali dia sedang menikmati sensasi yang baru dia rasakan.
mhh..uuhhhmmmaaahhh. ku dengar desahan samar dari mulutnya, aku segera bergegas ke kamar untuk memungut Handhone ku dan segera merekam kejadian langka ini.
Tangan kanan Annisa masih terus meraba teteknya, sekarang rabaannya makin keras dan bersemangat. Tidak melulu itu aku lihat sepintas tangannya melepas kancing daster unsur atasnya, dan aku yakin dia memasukkan tangannya ke dalam teteknya. Kejadian tersebut terus aku rekam.
Sesekali Annisa melengguh uuhhaahhhmhh..oohh matanya terus terpejam, bibir bawahnya dia gigit, terkadang kepalanya tergeleng ke kanan dan ke kiri.
Ternyata tidak berlalu disitu, tangan kirinya mulai mengarah ke ke selangkangannya, dia meraba memeknya sendiri dari luar dasternya. ku lihat jari tengahnya terus menggosok unsur tengah memeknya, aku zoom kamera HPku, dan menyaksikan secara close up apa yang sedang dia lakukan. Annisa mulai unik dasternya ke atas, meski masih menggunkan kaus kaki mulai tampak betis atasnya yang paling putih, sedikitdemi tidak banyak daster itu tertarik ke atas oleh tangan kiri Annisa. Pahanya yang putih mulus mulai tersingkap, Kontolku mulai tegang menyaksikan pemandangan itu. Sampai kesudahannya tangannya berhenti saat daster mulai hingga di unsur perutnya. Dan terpampanglan ceana dalam anisa yang berwarna putih. Tangan kiri Annisa terus bergerak masuk ke dalam celana dalamnya. Ku lihat tangannya terus bergerakgerak diantara selangkangannya. Desahannya semkin menjadi, rangsangan yang sungguh hebat menciptakan dia tidak menikmati keberadaanku.
Auuuuwwoohh.ahhh.eehhhmmmyyaaahhh racaunya.
Sunggh pemandangan yang belum pernah aku lihat seorang perempuan berjilbab yang tengah bermasturbasi tanpa mencungkil jilbabnya. Dulu ketika kuliah aku pernah mengintip anak ibu kosku yang mengerjakan itu, tapi tersebut kurang menantang sebab anak ibu kos ku tersebut sering mengumbar auratnya dan punya affair dengan di antara teman kosku. Tapi ini pemandangan yang bertolak belakang dan sungguh luar biasa.
Gerakan tangan kiri Anissa diselagkangannya semakin cepat, dan remasan tangan kanannya di tetek semakin kuat. Ingin rasanya aku membantunya, namun masih sibuk merekam dengan kamera handphoneku. Sesaat lantas aku lihat dia mulai menghentikan aktifitasnya, nafasnya naik turun teratur, matana masih terpejam, namun aku tidak tahu apakah dia telah menjangkau puncak kenikamatan atau belum sebab aku tidak mendengar jeritan yang seringkali menjadi ciri wanita ketika orgasme. Sebelum dia sadar aku segera bergegas mengarah ke kamarku, dan mulai mereview pulang dari HPku apa yang baru aku saksikan tadi. Tanpa sadar aku melakukannya seraya beronani, hingga orgasme sejumlah kali. Aku baru menyadari DVD Blue Film yang baru aku pinjam tadi, ternyata masih terbelakang dalam komputerku, aku yakin tadi tanpa atau dengan sengaja dia melihatnya. Aku yakin sebab dalam DVD tersebut ada adegan perempuan yang mengerjakan masturbasi, barangkali dia mengikutinya.
