Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Nina, anak ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman2 cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma Nina , namanya Rudi. Setiap kali aq melihat Rudi mendekati Nina maka tangannya gk jauh2 dari meraba pantat atau toked Nina.
Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Nina yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rudi yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan mejaku.Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si Rudi ngucek2 payudaranya si Nina. Tapi saat aq ngelirik, aq kaget setengah mati. tongkol si Rudi udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2 ma Nina! Rudi menyeringai bangga melihat ke arahku. Sementara Nina hanya tersenyum2 genit aja melihat aqyang terpelongo.
Sambil menikmati kocokan Nina tangan kiri Rudi asik meremas2 payudara kanan Nina , untuk menutupi pandangan guru dari depan Rudi sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Nina dengan cara di dirikan jadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku itu.
Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi menyembur keluar, Nina kemudian mengelap tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aqjuga jadi kepingin. Aq segera memberi kode sama Rudi untuk gantian, kamipun berganti posisi.
“Nin, aq juga donk..” pintaku setelah duduk di sampingnya,
“Paan?” tanyanya pura2 gk tau. “Kocokin tongkol aq” ujarku, Nina mencibir kearahku, “Gak mau” tolaknya. bangs*tnya ni pikirku, gk tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti mintak bagian juga tuh.
Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting celanaku, tapi susah juga ngeluarin si tongkol yang udah tegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh tongkolku mengeluarkannya, begitu tongkolku keluardari celana langsung kuraih tangan kanan Nina , ku arahkan ke batang tongkolku.
“kocokla cepat..” bisikku, tangan Nina yang lembut dan halus kemudian memegang batang tongkolku dan mulai mengocok2nya membuat aq tertunduk keenakan.
“enak ya..?” bisik Nina, “anjeng, enak kali” balasku berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Nina yang lembut menggesek2 kepala tongkolku.
Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Nina , teman semejaku berkali2 memberi kode mintak giliran yang dibalas dengan Nina leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan sengaja meremas2 payudara Nina sambil melirik mengejek ke temanku itu.
Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin aq menahan untuk tidak mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua tanganku menahankan rasa nikmat di tongkolku. Nina mengangkat tangannya menunjukkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.
Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Nina permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.
Tapi ko lama kali ya..?? “jangan2 mereka maen di wc” terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan. Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu tersenyum bahagia. Sementara Nina kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.
Langsung kucecar teman ku dengan pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Nina. Sambil berciuman temanku meremas2payudara Nina lalu dia meminta Nina untuk menghisap tongkolnya, Nina ok-ok aja menghisap tongkol temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi kuadrat.
Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok itupun mintak bagian. Terpaksa Nina ngelayani dua tongkol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Nina yang lagi jongkok sambil ngisapin tongkol kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak disepong juga.
Setelah semua ngecrot baru Nina dan teman aq itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus…
Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Nina tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Nina .
Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Nina , kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lainjuga karena orang tua Nina masih berada di rumah.
Suasana mulai berubah saat orang tua Nina keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Nina membuat Nina sibuk menepis tangan jahil Rudi. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagitapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.
“Sil udah pernah liat tongkol gk?” tanya Rudi ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rudi membuat kami tertawa2.
“gitu aja marah, Sil, Nina aja tenang2 aja klo liat tongkol, ya kan Si” Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Nina , Nina hanya mencibir menanggapi godaan Amir.
“ngomong2 tongkol kelen, macam yg besar aja tongkol kelen” Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
“eh, mo liat ko tongkol aq…?” tanyak Rudi semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan. Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Nina yang tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju selangkangan Rudi membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.
Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Nina , akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi tetap tinggal. Aq sudah menebak apayang ada dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Nina , Rudi langsung melancarkan serangan2nnya.
Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aq yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rudi meremas2 payudara Nina sementara tangan Nina meraba2 selangkangan Rudi. Gk mau ketinggalan aq langsung duduk disamping kiri Nina dan ikut2an meremas2payudara kirinya. Nina melepaskan ciumannya dari Rudi gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Nina meremas selangkanganku sementara disamping kanan Nina Rudi memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga tongkolnyayang tegang terlihat menjulang.
Rudi segera meraih tangan Nina dan mengarahkannya ke tongkolnya, Nina melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah tongkol Rudi kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga tongkolku dengan leluasa tegak dengan gagah.
Aq berdiri disamping Nina sambil meraih kepala Nina dan menariknya ke arah tongkolku, mengerti kemauanku Nina langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang tongkolku masuk ke dalam mulutnya, begitu tongkolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aq mendesis keenakan.
“tongkol! Kau pulak yang duluan di sepong!” maki Rudi, “salah sendiri lah” jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengent*ti mulut Nina sambil mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara Nina makin aktip menghisap2 tongkolku.
