Sunday, March 18, 2018

Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Yossie Si Nafsu Buas - www.ceritasexnesia.blogspot.com



Sebelum menceritakan kisah panas ini, perkenalkan dulu namaku Dony, aku baru saja menuntaskan kuliah di suatu PTS familiar yang terdapat di Jakarta. Dulu saat saya masih duduk di bangku SMA, saya memiliki teman bermain yang lumayan akrab, namanya Jessy. Dia ialah teman dekat saya semenjak perkenalan kesatu kali saat masih duduk di bangku SMP. Karena hubungan kami paling dekat, maka saya tidak jarang bermain ke rumahnya di area Menteng.

Hampir tiap minggu tentu saya bermain ke rumahnya, entah guna mengajaknya pergi atau melulu bermain di rumahnya saja. Karena hubungan kami yang dekat, maka hubungan saya dengan keluarganya lumayan dekat pula. Apalagi dengan Tante Yossie, yang tidak lain ialah ibu kandung Jessy. Perlu kamu ketahui, Tante Yossie menikah di usia yang paling muda dengan Om Anwar. Tante Yossie mencetuskan Jessy saat masih berumur 18 tahun. Di samping Jessy, Tante Yossie pun mempunyai anak lagi yakni George yang baru berumur 2 tahun ketika itu. Memang perbedaan umurnya dengan Jessy paling jauh, apakah barangkali Tante Yossie memang hendak mempunyai anak lagi ataukah..? Setiap hari Tante Yossie melulu di lokasi tinggal saja, sementara Om Anwar-nya ialah seorang karyawan perusahaan asing yang lumayan sukses. Pada akhirnya saat baru memasuki SMA tahun ke-2 hubungan saya dan Jessy serta dengan keluarganya putus, saat ternyata mereka sekeluarga mesti pindah ke Jerman untuk mengekor Om Anwar yang mendapat kegiatan di Jerman.


Namun kira-kira satu tahun yang kemudian saya mendapat berita bahwa Jessy sedang liburan ke Jakarta. Tentu saja saya senang sekali karena dapat bertemu rekan lama saya. Ketika telah berada di Jakarta, Jessy menelepon saya dan dia mengajak saya datang ke apartmentnya di area Kuningan. Dan kesudahannya saya juga datang bertemu dengan dia di apartmentnya. Ketika datang saya paling kaget, sebab ternyata Tante Yossie telah tinggal pulang di Jakarta. Tante Yossie ternyata tidak terlalu kerasan dengan keadaan di Jerman, kira-kira sesudah 1 tahun di Jerman dia memutuskan bareng George guna kembali ke Jakarta. Sedangkan Om Anwar dan Jessy tetap bermukim di sana. George kini sudah sekolah pada suatu SD swasta familiar di area Lippo Karawaci.

Ketika bertemu dengan Jessy maupun dengan anggota keluarganya yang lain, saya paling senang sekali, sebab sudah lama sekali saya tidak berjumpa dengan mereka semua. Namun sesudah kira-kira 2 minggu sedang di Jakarta guna liburan, kesudahannya Jessy mesti pulang ke Jerman guna meneruskan studinya. Namun sesudah 1 minggu Jessy balik ke Jerman, tiba-tiba saya mendapat telepon dari nomor HP yang biasa digunakan Jessy saat dia sedang di Jakarta, dan ternyata sesudah saya ingat nomor tersebut ialah nomor HP Tante Yossie.

“Don.. Tante nih, anda lagi dimana?” tanya si Tante.
“Saya baru saja berakhir makan siang tuh sama rekan saya Tante, terdapat apa memangnya?” tanyaku kembali.
“Gini.. terdapat yang mengherankan sama TV di lokasi tinggal Tante, kamu dapat tolong kemari tidak?” tanyanya.
“Yah.. dapat deh Tante, cuman kira-kira 2 jam lagi deh yah,” jawab saya.

Akhirnya saya datang pun ke apartmentnya guna membantunya. Setelah hingga di apartmentnya betapa kagetnya saya, ternyata Tante Yossie menggunakan baju yang paling seksi. Yah, memang badannya lumayan seksi bagiku, sebab walaupun telah mulai berumur, Tante Yossie masih sempat mengawal tubuhnya dengan mengerjakan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut keterangan dari saya memiliki tinggi selama 168 cm, dan berat selama 48 kg, diperbanyak ukuran payudaranya kira-kira 36B. Ketika saya memeriksa TV-nya ternyata memang terdapat yang rusak. Waktu saya sedang berjuang mengeceknya tiba-tiba Tante Yossie menempel di belakang saya. Mula-mula saya tidak membubuhkan curiga sama sekali mungkin sebab dia hendak tahu unsur mana yang rusak, tetapi lama-lama saya menikmati ada sesuatu yang menempel di punggung saya, yakni payudaranya yang montok. Setelah TV sukses saya benarkan, kami berdua kesudahannya duduk di ruang keluarganya sambil menyaksikan acara TV dan berkata tentang kabar saya.


