Saat saya ngekost di sebuah lokasi tinggal yang terdiri dari sejumlah kamar, beruntung samping kamarku di huni oleh gadis cantik imut dan seksi, sperti biasa masing-masing kamar terdapat ventilasi anginnya tadinya saya tutup dengan kertas putih sebelum terdapat gadis yang menduduki sebelah kamarku, Karena tau bila ada gadis cantik aku lepas penutup kertasnya dan dapat melihat kegiatan pada sebelah kamarku.
Suatu malam saya mendengar bunyi pintu di sebelah kamarku dibuka, kemudian saya seperti seringkali naik ke atas meja guna mengintip. Ternyata gadis tersebut baru kembali dari sekolahnya…, namun kok hingga larut malam begini tanyaku dalam hati.
Gadis manis tersebut yang belakangan namanya kuketahui yakni Nabila, membubuhkan tasnya lalu menanggalkan sepatunya lantas mengambil segelas air putih dan meminumnya…, kesudahannya ia duduk di kursi seraya mengusung kakinya menghadap pada lubang angin lokasi saya mengintip. Nabila sama sekali tak dapat melihat ke arahku sebab lampu kamarku sudah kumatikan sehingga justeru saya yang dapat leluasa menyaksikan ke dalam kamarnya.
Pada posisi kakinya yang diusung di atas kursi, tampak jelas celana dalamnya yang putih dengan gundukan kecil di tengahnya…, kemudian saja tiba-tiba kontolku yang berada dalam celanaku otomatis mulai ereksi. Mataku mulai melotot menyaksikan keindahan yang tiada duanya, lagipula ketika Nabila kemudian bangkit dari kursi dan mulai mencungkil baju dan rok sekolahnya sehingga sekarang tinggal BH dan celana dalamnya.
Sejenak ia bercermin menyimak tubuhnya yang ramping putih dan tangannya mulai meluncur pada toketnya yang ternyata masih kecil juga. Diusapnya toketnya dengan lembut. Dipuntirnya pelan puting susunya seraya memejamkan mata, rupanya ia mulai menikmati nikmat, kemudian tangan satunya meluncur ke bawah, ke celana dalamnya digosoknya dengan pelan, tangannya mulai masuk ke celananya dan bermain lama.
Saya bergetar lemas melihatnya, sementara kontolku sudah paling tegang sekali. Lalu kulihat Nabila mulai mencungkil celana dalamnya dan…, Wowww, belum terdapat bulunya sama sekali, suatu meki yang menggunduk laksana gunung kecil yang tak berbulu.
Ohh, begitu indah, begitu mempesona. Lalu kulihat Nabila naik ke lokasi tidur, menelungkup dan menggoyangkan pantatnya ibarat sedang bersetubuh.
Nabila menggoyang pantatnya ke kiri, ke kanan…, naik dan turun…, rupanya sedang mencari kesenangan yang hendak sekali ia rasakan, namun sampai lama Nabila bergoyang rupanya kenikmatan tersebut belum dicapainya, Lalu ia bangkit dan mengarah ke kursi dan ditempelkannya meqkinya pada ujung kursi seraya digoyang dan ditekan maju mundur.
Kasihan Nabila…, rupanya ia sedang terangsang berat…., bunyi nafasnya yang ditahan mencerminkan ia sedang berjuang meraih dan mencari kesenangan surga, Namun belum pun selesai, Nabila lantas mengambil spidol…, diairi dengan ludahnya kemudian pelan-pelan spidol tersebut dimasukan ke lubang meqkinya, begitu spidol tersebut masuk selama satu atau dua centi matanya mulai merem melek dan erangan nafasnya kian memburu,
“Ahh…, ahh”, Lalu dicopotnya spidol tersebut dari meqkinya, kini jari tengahnya mulai pun dicolokkan ke dalam meqkinya…, kesatu…, jari tersebut masuk sekedar kukunya lantas ia dorong lagi jarinya guna masuk lebih dalam yakni setengahnya, ia melenguh,
“Oohh…, ohh…, ahh”, namun heran saya jadinya, jari tengahnya ditarik keluar lagi dari meqkinya, tidak cukup nikmat rupanya…, kemudian ia menyaksikan sekeliling menggali sesuatu…, saya yang menonton semua itu sungguh-sungguh sudah tak tahan lagi.
