Friday, November 23, 2018

Cerita Panas Enak-enak dengan Pembantu Rumah Tanggaku Sendiri

Cerita Seks Indonesia - Bi Eha sudah lumayan lama menjadi penolong di lokasi tinggal Tuan Hartono. Ini adalahtahun ketiga ia bekerja di sana. Bi Eha merasa kerasan sebab keluarga Tuan Hartono lumayan baik memperlakukannya bahkan menyerahkan lebih dari apa yang diinginkan oleh seorang pembantu. Bi Eha sadar bakal hal ini, khususnya akan kebajikan Tuan Hartono, yang dianggapnya terlampau berlebihan.

Namun ia tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidupnya terjamin, iapun bisa menabung keunggulannya untuk garansi hari tua. Perkara kelakuan Tuan Hartono yang selalu mohon dilayani andai kebetulan istrinya tak terdapat di rumah, itu ialah perkara lain. Ia tak memperdulikannya bahkan ikut merasakan pula.

Walaupun orang kampung, Bi Eha termasuk wanita yang menarik. Usianya tidak terlampau tua, selama 32 tahunan. Penampilannya tidak seperti wanita desa. Ia pandai mengasuh tubuhnya sampai-sampai nampak masih sintal dan menggairahkan. Bahkan Tuan Hartono paling tergila-gila menyaksikan kedua payudaranya yang montok dan kenyal. Kulitnya agak gelap tetapi terawat bersih dan halus. Soal wajah walau tidak termasuk cantik tetapi memiliki pesona tersendiri. Sensual! Begitu kata Tuan hartono ketika kesatu kali mereka bercinta di belakang dapur sebuah ketika.


Dalam usianya yang tidak termasuk muda ini, Bi Eha – janda yang telah lama ditinggal suami – masih mempunyai gairah yang tinggi sebab ternyata di samping berselingkuh dengan majikannya, ia pernah bercinta pula dengan Kang Ujang, Satpam penjaga rumah.

Perselingkuhannya dengan Kang Ujang bermula ketika ia lama ditinggalkan oleh Tuan Hartono yang sedang pergi ke luar negeri sekitar sebulan penuh. Selama tersebut pula Bi Eha merasa kesepian, tak ada pria yang memenuhi kekosongannya. Apalagi di saat tersebut udara malam terasa begitu menusuk tulang. Tak tahan oleh gairahnya yang meletup-letup, ia nekat menggoda Satpam tersebut untuk disuruh ke atas ranjangnya di kamar belakang.

Malam itu, Bi Eha pulang tak dapat tidur. Ia gelisah tak menentu. Bergulingan di atas ranjang. Tubuhnya menggigil saking tak tahannya menyangga gelora gairah seksnya yang menggebu-gebu.

Malam ini ia tak mungkin menunggu kehadiran Tuan Hartono dalam pelukannya sebab istrinya terdapat di rumah. Perasaannya semakin gundah kala menginginkan saat tersebut Tuan Hartono tengah menggauli istrinya. Ia bayangkan istrinya tersebut pasti bakal tersengal-sengal menghadapi gempuran Tuan Hartono yang mempunyai ’senjata’ dahsyat. Bayangan batang kontol Tuan Hartono yang besar dan panjang tersebut serta keperkasaannya semakin menciptakan Bi Eha nelangsa menyangga nafsu syahwatnya sendiri. Sebenarnya terpikir guna memanggil Kang Ujang guna menggantikannya tetapi ia tak berani sekitar majikannya terdapat di rumah.

Kalau ketahuan hancur telah akibatnya nasib mereka nantinya. Akhirnya Bi Eha hanya dapat mengeluh sendiri di ranjang hingga tak terasa gairahnya terbawa tidur.
Dalam mimpinya Bi Eha menikmati gerayangan lembut ke sekujur tubuhnya. Ia menggeliat penuh kesenangan atas sentuhan jemari kekar kepunyaan Tuan Hartono. Menggerayang melucuti kancing baju tidurnya sampai terbuka lebar, mendemonstrasikan kedua buah dadanya yang mengkal padat berisi. Tanpa sadar Bi Eha mengaco sambil membusungkan dadanya.
“Remas.. uugghh.. isep putingnya.. aduuhh enaknya..”

