Thursday, April 19, 2018

Cerita Sex Ngentot Dengan Pembokat Yang Bertoket Besar - www.ceritasexnesia.blogspot.com

Hari ini laksana biasa aku simaklah istriku sedang bersiap guna berangkat kerja, sedangkan aku masih berbaring. Istriku memang mesti tidak jarang kali berangkat pagi, tidak laksana pekerjaanku yang tidak mewajibkan berangkat pagi. Tidak lama lantas aku simaklah dia berbicara sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali guna tidur, pulang kudengar suara orang menghampiri ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat tentu pembantu lokasi tinggal tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku guna bersih-bersih lokasi tinggal sepagi mungkin, sebelum menggarap yang lain.

WWW.VIPRCTI99.ORG Situs Agen Bandarq Terpercaya | Agen Domino 99 2018 | Agen Aduq Terpercaya | Agen Domino QQ Terbaik 

Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang tergolong pendek namun format tubuhnya sintal. Aku melulu perhatikan urusan itu selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara tahapan yang kudengar tadi, Lia juga mulai terlihat di pintu masuk, sesudah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia juga masuk sambil membawa sapu tanpa menantikan izin dariku. Baru pagi ini aku simaklah pembantuku ini, not bad at all.

Karena aku tidak jarang kali tidur melulu dengan bercelana dalam, maka aku pikir bakal ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping sampai selimutku juga tersingkap. Sehingga unsur bawahku telah tidak tertutup apapun, sementara sebab bangun istirahat dan belum sempat ke WC, kemaluanku telah mengeras semenjak tadi. Dengan tidak banyak mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya ada ‘Mr. Penny’ku yang telah membesar dan mengeras. Namun aku simaklah dia masih terus menggarap pekerjaannya seraya tidak mengindikasikan perasaannya.

Setelah tersebut dia berlalu dengan pekerjaannya dan terbit dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi guna buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu terbit mencari sesuatu guna minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang family kami. Sejenak terbersit untuk menciptakan Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang bakal aku pakai, sebab selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.

bandarq terpercaya, agen dominoqq online, agen poker online, agen poker terpercaya, poker online, agen aduq online, bandar sakong online, agen dominoqq online, domino 99 online, agen bandarq online, bandarq online, agen bandarq 

Sambil aku simaklah Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia mempunyai masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta guna berhenti mengerjakan aktivitasnya sebentar. Lia pun menghampiri dan memungut posisi duduk di bawah. Duduknya paling sopan, jadi tidak satupun celah untuk menyaksikan ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia memiliki masalah BB. Dengan dalil tamu dan relasiku akan tidak sedikit yang datang aku memintannya guna lebih perhatian dengan masalahnya.

Dia melulu mengiyakan permintaanku, dan mulai berani menuliskan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku bikin seolah tanpa sengaja, sampai-sampai ‘Mr. Penny’ku yang melulu tertutup handuk bakal terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku simaklah matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh menghirup BB-nya, suatu pertanyaan yang lumayan mengagetkannya, selain sebab pertanyaan itu lumayan berani, pun karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Bagi menutupi rasa malunya, diapun melulu mengangguk membolehkan.

Aku mohon dia guna mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba menghirup BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan dalil pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku mohon dia untuk mengindikasikan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, barangkali dipikirnya, apakah ini mesti atau tidak. Aku pulang menyadarkannya dengan memintanya kembali menunjukkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku memahami bahwa dia tidak tahu apa yang mesti dikerjakannya untuk mengisi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya supaya dia tidak bingung bakal apa yang mesti dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sampai-sampai aku dapat mengecek ketiaknya, dan aku katakan tidak boleh malu, toh tidak terdapat siapapun di rumah.

Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan kemudian dadanya yang lumayan besar tertutup BH sempit juga mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku tampak bulu ketiaknya lumayan lebat. Setelah dekat aku hirup udara selama ketiak, baunya paling merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sampai-sampai menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia mesti mencukur bulu ketiaknya bila hendak BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji bakal mencukurnya. Sejenak aku simaklah wajahnya yang terlihat beda, merah padam. Aku heran kenapa, sesudah aku simaklah seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku terbuka dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti terbuka sewaktu dia kaget tadi.

Lalu kuminta Lia pulang mendekat, dan aku katakan bahwa ini lumrah terjadi, sebab aku sedang berdampingan dengan perempuan, lagipula sedang menyaksikan yang sedang di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah benak dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku pun mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun seraya memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman lumayan lama dan paling merangsang. Aku simaklah dia begitu bernafsu, barangkali sudah semenjak tadi pagi dia terangsang.

Tanganku yang sudah semenjak tadi sedang di dadanya, kuarahkan mengarah ke tangannya, dan menariknya mengarah ke sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sedangkan tanganku berjuang membuka bajunya. Beberapa ketika nampaknya kesadaran Lia bangkit dan mengerjakan perlawanan, sampai-sampai kuhentikan seraya membuka bajunya, dan aku kembali menghirup bibirnya sampai lama sekali. Begitu Lia telah kembali mendesah, perlahan tangan yang semenjak tadi kugunakan guna meremas dadanya, kuarahkan ke belakang guna membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran lumayan besar dengan puting besar coklat muda.

bandarq online, bandarq terpercaya 2018, sakong online, aduq online, poker online, bandar poker online

Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya telah benar-benar terangsang, sampai-sampai dengan gampang tanganku mengarah ke ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya guna memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk mendongkrak roknya sampai celana dalamnya tampak seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun telah menjadi mainan untuk jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya mengapit tanganku, dan tangannya memegang tanganku supaya tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia merasakan orgasme yang kesatu

Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berjuang tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa ketika kemudian, nampak dirinya telah kembali bergairah, melulu saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berjuang mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, sampai ke dalam, dan wilayah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya tentu sungguh besar, sampai-sampai tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah mengarah ke bibirnya, sedangkan ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, kemudian aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.

Sudah laksana layaknya suami dan istri, kami seakan tak sempat dengan segalanya, Lia bahkan merintih minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan gampang ‘Mr. Penny’ku masuk tidak banyak demi sedikit. Sebagai perempuan yang baru kesatu kali bersangkutan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku guna masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau melulu bagian kepalanya saja. Namun tidak banyak demi tidak banyak ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya semua batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak terbit dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya sudah kudapatkan.

Erangan nikmat kami berdua, terdengar paling romantis ketika itu. Lia belajar paling cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan paling lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, sebab ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku bakal ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia pun sudah nyaris orgasme. Lia mengangguk pelan seraya terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya guna orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, sampai akhinya aku katakan kita terbit sama-sama. Beberapa saat lantas aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang pun menegang sebab orgasme. Lia mendekap badanku dengan erat, tak sempat bahwa aku ialah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia ialah pembantuku, aku mendekap dan menciumnya dengan erat.

Dengan muka tidak banyak malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak terdapat penyesalan di wajahnya, namun kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya guna mengulang andai dia mau, dan dibalas dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak ketika itu, kami tidak jarang melakukan andai istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.

Agen Poker Terpercaya, BandarQ Online, Agen BandarQ, Agen Domino 99, Agen Domino, AduQ Online Terbaik, Judi Uang Asli

Lia ikut bareng kami sampai tahunan, hingga suatu ketika dia dipanggil oleh orang tuanya guna dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali masa-masa Lia datang kerumahku guna khusus bertemu denganku, sesudah sebelumnya menelponku guna janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya ialah anakku, sebab suaminya mandul. Tapi tidak terdapat yang pernah tahu..

No comments:

Post a Comment