Seharian kerja terasa penat banget, kudu kembali jam 6, untung dah punya istri yang masih sempat-sempatnya nyiapin santap ama kopi. Padahal dia tentu capek pun seharian kerja. Mungkin jam 8 anda berdua udah tertidur. Capek banget, lewat dulu deh ML-nya.
Siang ini aku kok ngantuk banget ya rasanya. Mumpung direksi pada lagi rapat, peluang nih aku kembali kerumah, istirahat barang 1-2 jam sempatlah pikirku, langsung deh aku ngacir kerumah yang jaraknya hanya 15 menit dari kantor.
Sampe dirumah aku memang punya kelaziman masuk dengan ‘silent style’ namun bukan ninja ya bro. Maklum wilayah pinggiran harus periksa dulu, daripada keduluan rampok, lagipula kalo terdapat “Sejenis Ryan” dapat ngacir nih nyawa.
Perlahan kubuka garasi rumah, “lho kok terdapat motor istri yach” sebenarnya kan dia tadi ngantor, turunnya aja sama-sama, libur juga ndak. Kalo sakit tentu dia telpon aku, ndak barangkali berani kembali sendiri. Perasaan curiga mulai muncul, empiris selingkuhku malah mengganggu aku nih.
Garasiku memang langsung menuju ruang tengah, kulihat Tas istriku, terdapat diatas meja kerjaku, blazer kantornya terbaring di sofa, bau asap cerutu menusuk hidungku dan kulihat diatas meja masih menyala rokoknya dan kelihatannya baru saja dihisap. Kontan darahku mendidih sampe ke ubun-ubun. Gila istriku yang kusayang dan perhatian ternyata berselingkuh. Perasaan marah bercampur sakit hati menciptakan aku nyaris saja menendang pintu kamarku.
“Mundur 7 langkah, maju 7 langkah” aku terkenang sebuah kitab filsafat cina yang intinya dapat meredakan amarah. Emosiku akhirnya dapat terkendali, memang aku tidak mundur tapi memungut nafas biar hatiku tetap dingin. Aku melulu mundur sejumlah langkah, memungut sebuah kursi bar yang lumayan tinggi.
Kubawa ke depan pintu kamarku, aku mengintip lebih dulu melewati ventilasi kamar tidurku. Tempat tidurku terhalang oleh dinding kamar mandi, melulu seperempat kasur saja yang terlihat, dan disitu melulu terlihat sepasang kaki mulus istriku saja, “ah ternyata istriku sedang tidur sendiri” aku agak tidak banyak lega.
Sesaat aku diam dan berniat hendak turun, tetapi tiba-tiba ada suatu kaki yang merayap menaiki kaki istriku, kagetku menciptakan aku nyaris melompat dari kursi. Untung aku dapat bertahan dan terus kuperhatikan sepasang kaki lainnya itu. “mulus” lho kok?
Aku turun dari kursiku pelan-pelan membalikkan kursi tersebut ketempat semula, berlangsung kearah garasi, kuamati disitu, sepatu pria yang ada melulu milikku. Dan sejumlah sepatu wanita, yang aku sendiri tidak hafal dengan sepatu-sepatu istriku.
Aku jadi penasaran kudekati lagi kamar tidurku, beruntung sekali aku tidak jarang kali merawat engsel pintuku yang ternyata tidak terkunci, sebab memang tidak terdapat orang beda dirumah kami. Suara TV dikamarku menyamarkan bunyi handle pintu. Posisi lokasi tidurku memang tidak banyak salah sehingga andai pintu kamar terbuka tentu tidak bakal kelihatan dari arah kepala lokasi tidur.