Kedua tangan Bi Eha memegang kepala tersebut dan membenamkannya ke dadanya. Tubuhnya menggeliat mengekor jilatan di kedua putingnya. Bi Eha megap-megap saking merasakan sedotan dan remasan di kedua payudaranya, sehingga ia terbangun dari mimpinya. agen casino

Perlahan ia membuka kedua matanya sambil menikmati mimpinya masih terasa walau sudah terbangun. Setelah matanya terbuka, ia baru sadar bahwa ternyata ia tidak sedang mimpi. Ia menengok ke bawah dan ternyata terdapat seseorang tengah menggumuli bukit kembarnya dengan sarat nafsu. Ia mengira Tuan Hartono yang sedang mencumbuinya. casino uang asli

Dalam hati ia bersorak kegirangan sekaligus heran atas keberanian majikannya ini walau sang istri terdapat di rumah. Apa tidak fobia ketahuan. Tiba-tiba ia sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana bila istrinya datang?

Bi Eha langsung bangkit dan mendorong tubuh yang menindihnya dan berkeinginan mengingatkan Tuan Hartono akan kondisi yang tidak memungkinkan ini. Namun belum sempat perkataan keluar, ia menyaksikan ternyata orang tersebut bukan Tuan Hartono?! Yang lebih mengejutkannya lagi ternyata orang tersebut tidak lain ialah Andre, putra tunggal majikannya yang masih berumur 15 tahunan!?

“Den Andre?!” pekiknya sambil menyangga suaranya.
“Den ngapain di kamar Bibi?” tanyanya lagi keadaan bingung melihat wajah Andre yang merah padam.
Mungkin sebab birahi bercampur malu ketahuan kelakuan nakalnya.
“Bi.. ngghh.. anu.. ma-maafin Andre..” katanya dengan suara memelas.

Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah Bi Eha.

“Tapi.. barusan nga.. ngapain?” tanyanya lagi sebab tak pernah menduga anak majikannya berani melakukan seperti tersebut padanya.
“Andre.. ngghh.. awalnya mau mohon tolong Bibi bikinin minuman..” katanya menjelaskan.
“Tapi masa-masa liat Bibi lagi tidur seraya menggeliat-geliat. . ngghh.. Andre nggak tahan..” katanya kemudian.

“Oohh.. Den Andre.. tersebut nggak boleh. Nanti bila ketahuan Papa Mama gimana?” Tanya Bi Eha.
“Andre tahu tersebut salah.. tapi.. ngghh..” jawab Andre ragu-ragu.
“Tapi kenapa?” Tanya Bi Eha penasaran
“Andre pengen kayak Kang Ujang..” jawabnya kemudian.

Kepala Bi Eha laksana disamber geledek mendengar perkataan Andre. Berarti dia tahu perbuatannya dengan Satpam itu, kata hatinya panik. Wah bagaimana ini?

“Kenapa Den Andre pengen itu?” tanyanya lantas dengan lembut.
“Andre tidak jarang ngebayangin Bibi.. juga.. ngghh.. anu..”
“Anu apa?” desak Bi Eha kian penasaran.
“Andre suka ngintip.. Bibi lagi mandi,” akunya seraya melirik ke arah pakaian istirahat Bi Eha yang telah terbuka lebar.

Andre melenguh panjang menonton bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada pengasuhnya itu. Bi Eha dengan refleks membereskan bajunya guna menutupi dadanya yang telanjang. Kurang ajar mata anak bau kencur ini, gerutu Bi Eha dalam hati. Nggak jauh lain dengan Bapaknya. casino online indonesia

“Boleh khan Bi?” kata Andre kemudian.
“Boleh apa?” sentak Bi Eha mulai sewot.
“Boleh itu.. ngghh.. anu.. kayak tadi..” pinta Andre tanpa rasa bersalah sambil mendekati pulang Bi Eha.
“Den Andre tidak boleh kurang ajar begitu sama perempuan.., ” katanya sambil mundur menjauhi anak itu. “Nggak boleh!”