Kontolku sudah paling mengeras dan tegang luar biasa, kemudian kubuka celana dalamku dan kini kontolku bebas bangun lebih gagah, lebih banyak lagi ereksinya menyaksikan meqki si Nabila yang sedang terangsang itu.
Lalu saya mengintip lagi dan kini Nabila rupanya sedang menempelkan meqkinya yang bahenol tersebut pada ujung meja belajarnya. Kini gerakannya maju mundur seraya menekannya dengan kuat, lama ia melakukan seperti itu…, dan tiba-tiba ia melenguh, “Ahh…, ahh…, ahh”, rupanya ia sudah mencapai kesenangan yang dicari-carinya.
Setelah selesai, ia kemudian berbaring di lokasi tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Kini posisinya tepat sedang di depan pandanganku. Kulihat meqkinya yang berubah warna menjadi agak kemerah-merahan sebab digesek terus dengan ujung kursi dan meja.
Terlihat jelas meqkinya yang menggembung kecil ibarat kue apem yang hendak rasanya kutelan, kulumat habis…, dan tanpa terasa tanganku mulai mengurangi biji kontolku dan kukocok kontolku yang sedang dalamn posisi “ON”.
Kuambil tidak banyak krim pembersih muka dan kuoleskan pada kepala kontolku, kemudian kukocok terus, kukocok naik turun dan, “Akhh”, saya mengeluh pendek saat air maniku muncrat ke tembok seraya mataku tetap menatap pada meqki Nabila yang masih telentang di lokasi tidurnya.
Nikmat sekali rasanya onani sambil menonton Nabila yang masih berbaring telanjang bulat. Kuintip lagi pada lubang angin, dan rupanya ia ketiduran, barangkali capai dan lelah.
Esok harinya saya bangun kesiangan, kemudian saya mandi dan buru-buru berangkat ke kantor. Di kantor laksana biasa tidak sedikit kerjaan menumpuk dan rasanya hingga jam sembilan malam saya baru selesai. Meja kubereskan, komputer kumatikan dan saya kembali naik taksi dan selama jam sepuluh saya hingga ke lokasi kostku.
Setelah santap malam tadi di jalanan, saya masih membuka kulkas dan meminum bir dingin yang bermukim dua botol. saya duduk dan mengobarkan TV, ku-stel volumenya lumayan pelan. saya memang orang yang tak suka berisik, dalam bicarapun saya senang bunyi yang pelan, bila ada perempuan di kantorku yang berbunyi keras, saya langsung menghindar, saya tak suka. Acara TV rupanya tak terdapat yang bagus, kemudian kuingat kamar sebelahku, Nabila…, yang tadi malam sudah kusaksikan segalanya yang menciptakan saya sangat hendak memilikinya
Saya naik ke lokasi biasa dan mulai lagi mengintip ke kamar sebelah. Nabila yang cantik tersebut kulihat tengah istirahat di kasurnya, kulihat nafasnya yang tertata naik turun menandakan bahwa ia sedang sungguh-sungguh tidur pulas.
Tiba-tiba nafsu jahilku timbul, dan segera kuganti celana panjangku dengan celana pendek dan dalam celana pendek tersebut saya tak menggunakan celana dalam lagi, saya telah nekat, kamar kostku kutinggalkan dan saya pura-pura duduk di luar kamar sambil mengisap rokok sebatang ji sam su.
Setelah kulihat situasinya aman dan tak terdapat lagi orang, ternyata pintunya tak di kunci, barangkali ia tak sempat atau pun memang telah ngantuk sekali, jadi ia tak memikirkan lagi mengenai kunci pintu.