Aku berlangsung perlahan laksana ninja menyusuri dinding kamar mandi, dan berhenti sesudah aku dapat melihat bayang-bayang tempat tidurku dari cermin rias. Aku pulang terkejut menyaksikan tubuh istriku yang telah tidak memakai apa-apa lagi, sedangkan diatasnya menindih seseorang yang paling aku kenal, “sahabat istriku” yang pun tempat curhatku kalo lagi marahan sama istriku. Temannya sekantornya yang sekitar ini aku percayakan andai istriku hendak berlibur terbit kota. Seseorang yang pun aku senangi.
Dia tidak jarang kali membayangi pikiranku yang kadang ngeres tetapi sedang jenuh dengan wajah istriku. Keturunan cina yang kulitnya tidak banyak lebih putih dari istriku. Pernah sekali pas istriku sedang terbit kota dengannya aku mohon difotoin dia kalo lagi istirahat sama istriku, sayangnya sampai ketika ini ndak pernah dituruti sama istriku.
Oke bro, Mei memang seorang perempuan keturunan cina, dengan wajah yang cantik. Tingginya pun seukuran istriku, melulu saja bokongnya yang padat telah agak turun sebab sudah punya 2 anak. Kok dapat punya anak ya sebenarnya kehidupannya dengan suami yang aku dengar dari kisah istriku sih biasa saja, malahan lumayan dingin, Mei tidak jarang iri dengan gaya kami yang masih laksana orang pacaran. Tapi hari ini aku ndak percaya kalo ternyata istriku dan Mei tidak saja bersahabat namun menjadi sepasang kekasih.
Lamunanku buyar sebab kudengar suara desahan istriku, istriku dan Mei masih mengerjakan French kiss, aku tidak banyak cemburu sebab kulihat begitu semangatnya istriku menjawab setiap ciuman yang diserahkan Mei, mereka terlihat paling mahir memainkan lidahnya, posisi Mei yang diatas istriku, tidak jarang kali menggoyangkan pinggulnya mengekor irama tangan kanan istriku yang memegang bokongnya, sedangkan tangan kiri istriku membelai leher dan punggungnya, desahan istriku tersiar lagi ketika Mei memegang puting istriku.
Ampun dah kini bukannya aku marah sama istriku, malahan aku jadi ikutan horny, aku malah menikmati show itu. Mei mulai melepas gaya frenchkissnya dan mulai menjilati leher istriku, ketelinga istriku, mengulumnya, menciptakan istriku mendesah dan memperkuat pelukannya pada Mei, aku tau rasanya ketika itu, karena tersebut juga yang aku kerjakan ke istri ketika foreplay. Mei menghirup istriku dan menjilati leher istriku seperti merasakan eskrim. Mei mulai turun ke arah payudara istriku yang sekel itu.
Diremasnya kedua bukit dengan demikian halusnya, seraya menjilati dan mengulum putingnya, istriku menggelinjang dan begitu menikmatinya, aku merasa bersalah pada istriku sebab sering melalui bagian ini, “ah yank” desahan tersebut keluar dari mulut istriku, bukannya “ah mas”. Kumajukan badanku sebab aku semakin horny dan supaya dapat melihat jelas tanpa lewat cermin lagi, wajah istriku begitu merasakan gigitan-gigitan yang diserahkan Mei. Kedua tangan istriku mencengkram bantal tanda ia begitu menikmati, kaki istriku melingkari badan Mei yang terus bergoyang menekan wilayah selangkangan istriku.
Mei pulang memberikan kesenangan pada istriku dengan menciumi wilayah pusar dan terus turun ke wilayah miss-V istriku. Mei menjilati seluruh wilayah itu menciptakan badan istriku terkadang sontak kejang, memang wanita dapat saling memahami bagian itu.
aku benar-benar merasakan tubuh Mei yang sekitar ini hanya dapat aku bayangkan, posisi Mei yang menungging dengan wajahnya yang menuju tubuh istriku membuatnya tubuhnya semakin sexy, bokongnya yang putih.
Duh kepingin rasanya aku melompat dan menjilati bokong itu. payudara Mei memang telah tidak terik lagi, maklum telah punya anak, tetapi dengan putingnya yang kecil tersebut begitu bertolak belakang dengan kepunyaan istriku yang tidak banyak besar.