“Don, anda masih laksana yang dulu saja yah?” tanya Tante Yossie.
“Agh.. Tante dapat aja deh, emang nggak terdapat bedanya sama sekali apa?” jawabku.
“Iyah tuh.. masih laksana yang dulu saja, cuman sekarang tentunya sudah dewasa dong..” tanyanya.
Lalu belum saya membalas pertanyaannya yang satu itu, tiba-tiba tangan Tante Yossie telah memegang tangan saya duluan, dan pasti saja saya kaget separuh mati.
“Don.. inginkan kan tolongin Tante?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh.. tolongin lagipula nih Tante?” jawabku.
“Tolong memuaskan Tante, Tante kesepian nih..” jawab si Tante.
Astaga, alangkah kagetnya saya mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut Tante Yossie yang mempunyai rambut sebahu dengan warna rambut yang highlight, saya benar-benar tidak membayangkan bila ibu rekan dekatku sendiri yang meminta laksana itu. Memang tidak pernah ada kemauan untuk “bercinta” dengan Tante Yossie ini, sebab selama ini saya memandang dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.
“Wah.. saya mesti memuaskan Tante dengan apa dong?” tanyaku seraya bercanda.
“Yah.. anda pikir sendiri dong, kan anda sudah dewasa kan..” jawabnya.


Lalu kesudahannya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulailah memberanikan diri guna memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan menghirup bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Yossie pun tidak inginkan kalah, ia langsung meremas-remas perangkat kelaminku dengan keras. Mungkin sebab selama ini tidak ada lelaki yang bisa memuaskan nafsu seksnya yang ternyata paling besar ini, lagipula setelah kepulangannya dari Jerman. Akhirnya setelah nyaris selama separuh jam kami berdua bercumbu laksana di atas, Tante Yossie unik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya dia langsung melucuti seluruh baju saya, kesatu-tama dia melepas kemeja saya kancing perkancing seraya menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan kesudahannya sampailah pada unsur celana. Betapa nafsunya dia hendak melepaskan celana Levi’s saya. Dan kesudahannya dia dapat menyaksikan betapa tegangnya batang kemaluan saya. “Wah.. Don, gede pun nih punya kamu..” kata si Tante seraya bercanda. “Masa sih Tante.. perasaan biasa-biasa saja deh,” jawabku. Dalam suasana saya berdiri dan Tante Yossie yang telah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghh, nikmat sekali rasanya. Karena baru kesatu kali ini saya menikmati oral seks. Setelah dia puas mengerjakan oral dengan kemaluan saya, lantas saya mulai memberanikan diri guna bereaksi.


Sekarang gantian saya yang hendak memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan lantas saya mencungkil celana panjangnya. Setelah melihat suasana si Tante dalam suasana tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya seraya meremas-remas, sementara tersebut Tante Yossie tampak senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang telah mengeras.
“Oghh.. saya memimpikan suasana laksana ini Don..” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, bantu ajarin saya yah?” kataku.
Karena saya telah bernafsu sekali, kesudahannya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan lantas saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitorisnya telah memerah dan liang kemaluannya telah basah sekali salah satu bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan. “Ogh.. Don, pintar sekali yah anda merangsang Tante..” dengan suara yang mendesah. “Wah.. natural tuh Tante, sebenarnya saya belum pernah sampai sekitar ini loh..” jawabku. Tak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh tante mengejang dan aku menikmati ada cairan yang memenuhi kemaluannya, wah.. ternyata dia orgasme! Memang berbau mengherankan sih, hanya berhubung telah dilanda nafsu, bau laksana apapun tentunya telah tidak menjadi masalah.

Setelah tersebut kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru kesatu kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang telah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas mengerjakan oral seks, kesudahannya Tante Yossie kini meminta saya guna memasukan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.
“Don.. ayoo dong, kini masukin yah, Tante telah tidak tahan nih,” mohon si Tante.
“Wah.. saya fobia kalo Tante hamil gimana..” tanyaku.
“Nggak usah fobia deh, Tante minum obat kok, pokoknya anda tenang-tenang aja deh,” sambil berjuang meyakinkanku.