Keesokan paginya, seluruh sepertinya biasa dan nampak wajar, istriku masih sibuk berdandan, maklum dandannya dapat sampai 2 jam sendiri. Aku mengawali sarapan tanpa menantikan istriku, lantas ku lihat Annisa telah rapih dan terbit dari kamarnya. Dia paling cantik dengan dandanannya yang sederhana, melulu berbalut bedak tipis dan lip glose seperlunya. Tapi ini ialah pemandangan fantastis, perempuan yang apa adanya aku lihat menjadi jauh lebih cantik dikomparasikan yang bermake up. Jilbab warna pink dipadu kemeja putih dan rok panjang warna senada dengan jilbabnya menciptakan dia semakin cantik. Diapun tanpa menikmati apapun mengawali sarapan paginya.
Aku membuka obrolan pagi tersebut Gimana Nis? laporannya berlalu semalam?,
Sudah berlalu mas, terima kasih ya ruangan dan komputernya katanya tenang.
Ngerjain laporan atau ngerjain yang lainnya? sindirku.
Annisa langsung terdiam dan menghentikan kegiatannya yang sedang memungut nasi dari rice cooker. Wajah putihnya mulai bersemu merah, barangkali dia mulai menyadari aku menyaksikan apa yang dilakukannya.
Tenang saja, anda kan samasama dewasa, tahu sama tahu lah dan aku juga tidak bakal ceritakan ini ke kakakmu ujarku seraya ku perlihatkan hasil rekaman di HPku.
Wajah Annisa semakin tegang, keringat mulai mengairi wajahnya, tak sepatah katapun terbit dari mulutnya, aku tahu dia sedang bingung, malu, dan barangkali takut juga.
Mungkin beda kali bila mau tidak boleh sendiri, aku siap membantu anda sampai anda puas Bisikku.
Tanpa membalas dia langsung beranjak dari kursinya dan menyambar tasnya, tanpa menyampaikan sepatah katapun, yang aku tahu matanya yang berbicara, matana nampak mulai penuh diairi air mata yang berkeinginan meloncat keluar.
Malamnya, aku berlaku laksana biasa laksana tidak terjadi apapun. Sedangkan Annisa laksana agak sungkan dan kaku masing-masing bertemu denganku.
Pah, istirahat yuk, mamah dah ngantuk banget nich,
Ya telah tidur aja dulu, nanti papah menyusul.
Setelah kulihat istriku telah tertidur lelap, aku beranikan diri mendekati kamar Annisa, yang nampaknya masih menyala terang, kelihatannya dia masih belajar. Toktoktok aku mengetuk pintu kamarnya.
Siapa? sahutnya dari dalam, ketika dia buka pintu kamarnya, aku segera mendorong pintu tersebut sehingga Nisa agak tersungkur kebelakang. Aku kunci dari dalam pintu kamarnya,
Mass.mas inginkan apa? terbit dari kamarku,
Kamarmu? apa anda lupa anda tinggal dimana? sahutku agak tinggi, dia terdiam.
Kamu inginkan videomu tersebar kemanamana? bahkan wajahmu close up di video itu, seluruh orang akan menyaksikan apa yang anda lakukan,
Aapa inginkan mas? ucapnya terbata.
Aku melulu mau anda memuaskanku malam ini,
Jajangan mas, aku masih perawan, aku kerjakan apa saja asal bukan mengerjakan itu,
Buka! perintahku saat kontolku tepat sedang di hadapan wajahnya.
Dia mulai membuka celana pendek yang aku kenakan hingga ke lutut, Nisa agak terperangah meihat kontolku yang mulai tegang dan begitu menonjol seakan celana dalamku tidak mampu memuatnya.