Desahan istriku semakin sering, tanda istriku nyaris mencapai klimaksnya menerbitkan lendir, Mei sekarang memungut posisi 69. Dasar aku masih sayank ama istriku, aku ndak tega kalo istriku pun harus menjilati Miss-V nya Mei. Nekat aku berdiri di depan Mei yang masih asyik memainkan miss-V istriku.
Sontak Mei terhenyak, aku tau tentu dia kaget bener, tubuhnya gemetar ketakutan, aku sengaja memasang wajah seram dulu, sebenarnya aku pun lagi horny banget. “Mas” suara istriku pun bergetar, dua-duanya terduduk, istriku benar-benar salah tingkah, sementara Mei menutupi payudara dan miss-V nya, namun ndak mungkin dapat kan,
Aku masih dapat melihat format tubuhnya yang putih mulus itu, tidak banyak lebih putih dari istriku, udah dari sononya emang putih sih Mei, aku berpura-pura memungut nafas panjang. Kudekati mereka berdua. Wajah istriku menunduk, tentu ia fobia aku gampar. “Mas maaf, ampun mas”.
Kini aku duduk mendekati istriku, duduknya semakin meringkuk, sementara Mei semakin gemetaran. Kupandangi wajah mereka berdua, dua-duanya ndak berani menatapku, he..he.. sandiwaraku berhasil, sebenarnya aku sedang merasakan dua wajah cantik dihadapanku, seseorang yang aku cintai dan seseorang yang aku senangi dan tidak jarang kali mengganggu hayalanku. Kuambil selimut dan kututupi kedua tubuh perempuan ini. Mei hendak berdiri, tentu dia bakal mengenakan bajunya.
“Mei, anda duduk dulu, aku inginkan ngomong” cegahku. Suaraku sengaja kutinggikan biar lebih gimana gitu.
“Sudah berapa lama, ma begini?”
“B..baru kali ini mas” jawabnya.
“Tapi kalian kan tidak jarang pergi liburan sama-sama, malahan seringnya satu kamar, biarpun perginya rame-rame”
“Benar mas, baru kali ini anda keterusan sampe gini” istriku diam “dulu pernah pegangan tangan aja waktu istirahat bang” sambut Mei.
“Ma, aku lebih suka anda jujur”
“Iya mas, dulu masa-masa liburan ke Bali yang berlima, kami hanya ciuman mas, ndak lebih” yah aku ingat istriku pernah kisah kalo suami Mei saat tersebut sedang selingkuh, dan dia curhat ke istriku sampe nangis, mungkin tersebut yang bikin Mei jadi ndak mesra lagi ama suaminya. Dan berita terakhir Mei pingin cerai dari suaminya.
“Ya udahlah, inginkan diapain lagi, aku tau kalian pun saling menyayangi” “Mei.. anda tega benar ama aku, sebenarnya aku percaya sama kamu, dan aku suka kok sama kamu”
“Maaf ya bang” he..he.. tentu Mei ndak ngerti arah omonganku tadi.
Wajahku bukan lagi angker, aku sebetulnya dari tadi telah mau tersenyum, dan ketika kupandangi wajah istriku dan aku tersenyum padanya, istriku meraih tanganku dan menghirup tanganku tanda menyesal. Kupegangi wajahnya dan aku menghirup kening istriku.
Dasar akunya dari tadi emang udah horny, langsung kucium istriku, kulumat bibirnya dengan gaya French kiss yang tadi aku saksikan. Ciuman kali ini benar-benar lain banget, istriku membalasnya seakan ia benar-benar mau menyukai aku.