Dengan berjingkat, saya masuk ke kamarnya dan pintu langsung kukunci pelan dari dalam, kuhampiri lokasi tidurnya, kemudian saya duduk di lokasi tidurnya memandangi wajahnya yang mungil dan, “Alaamaak”, Nabila menggunakan daster yang tipis, daster yang tembus pandang sampai-sampai celana dalamnya yang kini berwarna merah muda paling jelas terbayang di hadapanku.
“Ohh…, glekk”, saya menelan ludah sendiri dan repotnya, kontolku langsung tegang sempurna sehingga terbit dari celana pendekku. Kulihat wajahnya, matanya, alisnya yang tebal, dan hidungnya yang mancung agak tidak banyak menekuk tanda bahwa gadis ini memiliki nafsu besar dalam seks, tersebut memang rahasia lelaki untuk yang tahu. Ingin rasanya saya langsung menubruk dan mejebloskan kontolku ke dalam meqkinya, namun saya tak mau sembrono seperti itu.
Setelah saya yakin bahwa Nabila benar-benar telah pulas, pelan-pelan kubuka tali dasternya, dan terbukalah, kemudian saya sampirkan ke samping. Kini kulihat pahanya yang putih kecil dan padat itu. Sungguh sebuah pemandangan yang paling menakjubkan, lagipula celana dalamnya yang mini menciptakan gundukan kecil ibarat gunung merapi yang masih ditutupi oleh awan menciptakan kontolku mengejat-ngejat dan mengangguk-ngangguk.
Pelan-pelan tanganku kutempelkan pada meqkinya yang masih tertutup itu, saya diam sejenak takut bila kalau Nabila bangun, saya dapat kena malu, namun rupanya Nabila benar-benar tertidur pulas, kemudian saya mulai menyibak celana dalamnya dan menyaksikan meqkinya yang mungil, lucu, menggembung, ibarat kue apem yang ujungnya ditempeli suatu kacang.
“Huaa”, saya merinding dan gemetar, kumainkan jariku pada pinggiran meqkinya, kuputar terus, kugesek pelan, sekali-sekali kumasukkan jariku pada lubang kecil yang sungguh-sungguh indah, bulunyapun masih tipis dan lembut.
Kontolku rasanya kian ereksi berat, saya mendesah lembut. Ahh, indahnya kau Nabila, alangkah kuingin memilikimu, saya menyayangimu, cintaku langsung melulu untukmu. Oh, saya terperanjat sejenak saat Nabila bergerak, rupanya ia menggerakkan tangannya sejenak tanpa sadar, sebab saya mendengar nafasnya yang tertata berarti ia sedang istirahat pulas.
Lalu dengan nekatnya kuturunkan celana dalamnya perlahan tanpa bunyi, pelan, pelan, dan lepaslah celana dalam dari tempatnya, lantas kulepas dari kakinya sehingga sekarang Nabila benar-benar telanjang bulat.
Luar biasa, estetis sekali bentuknya, dari kaki hingga wajahnya kutatap tak berkedip. Toketnya yang masih berupa puting tersebut sangat estetis sekali. Akh, paling luar biasa, pelan-pelan kutempelkan wajahku pada meqkinya yang merekah bak bunga mawar, kuhirup wewangian wanginya yang khas.
Oh, saya benar-benar tak tahan, kemudian lidahku kumainkan di dekat mekinya. saya memang familiar sebagai si pandai lidah, sebab setiap perempuan yang telah pernah kena lidahku atau jilatanku tentu akan ketagihan, saya memang jago memainkan lidah, maka saya praktekan pada meqki si Nabila ini. Lereng gunung meqkinya kusapu dengan lidahku, kuayun lidahku pada pinggiran kemudian sekali-kali sengaja kusenggol clitorisnya yang estetis itu.
Kemudian gua kecil tersebut kucolok lembut dengan lidahku yang sengaja kuulur panjang, saya belai terus, saya colok terus, kujelajahi gua indahnya sampai-sampai lama-kelamaan gua tersebut mulai basah, lembab dan berair.