“Kok Kang Ujang boleh? Nanti Andre bilangin lho..” kata Andre mengancam.
“Eh jangan! Nggak boleh bilang ke siapa-siapa. .” kata Bi Eha panik.
“Kalau gitu boleh dong Andre?”

Kurang ajar bener anak ini, berani-beraninya mengancam, makinya dalam hati. Tapi bagaimana bila ia bilang-bilang sama orang lain. Oh Jangan. Jangan sampai! Bi Eha beranggapan keras bagaimana caranya supaya anak ini bisa dikuasai supaya tak kisah kepada yang lain. Bi Eha kemudian tersenyum untuk Andre sambil meraih tangannya. bandar casino online

“Den Andre inginkan pegang ini?” katanya lantas sambil membubuhkan tangan Andre ke atas buah dadanya.

“Iya.. ii-iiya..,” katanya seraya menyeringai gembira.
Andre meremas kedua bukit kembar kepunyaan Bi Eha dengan bebas dan sepuas-puasnya. “Gimana Den.. enak nggak?” Tanya Bi Eha seraya melirik wajah anak itu.

“Tampan pun anak ini, meski masih ingusan namun ia tetap seorang pria juga”, pikir Bi Eha.
Bukankah tadi ia memimpikan kehadiran seorang pria untuk memuaskan rasa dahaga yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak cocok dengan apa yang diharapkan, namun dari pada tidak sama sekali?

Setelah berpikiran laksana itu, Bi Eha menjadi penasaran. Ingin tahu bagaimana rasanya bercinta dengan anak di bawah umur. Tentunya masih polos, lugu dan butuh diajarkan. Mengingat ini urusan Bi Eha jadi terangsang. Keinginannya guna bercinta semakin menggebu-gebu. Kalau saja pria ini ialah Tuan Hartono, tentunya telah ia terkam semenjak tadi dan menggumuli batang kontolnya guna memuaskan nafsunya yang telah ke ubun-ubun. Tapi tunggu dulu. Ia masih anak-anak. Jangan hingga ia kaget dan justeru akan membuatnya ketakutan.

Lalu ia biarkan Andre meremas-remas buah dadanya sesuka hati. Dadanya sengaja dibusungkan supaya anak ini dapat menyaksikan dengan jelas keindahan buah dadanya yang sangat dibanggakan. Andre mengupayakan memilin-milin putingnya seraya melirik ke wajah Bi Eha yang nampak meringis seperti menyangga sesuatu.

“Sakit Bi?” tanyanya.
“Nggak Den. Terus aja. Jangan berhenti. Ya begitu.. terus seraya diremas.. uugghh..”
Andre mengekor semua perintah Bi Eha. Ia merasakan sekali remasannya. Begitu kenyal, montok dan oohh asyik sekali! Pikir Andre dalam hati. Entah mengapa tiba-tiba ia hendak mencium buah dada tersebut dan mengemot putingnya seperti saat ia masih bayi.

Bi Eha terperanjat akan evolusi ini sekaligus senang sebab meski sedotan tersebut tidak semahir pria dewasa tapi lumayan membuatnya terangsang hebat. Apalagi tangan Andre satunya lagi telah mulai berani mengelus-elus pahanya dan merambat naik di balik baju tidurnya. Perasaan Bi Eha sambil melayang dengan cumbuan ini. Ia telah tak sabar menantikan gerayangan tangan Andre di balik roknya segera hingga ke pangkal pahanya. Tapi nampaknya tidak sampai-sampai. Akhirnya Bi Eha mendorong tangan tersebut menyusup lebih dalam dan langsung menyentuh wilayah paling sensitive. Bi Eha memang tak pernah menggunakan pakaian dalam bila sedang tidur. “Tidak bebas”, katanya.
Andre terperanjat begitu jemarinya menyentuh wilayah yang terasa begitu hangat dan lembab. Hampir saja ia unik lagi tangannya bila tidak disangga oleh Bi Eha.