Ia menarikku dan meluruskan tubuhnya keranjang, sementara Mei masih terduduk disamping kami, kupegang payudara istriku, dia membalasnya dengan menggenggam Mr-P ku, istriku mulai melucuti baju kemejaku dan melemparnya ke lantai, aku bergerak menciumi leher istriku,
Wangi tubuh Mei, masih melekat di tubuh istriku menciptakan aku semakin motivasi mengulum telinganya. Istriku mendesah, “oh mas, aku sayang mas” seraya tangannya mulai membuka celanaku, sekilas kulihat Mei mulai bergerak menyingkir, dia pasti hendak memberi kesempatan untuk kami berdua.
Tanganku langsung menciduk tangannya, tanda ia jangan pergi dari situ. “Bentar bang, aku ke WC dulu ya” pasti sebab ketakutan tadi Mei jadi pengin pipis. Kuteruskan melumat bibir istriku dan mengulum payudara istriku, sedangkan istriku telah mencungkil seluruh pakaianku.
Kudengar dari kamar mandi terdapat suara air tanda Mei sudah selesai, “Ma panggil Mei” kataku. Saat Mei terbit dari kamar mandi istriku memberinya kode guna duduk pulang ketempat semula. Mei menurutinya. Kutangkap tangan Mei, tetapi aku masih asyik mencumbu istriku, kuremas tangan Mei layaknya orang berpacaran, Mei menanggapinya dia pun meremas tanganku dengan kedua tangannya, dan menghirup tanganku seperti menyampaikan terima kasih sebab tidak laksana yang dia takutkan tadi.
Istriku pun melihat kejadian itu, kemudian ia bergeser mendongkrak kepalanya ke atas paha Mei seraya menarikku guna mengikutinya. Posisi ku sungguh diuntungkan aku berciuman dengan istriku dengan tangan kananku memegang tangan Mei sedangkan tangan kiriku membelai payudara istriku, sedangkan wajahku menempel ke payudara Mei.
Sesaat lantas istriku mencungkil ciumanku, kemudian memandangku lantas ke arah Mei, aku menatap wajahnya dan wajah Mei, Mei menjawab kami berdua seraya tersenyum. Coba kukecup pipi Mei. Dia agak menghindar, aku tau ia tentu merasa tidak enak dengan istriku.
“Jadi gimana anda ma?” tanyaku. “Ya mas kan sayang ama aku, senang ama Mei pun dari dulu sampe mohon fotonya yang berakhir mandi kan? Hi..hi..” “Terus?” tanyaku lagi
“Aku sayang ama mas dan Mei, Mei sayang pun ama aku, Cuma ndak tau dianya dengan mas”.
“Kalo mama selingkuhnya ama laki-laki sih aku pasti dapat marah besar, namun kalo ama Mei, sih aku ndak masalah ma, rasa senangku dapat berubah jadi sayang pun kan”
“Makasih ya mas, aku beruntung punya suami kayak anda mas, anda gimana Mei?”
“Entah mengapa kok aku jadi sayang ya ama kalian berdua, aku ijin ya selingkuh ama suami kamu?” jawabnya. Istriku tersenyum.
Lalu kucium lagi istriku seraya merangkul Mei, tak lama istriku mendorongku keatas aku pun menghirup Mei yang membalasku, kali ini aku menikmati double French kiss yang luar biasa. Ciumannya lebih binal saat istriku mulai meremas dan menghirup payudara Mei, sedangkan satu tangannya mengelus torpedoku.
Lidah kami laksana dua orang satria yang berperang memainkan pedang dengan liukan-liukan teknik mematikan, teknik kami yang tidak jarang kali saja seri menciptakan aku mengerjakan manuver guna melakukan teknik lainnya, sekarang kuarahkan lidahku ke arah leher Mei.
“hh.. hhh..” desahannya yang terbendung mengisyaratkan manuverku lumayan berhasil, pingin rasanya kubuat tanda disitu, namun ah, ntar jadi berabe, jadi kulanjutkan kearah telinga, kujilati dan kukulum unsur bawah telinganya, Mei menyerah tak berkutik, gigitan kecil dan remasan istriku ke payudaranya pasti membuatnya semakin tak berdaya.