Oh, nikmatnya air itu, wewangian yang khas membuatku terkejet-kejet, kontolku telah tak sabar lagi, namun saya masih takut bila kalau Nabila terbangun dapat runyam nanti, tetapi tekanan kuat pada kontolku sudah paling besar sekali.
Nafasku benar-benar tak karuan, namun kulihat Nabila masih tetap saja pulas tidurnya.-Akupun lebih energik lagi, kini semua keterampilan lidahku kupraktekan ketika ini juga, spektakuler memang, meki yang mungil, meki yang indah, meki yang telah basah.
Rasanya laksana sudah siap menanti tibanya senjataku yang telah berontak guna menerobos gua estetis misterius yang ditumbuhi rumput tipis kepunyaan Nabila, tetapi kutahan sebentar, sebab lidahku dan jilatanku masih asyik bermain di sana, masih memberikan kesenangan yang paling luar biasa untuk Nabila.
Sayang Nabila tertidur pulas, andaikata Nabila dapat merasakan dalam suasana sadar tentu sangat luar biasa kesenangan yang sedang dirasakannya itu, namun walaupun Nabila ketika ini sedang tertidur pulas secara psycho seks yang berlangsung secara alami dan biologis,…nikmat yang amat sangat tersebut pasti terbawa dalam mimpinya, tersebut pasti dan pasti, walaupun yang dirasakannya kini ini melulu sekitar 25%, Buktinya dengan nafasnya yang mulai tersengal dan tak tertata serta meqkinya yang telah basah, tersebut menandakan hal psycho tsb telah bekerja dengan baik. Sehingga nikmat yang luar biasa tersebut masih dapat dirasakan seperempatnya dari keseluruhannya bila di ketika sadar.
Akhirnya Karena kupikir sudah lumayan rasanya lidahku bermain di meqkinya, maka pelan-pelan kontolku yang memang sudah mohon terus semenjak tadi kuoles-oleskan dulu sesaat pada ujung meqkinya, kemudian pada clitorisnya yang mulai memerah sebab nafsu, rasa basah dan hangat pada meqkinya menciptakan kontolku bergerak sendiri otomatis laksana mencari-cari lubang gua dari titik nikmat yang terdapat di meqkinya.
Dan saat kontolku dirasa sudah lumayan bermain di wilayah istimewanya, maka dengan hati-hati tetapi pasti kontolku kumasukan perlahan-lahan ke dalam meqkinya…, pelan, pelan dan, “sleeppp…, sleseppp”, kepala kontolku yang gundul telah tak kelihatan sebab batas di kepala kontolku telah masuk ke dalam meqki Nabila yang hangat nikmat itu.
Lalu kuperhatikan sejenak wajahnya, Masih!.., dia, Nabila masih pulas saja, melulu sesaat saja kadang nafasnya agak tidak banyak tersendat,
“Ehhss…, ehh…, sss”, laksana orang ngigau. Lalu kucabut lagi kontolku tidak banyak dan kumasukkan lagi agak lebih dalam kira-kira nyaris setengahnya,
“Akhh…, ahh, alangkah nikmatnya, alangkah enaknya meqkimu Nabila, alangkah seretnya lubangmu sayang”. Oh, gerakanku terhenti sebentar, kutatap lagi wajahnya yang sungguh-sungguh cantik yang menggambarkan sumber seks yang spektakuler dari wajah mata dan hidungnya yang agak menekuk sedikit,.. ohh Nabila, alangkah sempurnanya tubuhmu, alangkah enaknya meqkimu, alangkah nikmatnya lubangmu. Oh, apapun yang terjadi saya bakal bertanggung jawab guna semuanya ini. saya paling menyayangimu.