Dengan bergetar tangannya menurunkan celana dalamku dan lantas menurunkannya sampai ke lutut. Tampak sekarang dihadapannya kontolku yang sudah tegak mengacung laksana sebuah tombak yang siap dihujamkan. Tampak ragu dia meraih kontolku dengan seraya menundukkan kepalanya. Akupun meraih tangannya yang halus, dan menyentuhkannya ke kontolku, rasanya paling nyaman, dimana kulit lembutnya menyentuh kontolku yang telah mengeras, kokoh, otototot yang terbit menambah kesan sangar. Wajahnya tertunduk dan mulai tersedu, namun aku tak menghiraukan, aku maju mundurkan tangannya, sampai sejumlah saat aku tak butuh menuntunnya sebab tangannya telah faham apa yang mesti dilakukannya. Nisa juga mulai berani mendongkrak wajahnya dan menatap kontolku. Tak berapa ketika aku menikmati sesuatu yang hendak melesak dari dalam tubuhku, hingga akhirnya
aahh..aku melengguh disertai keluarnya sperma dari kontolku.
aaaauuwww. Nisa tersentak kaget saat spermaku keluar.
Karena dia berada tepat didepan kontolku, muncratan spermaku tentang wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya dan beberapa lagi ke jilbabnya. Aku tersenyum puas kemudian ku tinggalkan Nisa yang masih terpaku.
Esoknya aku mengerjakan hal yang sama. kali ini, aku tidak butuh membentak dan memerintahkan, Nisa sudah memahami apa yang mesti dia lakukan. Walau agak ragu, dia mulai berani menurunkan celanaku sendiri, hingga celana dalamku, dan memulai usapan lembut pada kontolku. dia tidak malu dan canggung laksana kemarin walu masih nampak wajah fobia dan terpaksa mengerjakan itu. Aku memegang tangan kanannya, sambil tidak mempedulikan tangan kirinya tetap menggenggam kontolku yang nyaris tak tergenggam tangan mungilnya sebab dameternya yang nyaris mencapai 7 cm. AKu renggangkan telapak tangannya dan aku tuntun mengerjakan gerakan mengelus pada ujung kontolku, telapak tangannya mengelus dengan mengerjakan gerakan memutar di ujung kontolku laksana yang tidak jarang istriku lakukan. Hal ini memberiku sensasi yang lebih, lagipula yang melakukan ialah seorang perempuan yang polos mengenai seks, alim dan tidak jarang kali berjilbab, mengawal dirinya dan menutupi tubuhnya. sebuah sensasi yang paling luar biasa. Aku kembali menjangkau puncak dan memuntahkannya diwajahnya. Kegiatan tersebut sering kami kerjakan tanpa sepengetahuan istriku sampai sejumlah waktu lamanya.
Pagi ini aku baru hingga dari kantor sebab mendapat giliran piket, karena tersebut siang ini aku mendapat libur. Sampai di lokasi tinggal suasana wajar masing-masing pagi laksana yang sudah menjadi rutinitas. Istriku telah siap berangkat ke kantor, dan taksipun sudah menunggunya diluar. Pah aku berangkat dulu ya.. seraya menciumku, tubuhnya indah dibungkus blazer ketat dan rok yang paling pendek, ahhitu pemandangan biasa.
Mahsekalian kunci ya pintunya ujarku,
Nanti saja, Nisa belum berangkat, biar dia saja yang kunci pintu ujarnya seraya berlalu.
Hah..nisa masih di rumah..padahal seringkali dia sudahberangkat pagipagi sekali bisikku.
Kreeekkkblak kulihat intu kamar yang dimulai dan lantas di tutup, ku lihat nisa mengenakan jilbab warna putih hingga dibawah sikunya, gamis pink warna kesukaannya dan rok putih manset dan kaos kaki putih pun telah menghiasi lengan dan kakinya. Dia terperanjat melihatku telah di dalam, dia langsung menundukkan wajahnya dan bergegas mengarah ke pintu.
Nggak santap duli nis? sahutku memecah keheningan,
Ngga mas..di RS aja, ngga enak telah telat seraya terus menundukan wajahnya dan berlalu.
Eiitttmau kemana?santai dulu di sini,
Jangan masaku udah telat ke RS, nanti residentku marah sahutnya ketakutan,
Apa peduliku!, langsung hadir niat di pikiranku,
Kamu inginkan video tersebut tersebar? anda ingat? anda tingga di lokasi tinggal siapa? akan bermukim makan, istirahat tinggal tidur, wajahnya semakin memerah paling jelas sebab kulitnya yang putih tidak bisa menutupinya.