Benar-benar nafsu setan sudah memprovokasi saya, dan kesudahannya saya nekad memasukan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya. Walaupun sakitnya pun lumayan. Setelah kesudahannya masuk, saya mengerjakan gerakan maju-mundur dengan pelan, sebab masih terasa sakit. “Ahh.. dorong terus dong Don..” mohon si Tante dengan suara yang telah mendesah sekali. Mendengar desahannya saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat walaupun rasa sakit pun terasa. Akhirnya saya mulai terbiasa dan mulai mendorong dengan cepat. Sementara tersebut tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, hingga tiba-tiba tubuh Tante Yossie mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya. Dan lantas kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini ialah idaman saya bila sedang bersenggama. Dan ternyata posisi opsi saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kesenangan yang spektakuler dengan posisi ini. Sambil menikmati gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, dan tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.
“Oh.. oh.. nikmat sekali Donniie..!” teriak si Tante.
“Tante.. saya kayaknya telah mau terbit nih..” kata saya.
“Sabar yah Don.. tunggu sebentar lagi dong, Tante pun udah mau terbit lagi nih..” jawab si Tante.

Akhirnya saya tidak kuat menyangga lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu pun dengan si Tante. “Arghh..!” teriak si Tante Yossie. Tante Yossie lantas mencakar pundak saya sedangkan saya mendekap badannya dengan erat sekali. Sungguh spektakuler rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluanku. Setelah tersebut kami berdua letih dan langsung istirahat saja di atas ranjangnya. Tanpa disadari sesudah 3 jam tertidur, saya kesudahannya bangun. Saya menggunakan baju saya pulang dan mengarah ke ke dapur. Ketika di dapur saya menyaksikan Tante Yossie dalam suasana telanjang, barangkali dia telah biasa laksana itu. Entah kenapa, tiba-tiba kini giliran saya yang nafsu menyaksikan pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung mendekap Tante Yossie dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang bahenol serta menciumi lehernya. Tante juga membalasnya dengan sarat nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan mendekap saya dengan erat.
“Ih.. anda ternyata nafsuan pun yah anaknya?” kataya seraya tertawa kecil.
“Agh Tante dapat aja deh,” jawabku seraya menciumi bibirnya kembali.
Saking nafsunya, saya menyuruh untuk sekali lagi bersenggama dengan si Tante, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa terdapat perintah dari Tante Yossie kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sampai-sampai kami dalam suasana telanjang pulang di dapurnya. Karena suasana tempat tidak cukup nyaman, maka kami melulu melakukannya dengan gaya doggie style.”Um.. dorong lebih keras lagi dong Don..” desahnya. Semakin nafsu saja aku mendengar desahannya yang menurut keterangan dari saya paling seksi. Maka semakin keras pun sodokanku untuk si Tante, sementara tersebut tanganku menjamah seluruh bagian tubuhnya yang bisa saya jangkau.
“Don.. mandi yuk?” mintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah?” jawab saya.

Akhirnya kami berdua yang telanjang mengarah ke ke kamar mandi. Di kamar mandi saya mendudukkan Tante Yossie di atas wastafel, dan lantas saya pulang menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
“Hm.. nikmat sekali jilatanmu Don.. agghh..” desahnya.
“Don.. anda sering-sering ke sini dong..” katanya dengan nafas memburu.
“Tante, kalo tahu terdapat service begini mah saya tiap hari kalau dapat juga mau,” jawabku seraya tersenyum.


Setelah puas menjilatinya, saya memasukkan batang kemaluan saya pulang ke lubang kemaluan Tante Yossie. Kali ini, desakan saya telah semakin kuat, sebab rasa sakit saya telah mulai berkurang ataukah saya telah mulai terbiasa yah? Bosan dengan gaya tersebut, saya duduk di atas kloset dan Tante Yossie saya dudukkan di atas saya, dan batang kemaluan saya pulang dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini saya telah mulai tidak terlalu menikmati sakit sama sekali, tetapi rasa nikmat lebih tidak sedikit terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang kian lama kian cepat menciptakan akhirnya saya “KO” kembali, saya menerbitkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Yossie lantas menjilati kemaluan saya yang telah berlumuran dengan air mani, dihisapnya seluruh sampai bersih. Setelah tersebut kami mandi bersama.


Setelah berlalu mandi, Tante Yossie memasakkan santap malam guna kami berdua, dan setelah tersebut saya pamitan guna balik ke rumah. Setelah kajadian tersebut saya baru tahu bahwa kesepian seorang Tante dapat membawa nikmat pun kadang-kadang. Sampai kini kami masih tidak jarang bertemu dan mengerjakan bersetubuhan. Kami seringkali melakukan di apartmetnya di kala anaknya George sedang sekolah atau les. Dan sering pun Tante mem-booking hotel berbintang dan kami bertemu di kamar.

No comments:

Post a Comment