Lalu pulang kutekan agak dalam lagi kontolku supaya dapat masuk lebih jauh lagi ke dalam mekinya,
“Bleeeess…, blesssess”, “Akhh…, akhh”, sungguh luar biasa, sungguh nikmat sekali meqkinya, belum pernah sekitar ini ada perempuan yang memiliki meqki seenak dan segurih kepunyaan Nabila ini.
Ketika kumasukan kontolku lebih dalam lagi, kulihat Nabila agak tersentak sedikit, barangkali dalam mimpinya ia menikmati kaget dan nikmat pun yang spektakuler dan nikmat yang amat sangat saat senjataku sungguh-sungguh masuk, lagi-lagi ia mengerang, erangan nikmat, erangan sorga yang saya yakin sekali bahwa Nabila tentu merasakannya walaupun dirasa dalam tidurnya.
Sayapun demikian, saat kontolku telah masuk seluruh ke dalam meqkinya, kutekan lagi sampai tenggelam habis, kemudian kuangkat lagi dan kubenamkan lagi seraya kugoyangkan perlahan ke kanan kiri dan ke atas dan bawah, gemetar badanku menikmati nikmat yang bahwasannya yang diserahkan oleh meqki Nabila ini, mengherankan sangat luar biasa, meqkinya paling menggigit lembut, menghisap pelan serta lembut dan meremas senjataku dengan lembut dan kasih sayang. Benar-benar meqki yang luar biasa. Oh Nabila, tak bakal kutinggalkan kamu.
Lalu dengan lebih motivasi lagi saya mendayung dengan kecepatan yang taktis sambil menciptakan goyangan dan gerakan yang memang telah kuciptakan sebagai resep guna memuaskan Nabila ini. Akhirnya senjataku kubenamkan berakhir ke dasar meqkinya yang lembut, berakhir kutekan kontolku dalam-dalam.
Aakh, Nabila memang bukan main, walaupun lubang mekinya tersebut kecil tetetapi mengherankan bisa menampung senjata meriam milikku yang kurasa lumayan besar dan panjang, belum lagi dengan urat-urat yang tumbuh di dekat batang kontolku ini, meki yang luar biasa.
Lama-kelamaan, saat kontolku benar-benar kuhunjamkan berakhir dalam-dalam pada meqkinya, saya mulai menikmati seperti rasa nikmat yang luar biasa, yang bakal muncrat dari lubang perkencinganku.
“Ohh…, ohh”, kupercepat gerakanku naik turun, dan kesudahannya muncratlah air maniku di dalam meqkinya yang sempit itu. saya langsung lemas, dan segera kucabut kontolku itu, fobia Nabila terbangun.
Dan sesudah selesai, saya segera membereskan lagi. Celana dalamnya kupakaikan lagi, begitu pun dengan dasternya pun saya kenakan lagi padanya. Sebelum kutinggalkan, saya kecup dulu keningnya sebagai tanda sayang dariku, sayang yang sungguh-sungguh timbul dari diriku, dan kesudahannya pelan-pelan kamarnya kutinggalkan dan pintunya kututup lagi.
Saya masuk lagi ke kamarku, berbaring di lokasi tidurku, seraya menerawang, saya menghayati permainan tadi. Oh, sungguh suatu kesenangan yang tiada taranya. Dan Sayapun tertidur dengan pulas.
Keesokan harinya laksana biasa saya bangun pagi, mandi dan siap berangkat ke kantor, tetapi ketika berkeinginan menutup pintu kamar, tiba-tiba Nabila terbit dan tersenyum padaku.
“Mau berangkat Pak?”, tanyanya, saya dengan gugup kesudahannya mengiyakan ucapannya, kemudian kujawab dengan pertanyaan lagi.
“Kok Nabila nggak sekolah?”.
“Nanti Pak, Nabila giliran masuk siang”, akupun tersenyum dan Nabilapun kemudian bergegas ke depan rumah, rupanya mau menggali tukang bubur ayam, perutnya lapar barangkali. Taxi kucegat dan saya langsung berangkat ke kantor.
No comments:
Post a Comment