“Nggak apa-apa.. pegang aja.. pelan-pelan. . ya.. terus.. begitu.. ya.. teruusshh.. uggh Den enaak!”
Andre motivasi mendengar erangan Bi Eha yang begitu merangsang. Sambil terus mengemot puting susunya, jemarinya mulai berani mempermainkan bibir kemaluan Bi Eha. Terasa hangat dan tidak banyak basah. Dicoba-cobanya menusuk celah salah satu bibir itu. Terdengar Bi Eha melenguh. Andre meneruskan tusukannya. Cairan yang mulai rembes di wilayah itu menciptakan jari Andre gampang melesak ke dalam dan terus semakin dalam.

“Akhh.. Den masukin terusshh.. ya begitu. Oohh Den Andre pinter!” desah Bi Eha mulai meracau ucapannya saking hebatnya rangsangan ke sekujur tubuhnya.
Sambil terus mengajak Andre melakukan ini dan itu. Tangan Bi Eha mulai menggerayang ke tubuh Andre. Pertama-tama ia lucuti pakaian atasnya lantas melepaskan ikat pinggangnnya dan langsung merogoh ke balik celana dalam anak itu.

“Mmmpphh..”, desah Bi Eha begitu menikmati batang kontol anak tersebut sudah keras laksana baja.
Ia melirik ke bawah dan menyaksikan batang Andre mengacung tegang sekali. Boleh pun anak ini. Meski tidak sebesar bapaknya, tapi lumayan besar guna ukuran anak seumurnya. Tangan Bi Eha mengocok perlahan batang itu. Andre melenguh keenakan.
“Oouhhgghh.. Bii.. uueeanaakkhh! ” pekik Andre perlahan.

Bi Eha tersenyum senang melihatnya. Anak ini semakin menggemaskan saja. Kepolosan dan keluguannya menciptakan Bi Eha semakin terangsang dan tak tahan menghadapi emotan bibirnya di puting susunya dan gerakan jemarinya di dalam liang memknya. Rasanya ia tak powerful menahan tekanan hebat dari dalam dirinya. Tubuhnya bergetar.. lalu.., Bi Eha menikmati semburan hangat dari dalam dirinya berkali-kali. Ia telah orgasme. Heran juga. Tak seperti seringkali ia secepat tersebut mencapai puncak kenikmatan. Entah kenapa. Mungkin sebab dari tadi ia telah terlanjur bernafsu diperbanyak pengalaman baru dengan anak di bawah umur, sudah membuatnya cepat orgasme.

Andre terperangah menonton ekspresi wajah Bi Eha yang nampak begitu menikmatinya. Guncangan tubuhnya menciptakan Andre menghentikan gerakannya. Ia terpukau melihatnya. Ia takut justeru membuat Bi Eha kesakitan.

“Bi? Bibi kenapa? Nggak apa-apa khan?” tanyanya demikian polos.
“Nggak sayang.. Bibi malah sedang merasakan perbuatan Den Andre,” demikian kata Bi Eha sambil menciumi wajah tampan anak itu.

Dengan sarat nafsu, bibir Andre dikulum, dijilati sedangkan kedua tangannya menggerayang ke sekujur tubuh anak muda ini. Andre senang menyaksikan kegarangan Bi Eha. Ia balas menyerang dengan meremas-remas kedua payudara pengasuhnya ini, kemudian mempermainkan putingnya.
“Aduh Den.. enak sekali. Den Andre pinter.. uugghh!” erang Bi Eha kenikmatan.

Bi Eha benar-benar menyenangi anak ini. Ia hendak memberikan yang terbaik bikin majikan mudanya ini. Ingin memberikan kesenangan yang tak bakal pernah ia lupakan. Ia yakin Andre masih perjaka tulen. Bi Eha semakin terangsang menginginkan nikmatnya semburan cairan mani perjaka. Lalu ia mendorong tubuh Andre sampai telentang lurus di ranjang dan mulai menciuminya dari atas sampai bawah. Lidahnya menyapu-nyapu di dekat kemaluan Andre. Melumat batang yang telah tegak laksana besi tiang pancang dan megulumnya dengan sarat nafsu.