Kamu pun harus punya pengorbanan kemudian aku duduk di sofa depan TV yang biasa kami pakai untuk menonton, aku masih berkemeja lengkap.
siniduduk didepanku, dia langsung mengetahui perintahku, wajahnya masih tertunduk, dan sama sekali tidak melihatku.
Tanpa di ajak dia langsung membuka ikat pinggangku, kemudian celanaku dan menurunkannya hingga ke mata kaki. Ahhpemandangan yang paling tidak hendak aku lewatkan, berdua dengan wnaita cantik di rumah, dan yang sangat penting, kami tidak melakukannya sembunyisembunyi di kamar, namun di ruang tengah yang paling luas, aku semakin terobsesi. Tanpa di suruh, nisa langsung mulai menggerakgerakkan tangannya mengocok batang kontolku yang mulai tegak. berapa ketika kemudian,
berhentiaku sudah jenuh dengan teknik itu, ganti dengan teknik lain!!,
Cara gimana masaku ngga ngerti ambil terus tertunduk pasrah.
dengan mulut kamu.sekarang, aku lihat tubuhnya merespon dengan paling terkejut perintahku, urusan yang tidak pernah sama sekali dia bayangkan.
semakin lama anda melakukannyasemakin terlambat hingga RSbentakku.
Nisa juga mulai menuruti perintahku, didekatkan bibirnya yang mungil tersebut ke kontolku, saat bibirnya yang lembut, hangat dan basah oleh lipglose tersebut menempel ujung kontolku, aku menikmati sensasi yang luar biasa. Cara menciumnya pun paling aneh, sebab dia tidak pernah melakukannya sama sekali, namun aku biarkan sebab di situ seninya, menyaksikan wanita alim yang masih polos mengerjakan oral sex. Aku tertawa dalam hati, dan merasakan apa yang terdapat di hadapanku. Mungkin telah insting, ciumannya mulai mengitari semua kontolku, bahkan sesekali dia basahi dengan lidahnya. Dia melakukannya dengan mata yang tidak jarang kali terpejam, kuberanikan memegang punggungnya, aku rasakan detak jantungnya berdebar paling keras sampai ke punggung.
ahhnikmati sekali nisa sayang.terus sayangkulum semuanyaseperti anda mengulum permen lolipop ketika anda kecil dulu ujarku seraya mulai berani mengelus dan mengelus jilbabnya.
Dengan ragu nisa memasukkan kontolku ke rongga mulutnya, aku tidak bermukim diam aku segera mendorong kepalanya semakin masuk, sampai-sampai dia tahu apa yang mesti dia lakukan.Tangaku mulai berani menyusup ke balik jilbabnya, dan mengejar sebuah gundukan yang sangatlembut terbalut bra,
mhhcuma 34B namun lembut dan idah sekali desisku. Nisa terperangah, dan langsung tangannya memg tanganku dan menjauhkannya dari dadanya.
Diam!!! bentakku. Dia terdiam, dan matanya mulai meneteskan air mata.
Lalu tangan kananku memegang unsur belakang kepalanya dan memaju mundurkan kepalanya, sampai-sampai bibirnya yang lembut beradu dengan lapisan kulit kontolku, aku menikmati sensasi yng sangat spektakuler dan tidak pernah aku dapatkan. tangan kiriku pulang bergerilya di dadanya, kali ini tidak terdapat perlawanan, bahkan saat aku mulai meremas teteknya yang lembut. Aku menikmati putingnya semakin mengeras, tanda dia mulai terangsang dan menikmatinya. Sampai sejumlah saat akhirnya
aaahhaauuww Aku mengejang, dan mendadak muncullah lahar putih hangat dari ujung kemaluanku.