Posisi Mei yang tadi duduk sekarang berganti menjadi terlentang, sedangkan istriku mendapatkan wilayah bawah aku menemukan tubuh unsur atas Mei, format payudaranya yang masih agak kencang berarti punya Mei jarang disentuh sama suaminya, putingnya mengeras, nafsu Mei mulai naik.
Istriku mulai meraba paha dan wilayah selangkangan Mei, akupun mulai memijat susu Mei, meremasnya dengan lembut, Mei membalasnya dengan menyentuh mr-P, masih agak kaku, pasti sebab bukan punya suaminya, meski begitu dengan sentuhan jari-jarinya menciptakan mr-P ku mengeras dengan sangat-sangat.
Dengan ujung jari telunjuknya ia memainkan milikku dari atas ke arah pangkal, menyentuh buah zakar ku sampai menggenggamnya, dan kali ini kekakuannya sudah hilang. Kuarahkan milikku mendekati wajahnya, Mei ngerti maksudnya, dia mulai mendekatkan bibirnya ke milikku. Dimasukkan milikku mulutnya, hangat..
Rasanya hendak kudorong sarat ke mulut kecilnya itu, namun kubiarkan saja Mei yang mengontrol permainan itu, saat tersebut aku telah berganti arah memegang payudara istriku, Mei ternyata lebih mahir dalam teknik ini dikomparasikan istriku. Sedotannya serasa hendak mengeluarkan cairanku.
Aku jadi motivasi meremas bokong istriku. Dengan jariku kusentuh unsur clitorisnya, mengusapnya, istriku menggelinjang dan membuka selangkangannya, sesekali kumasukkan jariku ke dalam lubang V nya, cairan pelumas dari lubang tersebut kumanfaatkan guna mengusap clitorisnya.
Istriku pun mulai high, sesaat dia mau menghirup miss-V Mei, namun kucegah dengan merubah posisinya, aku masih ndak tega, kalo istriku yang mesti melakukan tersebut dengan orang lain, sekalipun tersebut Mei. Kurelakan melepas teknik Mei dari Mr-P ku dan kuarahkan ke bibir istriku, dan sebetulnya aku kepingin sekali mengenal Mei lebih jauh, lagipula Miss-V nya Mei yang sekitar ini aku idam-idamkan.
Mei berbalik ke arah selangkangan istriku, aku langsung berbaring dan mulai menghirup Miss-V nya. Kukeluarkan teknik pembangkit selera, format Mei ternyata lebih tembem dari punya istriku, dengan jariku kubuka wilayah clitorisnya, kuhujamkan lidahku disitu, gerakan naik turun lidahku menciptakan pinggul Mei bergerak naik turun melawan arus lidahku,
Sementara Mei pun melakukan urusan yang sama ke istriku, apa yang dilaksanakan Mei ke istriku sekarang pun kulakukan kepadanya, ketika ia memasukkan lidahnya ke lubang istriku, kulakukan urusan yang sama kepadanya, wajahnya mengindikasikan ekspresi senang, istriku yang tengah menemukan kenikmatan tersebut pun memasukkan nyaris seluruh Mr-P ku kemulutnya, Luar biasa memang segitiga yang kami kerjakan ini, pantaslah ‘segitiga bermuda’ dapat menelan tidak sedikit korban.
Aku benar-benar nyaris mencapai klimaks menerbitkan lendir dan sebelum tersebut terjadi kulepaskan sedotan istriku, kali ini kubiarkan Mei, merayap menaiki tubuh istriku. Mei menjilati tubuh istriku, menggigit payudaranya, dan menghirup bibir istriku.