Tubuh Andre berguncang keras menikmati nikmatnya cumbuan yang begitu lihai. Apalagi ketika lidah Bi Eha mempermainkan biji pelernya, lantas melata-lata ke sekujur batang kemaluannya. Andre menikmati bagian bawah perutnya berkedut-kedut dampak jilatan itu. Bahkan saking enaknya, Andre merasa tak mampu lagi menahan tekanan yang bakal menyembur dari ujung moncong kemaluannya. Bi Eha rupanya menikmati hal itu. Ia tak menginginkannya. Dengan cepat ia mencungkil kulumannya dan langsung memencet pangkal batang kemaluan Andre sampai-sampai tidak langsung menyembur.
“Akh Bi.. kenapa?” Tanya Andre bingung sebab barusan ia menikmati air maninya bakal muncrat namun tiba-tiba tidak jadi.

“Nggak apa-apa. Tenang saja, Den. Biar tambah enak,” jawabnya sambil naik ke atas tubuh Andre.
Dengan posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Eha menunjukkan batang kontol Andre serupa ke arah liang memknya. Perlahan-lahan tubuh Bi Eha turun seraya memegang kontol Andre yang telah mulai masuk.

“Uugghh.. enak nggak Den?”
“Aduuhh.. Bi Eha.. sedaapphh..! ” pekiknya.

Andre menikmati batang kontolnya laksana disedot liang memk Bi Eha. Terasa sekali kedutan-kedutannya. Ia kemudian menggerakan pantatnya naik turun. Konotlnya bergerak ceapt terbit masuk liang nikmat itu. Bi Eha enggan kalah. Pantatnya bergoyang ke kanan-kiri mengimbangi tusukan kontol Andre.

“Auugghh Deenn..uueennaakk! ” jerit Bi Eha laksana kesetanan.
“Terus Den, tidak boleh berhenti. Ya tusuk ke situ.. auughgg.. aakkhh..”
Andre mempercepat gerakannya sebab mulai menikmati air maninya bakal muncrat.
“Bi.. saya inginkan keluaarr..” Jeritnya.
“Iya Den.. ayo.. keluarin aja. Bibi pun mau keluar.. ya terusshh.. oohh teruss..” katanya tersengal-sengal.

Andre mengupayakan bertahan sekuat tenaga dan terus menggenjot liang memk Bi Eha dengan tusukan bertubi-tubi hingga akhirnya kewalahan menghadapi goyangan pinggul wanita kawakan ini. Badannya hingga terangkat ke atas dan sambil mendekap tubuh Bi Eha erat-erat, Andre menyemburkan cairan kentalnya berkali-kali.


“Crot.. croott.. crott!”
“Aaakkhh..” Bi Eha pun mengalami orgasme.
Sekujur tubuhnya bergetar hebat dalam pelukan erat Andre.
“Ooohh.. Deenn.. hebat sekali..”

Kedua manusia yang tengah tak sempat daratan ini bergulingan di atas ranjang menikmati sisa-sisa akhir dari kesenangan ini. Nafas mereka tersengal-sengal. Peluh mengairi seluruh tubuh mereka walau udara malam di luar lumayan dingin. Nampak senyum Bi Eha mengembang di bibirnya. Penuh dengan kepuasan. Ia melirik genit untuk Andre.
“Gimana Den. Enak khan?”

“Iya Bi, enak sekali,” jawab Andre seraya mendekap Bi Eha.
Tangannya mencolek badung ke buah dada Bi Eha yang menggelantung serupa di depan mukanya.
“Ih Aden nakal,” katanya semakin genit.


Tangan Bi Eha pulang merayap ke arah batang kontol Andre yang telah lemas. Mengelus-elus perlahan sampai batang tersebut mulai menunjukkan kembali kehidupannya.
“Bibi isep lagi ya Den?”

Andre hanya dapat mengangguk dan kembali menikmati hangatnya mulut Bi Eha saat mengulum kontolnya. Mereka pulang bercumbu tanpa mengenal masa-masa dan baru berhenti saat terdengar kokok ayam bersahutan. Andre meninggalkan kamar Bi Eha dengan tubuh lunglai. Habis telah tenaganya sebab bercinta semalaman. Tapi nampak wajahnya berseri-seri sebab malam tersebut ia sudah menikmati pengalaman yang luar biasa.

No comments:

Post a Comment