Nisa kaget bukan kepalang, dia berjuang mengeluarkan kontolku dari mulutnya, tapi tersebut siasia sebab tangan kananku menahannya. Akhirnya spermaku muntah di rongga mulutnya..dia hanya dapat tergugu dan diam dengan mulut yang masih mengemut kontolku. saat ku cabut, speraku meleleh dari bibirnya yang manis, dan diapun memuntahkannyaahhhindah sekali. dia langsung berlari ke wastafel guna memntuahkan apa yang baru ditelannya. dia meludah terus menerus, seraya terus senggukan menyangga tangis. Lalu dia juga masuk ke kamar. aku masih merasakan ejakulasi terindah yang pernah aku rasakan, seraya tetap duduk di sofa tengah.
Tak berapa lama, nisa terbit dari kamarnya, dengan jilbab dan gamis yang baru, mungkin sebab kusut dan terkena percikan spermaku. Walaupun tetap dengan wajah menunduk, tai dia mulai berjuang bersikap biasa, dan berani mencairan suasana.
Masaku berankat dulu,
Iyahatihati yarahasiamu aman denganku.
Malam harinya aku bergumul hebat dengan istriku sampai aku terlelap. Sebenarnya aku hendak sekali segera mempunyai buah hati, tapi tersebut belum terjadi, ya kini sih aku puaspuasin dulu dengan istri. Saking terlelapnya aku tidak tahu kapan Nisa datang. Jam 2 pagi-pagi sekali aku terbangun lagi, dan seperti seringkali aku memungut minum di kulkas.
Ku lihat kamar nisa masih terang, mhhrajin sekali belajarnya, kemudian ku ketuk pintu kamarnya, libidoku juga mulai naik lagi.
Nisbuka pintunya ujarku.
Iiya mas, agak lama dia membuka pintunya karena seringkali dia mengenakan jilbabnya dulu sebelum menemuiku.
belum istirahat ya?,
Belum mas, masih terdapat tugasmhhboleh aku pinjam lagi komputernya mas?,
Tentu saja bolehtapi anda tahu kriterianya bukan?, dia terdiam mungkin bingung, dia tahu arah pertanyaanku, namun dia tidak hendak melakukannya.
Mungkin tidak ada opsi lagi, mendadak dia segera menjalankan tugasnya, herannya kali ini dia sangat ganas mengulum kontolku, dia laksana sudah lihai dengan tugasnya, ahmungkin dia mencontoh dari DVD BF yang dulu dia tonton di komputerku, mulutnya terus mengairi kontolku, terus mengerjakan gerakan mengurut dan merangsang supaya kontolku segera menerbitkan lahar putihnya. Pemandangan yang luar biasa, dengan daster yang lebar dan mengenakan jilbab kaos putih ang paling lebar. Dan dia pun melulu diam saat dua tanganky menyelinap dibalik jilbabnya dan mulai meremas teteknya. Aku simaklah mukanya mulai memerah, kadang nafasnya terbendung dan mulai memburu. DIa tarangsangaku yakin sekali, dia pun manusia yang punya hasrat. Sesaat kemdian kontolku mulai bergetar dan segera melesakkan lahar putihnya, Nisa kaget dan spontan menerbitkan kontolku dari mulutnya, aku tidak bisa menahannya sebab tanganku sedang sibuk meremas teteknya. Seketika spermaku menyembur di wajahnya, tentang matanya, bibirnya, dan pipinya yang merona merah.
Ahhh. aku kaget mendengar kata tersebut keluar dari bibirnya.
bersihkan! serta merta bibir dan lidahnya mencuci sperma yang masih menempel di kontolku.
Akhirnya, pekerjaan ini tidak jarang saya lakukan, walaupun tetap aku paksa, tetapi dia telah tidak canggung guna melakukannya. Bahkan, dia semakin lihai supaya membuatku segera ejakulasi. Mungkin tersebut dia dapatkan dari latihan di kuliahnya, dia tahu titik rangsang yang sangat sensitif
No comments:
Post a Comment