Panas melihat aq yang disepong Nina , tangan Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Nina ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Nina yang terbalut celana dalam warna pink.
Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Nina membuat Nina mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 tongkolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.
“Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau” kata Rudi sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Nina, Nina agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.
Mataku tak lepas memandang pepek Nina yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Nina terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah pepek Nina membuat Nina mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.
Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan tongkolku di dalam mulut Nina, berkali2 Nina mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan tongkolku dari dalam mulutnya tapi karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengent*ti mulut Nina sambil tanganku memegang kepala Nina menghindari dia melepaskan tongkolku. Nina udah gk lagi menghisap tongkolku hanya membiarkan saja tongkolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa.
“ayo tin terus” ujar Rudi sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Nina membuat Nina makin keras mengerang2.
“aq mo keluaaarrrr…” jeritku, dengan susah payah Nina menjauhkan kepalanya dari tongkolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan tongkolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.
Nina memiawik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan ujung tongkolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Nina . Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Nina .
“martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Nina ” rungut Nina manja, dengan perasaan lelah aq duduk disamping Nina melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Nina sebagian menetes ke baju kaosnya.
“memang ni, gk usah kasih lagi Si” Rudi ngompor2in, pasti udah mupeng dia. “dah buka aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu” ujar Rudi, “alah pengen aja bilang” cibir Nina tapi dia mau juga membuka bajunya.
Kini udah benar2 bugil , tongkolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Nina , “kelen juga la buka baju masak aq aja” ujar Nina , tanpa diminta dua kali Rudi segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.
Kini kami bertiga udah bugil, aq dan Rudi segera mencaplok masing2 payudara Nina yang cukup besar itu membuat Nina tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq menghisap pentil perempuan.
Rudi kemudian merebahkan tubuh Nina di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan tongkolku yang mulai tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Nina, tongkolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Nina .
“ko mo ngent*ti dia??” tanyaku terheran2, “memang kenapa?” tanya Rudi, sementara Nina memandangku dengan ekspresi heran, “nanti dia gk perawan lagi” ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.
“Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh ngent*ti Nina ” ujar Nina sambil menggesek2kan pipinya di batang tongkolku. Sementara Rudi kembali melanjutkan maksudnya mengent*ti Nina .
Terdengar pekik Nina saat batang tongkol Rudi menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang tongkolnya di dalam pepek Nina membuat Nina makin memiawik2 menahankan serangan2 Rudi.
“enak kali pepek kauuu siii….”ceracau Rudi meningkahi pekikan Nina , sementara aq hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngent*t dengan liarnya. tongkolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi.
Tubuh Nina terguncang2 seiring hunjaman tongkol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.
“Ahhh…..uunnnngghhhh…. pelaaaaaannnn… pelaaaaannnn diiiiiiiiii….”pekik Nina , tapi Rudi nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
“ungh…ungh…”dengus Rudi, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Nina . Entah berapa lama tiba2 Rudi mencabut tongkolnya dari dalam pepek Nina dan mengocok2kan batang tongkolnya di depan perut Nina . Gk berapa lama tongkolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Nina.
“aduh enak kali..” desis Rudi, sementara Nina memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.
Begitu Rudi bangkit dari tubuh Nina , aq segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang tongkolku ke celah pepek Nina tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh Nina .
Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aq mengent*t dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang tongkolku dia mengarahkan arah tusukanku, “dibawah sini” bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.
Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq terpejam nikmat merasakan pertama kali tongkolku masuk ke lobang pepek perempuan, aq berusaha mengocokkan batang tongkolku di pepeknya tapi berkali2 tongkolku keluar lagi dari pepek Nina . Melihat itu Rudi jadi tertawa2, “jangan panjang2 ko nareknya bodoh” ujar Rudi.
“baru pertama ya tin?” Nina ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aq menyodok2kan tongkolku di dalam pepek Nina . Beda dengan Rudi dengan ku Nina hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja.
Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengent*ti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin mempercepat goyanganku, berkali2 tongkolku keluar dari pepek Nina tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.
“Tin klo mo nembak jangan di dalam” ujar Rudi mengingatkan, tubuh Nina sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara tongkolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kali ini di dalam pepek Nina , tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Nina langsung terpekik kaget menyadari aq menembak di dalam vaginanya.
“wei tongkol, jangan ko tembak didalamnya!” maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn dalam2 batang tongkolku di dalam pepek NIna sementara tubuh Nina yang terhimpit tubuhku ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Nina mencengkram erat batang tongkolku.
Ku rasa pepek Nina makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya.
Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Nina ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang. Selama sebulan aq cemas2 Nina akan hamil, apalagi tiap hari Rudi menakut2iku kalo Nina hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.
No comments:
Post a Comment