Gerakan pinggul mereka pasti menciptakan clitorisnya saling bergesekan, aku bergerak ke arah mereka, kuangkat kaki istriku, aku benar-benar kepingin mengerjakan penetrasi untuk mereka berdua, posisi Mei yang menungging dapat membuat aku lebih cepat keluar,
Makanya kupilih istriku, Mei memberi ruang dan memajukan badannya kedepan sampai-sampai payudaranya tepat diatas wajah istriku, aku langsung menancapkan milikku ke lubang istriku, desahan istriku mulai tersiar ngos-ngosan, seraya ia mengulum payudara Mei dan memainkan clitoris Mei dengan jarinya,
hingga kesudahannya kurasakan hawa hangat pada mr-P ku, istriku sudah menjangkau titik puasnya dan menerbitkan lendir. Kucabut penetrasiku pada istriku setelah menikmati pijatan dari dalam lubang istriku mengendor, kali ini kuarahkan mr-P ke lubang kepunyaan Mei. Mulai kumasukkan milikku ke arahnya.
“Ahhh..” kudengar desahan Mei, lubang tersebut agak lebih sempit dari kepunyaan istriku, “Yank, punya suamimu lebih gede” kudengar bisikan mesra Mei ke istriku. Istriku tersenyum ke arahku dan mengangguk pertanda aku dapat melanjutkan lagi. Kali ini aku mengupayakan memasukkan nyaris seluruh Mr-P ku, tubuh Mei kejang antara menyangga sakit atau keenakan,
Entah sebab ia jarang disentuh sama suaminya atau memang punya suaminya lebih kecil aku ndak inginkan mikir, sebab aku kembali merasakan bokong estetis Mei, sekaligus rapatnya lubang miliknya membuatku mesti dapat bertahan lebih lama, manalagi posisinya yang menungging itu. istriku menolong dengan mencumbu Mei.
Hisapan pada payudara Mei dan gerakanku menciptakan Mei mulai mendesah, nafasnya mulai memburu, untung saja mereka sudah mengerjakan lebih mula sehingga aku dapat bertahan, sampai akhirnya Mei mendesah, “bang terus, lebih kencang lagi bang” aku tau Mei sudah nyaris mencapai klimaks dan menerbitkan lendir, aku juga nyaris mencapai klimaks dan menerbitkan lendir, maka gerakan maju mundurku kali ini lebih kencang, memang benar filsafat cina, bahwa pekerjaan maju mundur dalam situasi perasaan laksana apapun pasti membawa nikmat.
Sampai akhirnya, dari torpedoku keluarlah semburan lendir, yang memuntahkan nyaris berjuta pasukan kecil ke sarang musuh yang dapat mematikan seluruh benda milik pria setelah lendir terbit dari lubang itu. kurasakan pijatan otot dari arah dalam lubang ke milikku, benar-benar kesenangan lendir yang luar biasa.
Mei perlahan mencungkil milikku yang nyaris mati layu, dan merebahkan dirinya disamping istriku sesudah mengecup bibir istriku, aku yang kecapean pun ikut merebahkan diriku, kuambil posisi ditengah-tengah mereka.
Istriku langsung memelukku dan menciumku, “Makasih mas, anda suami terbaik di dunia, aku ndak rela orang beda merebut mas”, “Tapi kalo bikin Mei aku rela kok, kalo nanti Mei cerai sama suaminya, mas kawini aja dia, kan enak anda bertiga dapat serumah, aku sayang ama mas”
Mei juga langsung memelukku juga, dia menghirup bibirku “Bang, aku pun mau jadi istri kedua kamu, tentu kamu dapat adil ke anda berdua, makasih ya bang, Love u honey”.
Aku melulu tersenyum toh kalo aku kawini mereka berdua kan ndak masalah, kita setiap sudah punya gaji, Cuma saja apa kata orang-orang kalo aku punya 2 istri yang serumah dan sekantor lagi mereka. Bodoh ah, yang aku tau aku capek sekali setelah menerbitkan lendir, dan mataku langsung terpejam lagi, ketiduran.
No comments:
Post a Comment